Bagian 34

186 13 0
                                    


Satu pesan masuk.

Nama Adra bertengger diponsel Tasya. Tanpa pikir panjang Tasya langsung membuka pesannya. Tidak perduli meskipun ia hanya mendapat satu balasan dari Adra setidaknya Adra tidak lagi meninggalkannya dalam kekhawatiran tanpa jeda. Ini sudah hari ketiga setelah Adra menghilang tanpa kabar. Dan dalam tiga hari itu pula pikirannya selalu mengarah pada Adra.

Adra; aku udah balik ke Jogja, Ra.

Dada Tasya terasa nyeri, "diJogja? Tanpa pamit?"

Bohong kalau dia bilang tidak kecewa, ia kecewa, sangat kecewa. Kenapa tidak pamitan? Bukannya Adra bilang mau menetap diJakarta? Memang ya ucapan lelaki tidak bisa dipegang. Bisanya discreenshoot, ah di screenshoot saja kadang tidak diakui. Perasaannya kecewa, tapi ia takut kalau menunjukkan kekecewaannya hanya membuat Adra merasa bersalah dan timbul masalah baru yang semakin runyam.

Tasya; iya, gak apa. Aku boleh vidiocall? Kangen.

Sebagian dari dirinya kangen, tapi sebagian yang lain hanya ingin melihat perkembangan luka Adra. Masih berbekas atau sudah sembuh total. Wajah Adra yang tidak begitu tampan itu terlalu kasian kalau meninggalkan bekas lebam biru.

Adra; lagi diluar, nanti ya.

Balasan pesan Adra begitu membingungkan. Tasya merasa canggung, seperti bukan Adra yang biasanya. Bukan seperti Adra pacarnya malah terlihat mirip orang asing yang sedang membalas pesannya. Adra hilang ingatan kalau Tasya ini pacarnya? Ah, mana mungkin baru juga hilang 3 hari.

Tasya; by, kamu baik-baik aja?
Adra; emangnya aku sakit?
Tasya; bilang 'sayang Kara' dulu

Tasya tidak mendapat balasan dari Adra tapi ia masih setia menunggu. Tak berhenti menatapi ponselnya yang berdiam sejak tadi. Beberapa menit kemudian ponselnya bergetar, Tasya tersenyum senang. Dilihatnya pengirim pesan tapi ternyata pesannya berasal dari grup gosip. Daripada ia gabut menunggu balasan Adra yang lama, Tasya memutuskan ikut nimbrung bergosip ria bersama ketiga sahabatnya.

Rere mengirim link

Kia : link apaan?
Reyna : Astaghfirullah
Tasya : Anjir Reyna langsung nyebut, apaan nih
Rere : tumben lo semangat ngegosip, Sya?
Tasya : lagi mood
Kia :jir-jir-jir, parah-parah-parah

Linknya macet, Tasya belum sempat membuka. Ia benar-benar penasaran melihat tanggapan Reyna dan Kia yang sebegitunya. Langsung dikirim linknya ke Line Donny.

"SYA!" teriak Donny dengan mata melotot. Donny kini berdiri diambang pintu, lalu berlari kearah Tasya yang masih bingung dengan keadaan, "ngapain lo kirim link bokep ke gue?"

"HA?!"

Buru-buru diketik balasan untuk Rere.

Tasya : ngapain lo ngirim link bokep ke gue?! Gue kirim ke Donny tadi gara-gara wifi macet!!
Rere : gobs banget ini anak YaTuhan!!
Kia : Sya, polos boleh goblok jangan
Rere : lo liat pemerannya!! bukan isi vidionya!!
Reyna : jangan Sya dosa
Kia : liat buruan, Sya!
Rere : udah sekali aja nambah dosa gak masalah

Ada dua setan dan satu malaikat didalam grup. Maaf Reyna, dua lawan satu yang menang pasti yang dua. Tasya merepet pada Donny, "lo masih liat bokepnya?! Astaga tobat!!!" seru Tasya. Donny melihat vidio yang Tasya kirim tadi, durasi dalam vidio tersebut 8 menit dan Donny sudah mencapai menit ke 7 sudah dapat dipastikan dia melihat dari awal hingga akhir.

"goblok, lo ngirim ini pas gue nonton tv bareng Mami. Gak pake headset lagi, VOLUME FULL. Kebayangkan gimana ekspresi Mami?!" Donny balas berteriak.

Tasya kikuk, "terus kata Mami apaan?"

"Mami melotot terus gue alesan 'anak-anak cowo Ma biasa kirim vidio ginian'" balas Donny enteng.

Anxiety [18+] End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang