🌹🌹🌹
Hubungan Kama dan juga Aleta adalah rahasia. Hanya segelintir orang saja yang tahu mengenai hubungan mereka.
Sudah tiga tahun lamanya mereka merajut hubungan. Dari Aleta masih seorang mahasiswa, sampai kemudian magang dan menjadi sekretaris di perusahaan Kama. Semua berjalan mulus pada awalnya. Kama pun juga berniat membawa Aleta ke hadapan orang tuanya, sebelum sang mama mencetuskan permintaan konyol untuk membuatnya menikahi Briona.
Meskipun di dalam kantor tidak dilarang menjalin hubungan dengan sesama rekan, tidak sekalipun Kama dan Aleta menunjukkan hal yang berlebih.
Aleta marah tentu saja saat tahu kalau Kama diminta menikahi seseorang yang ‘katanya’ sudah pria itu anggap sebagai adiknya sendiri. Sempat berencana untuk mundur karena dia bukanlah perempuan yang mempertahankan hubungan dengan suami orang, namun dengan keras kepala pula, Kama menahannya untuk tidak pergi.
“Aku nggak ada perasaan apapun sama dia,” katanya waktu itu. Memeluk erat tubuh Aleta yang hendak berlalu dari hadapannya. “Demi Tuhan kalau kamu pergi, aku sama siapa, Ale?”
“Kamu punya istri, Mas!” Aleta bergumam lirih di antara isaknya yang tidak dapat lagi diredam. “Aku nggak mau mencederai pernikahan kamu.”
“Nggak ada pernikahan. Aku hanya menuruti permintaan Mama. Demi apapun, aku janji akan menceraikannya saat waktunya sudah tepat.”
Aleta terdiam kaku. Kedua jemarinya mengepal di masing-masing tubuh. Dia mencintai Kama, sangat. Melihat pria itu memeluknya dengan begitu erat juga memohon untuk tidak ditinggalkan membuatnya merasa sakit. “Aku udah sering dengar kalimat itu di sinetron-sinetron, Mas. Aku nggak mau mendengarnya lagi.”
“Briona nggak cinta sama aku.” Kama melonggarkan pelukannya. Meletakkan tangannya ke bahu Aleta dan menatapnya dengan lekat. “Kamu tau dia punya hubungan dengan Elang. Aku akan kumpulkan bukti hubungan mereka untuk tuntutan perceraian nanti.”
Mendengar itu, Aleta mendongak tidak percaya.
Kama melanjutkan, “Jadi aku mohon, jangan tinggalin aku sendiri, Ale. Kamu tau bagaimana aku hidup selama ini.”
Aleta memperhatikan pria itu yang menunduk dalam. Merasa perih ketika bayang-bayang masa lalu kembali menghantui benaknya. Aleta menangis keras, menggerakkan tangannya untuk menangkup kedua pipi prianya.
Kama pria yang baik. Seseorang yang selalu ada untuk Aleta selama tiga tahun ini. Selalu ada di setiap saat Aleta membutuhkannya. Senyum hangat dan wajah berserinya merupakan kebahagiaan Aleta.
Namun ketika mengingat bagaimana pertama kali dirinya mengenal pria itu, semuanya begitu kelabu.
🌹🌹🌹
Briona keluar dari ruangannya ketika makan siang tiba. Bersama Dara, dia turun untuk mengisi perut di kantin kantor.
Keduanya masuk ke dalam lift, lalu secara defensif, Dara bergerak menyembunyikan Briona ke balik tubuhnya saat menemukan dua orang yang berada di sana. Ya, Kama dan Aleta. Tatapan Dara berubah sinis.
Sedangkan Briona yang berada di belakangnya berlagak seolah tidak sedang melihat siapa-siapa. Berdiri diam layaknya patung tanpa emosi. Pengendalian diri dan ekspresinya memang mengagumkan sekali. Dara sampai heran sendiri, karena seandainya dia menjadi Briona, yang sangat ingin dia lakukan adalah melompat ke arah Kama dan menerjangnya. Menamparnya tanpa ampun, menendang selangkangannya sampai pingsan. Mengerikan, bukan? Tapi tentu lebih mengerikan bagaimana sikap pria itu memperlakukan sahabatnya.
Tapi untungnya, situasi memuakkan (bagi Dara) itu tidak berlangsung lama ketika lift berbunyi dan pintu terbuka di lantai dasar. Dengan buru-buru dia menyeret tangan Briona.
“Sumpah ya, Bri. Kenapa lo nggak aduin aja ke nyokap lo sih, kalau kelakuan anaknya tuh bejat? Lo bisa bebas dari kutukan pernikahan lo sendiri, kan?” Dara mengomel. Berhenti pada meja yang biasa mereka duduki saat makan siang.
Briona diam saja. Sudah sering sekali dia mendengar Dara berucap begitu. Namun selalu Briona abaikan. Karena Dara tidak tahu saja, bagaimana sayangnya Briona terhadap sang mama dan tidak ingin mengecewakannya. Jika memang harus bercerai, Briona ingin Kama yang mengawalinya, karena bagaimanapun, Briona berusaha sekuat tenaga untuk menjadi anak yang berbakti di hadapan kedua orangtuanya.
“Bri,” Dara kembali membuka suara ketika makanan yang mereka pesan sudah sampai di hadapan dan siap disantap. “Lo sama Mas Elang kan pernah pacaran, emang ... Nggak ada sedikit aja perasaan lo yang tersisa buat dia?”
Jemari Briona yang mengaduk kuah mi ayam membeku. Dia menatap Dara sekilas sebelum menjawab. “Kita kan, udah putus lama.”
Mendengar itu Dara berdecih sebelum menyeruput kuahnya sendiri dengan tidak sabar. “Tapi lo tau kan, setelah putus sama lo dia nggak pernah punya pacar lagi sampai sekarang.”
Briona kembali menatap Dara dan mengerjap. Sebelum mengangguk membenarkan.
“Lo tau artinya apa?” tanya Dara lagi.
Kening Briona berkerut dalam sebelum mengangkat bahu. Dia malas menebak-nebak.
“Itu karena dia belum move on, Bri. Masih berharap sama lo.”
Kalau itu sih, Briona sudah tahu. Tidak butuh wanita dengan kepekaan ekstra seperti Dara untuk membuat Briona menyadari bagaimana perasaan Elang terhadapnya. Karena terbukti dari pria itu yang selalu memberi Briona perhatian-perhatian kecil yang tidak pernah Briona dapatkan dari lelaki manapun selain dari sang Papa saja.
Sampai sekarang, Elang masih melakukannya. Tidak peduli meskipun Briona lebih membatasi diri karena terikat dengan pernikahannya.
Sejak tujuh tahun lalu, di mana dia pertama kali bangun setelah mimpi buruk yang penuh dengan kesakitan, pria itu ada. Menemaninya di masa-masa kelabu yang sangat menyeramkan untuk Briona. Membisikan kalimat-kalimat yang bisa menenangkannya.
Untuk itu, meski kerap kali menyangkal, Briona juga menyadari perasaannya yang tumbuh untuk pria itu. Tidak tahu bagaimana caranya, meski sering merasa sakit akibat ulah Kama, Briona juga merasa hangat setiap Elang memperhatikannya.
Yang jelas Briona menyadari dengan sepenuhnya, kalau dia memang menyayangi seorang Elang Ganendra.
🌹🌹🌹
Halooo, ada yang nungguin nggak? Kangen nggak sama Briona dan kawan-kawan?Untuk yang masih kangen dan kurang baca part ini, kalian bisa ke karyakarsa dan baca duluan dua bab di sana.
Bakal tetap di up di wp kok, tapi waktunya gabisa ditentukan yaaaa.
Enjoy ❤
Vidia,
02 September 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance [SELESAI]
Romance[PART MASIH LENGKAP] 🌹🌹🌹 *** Briona Anindyaswari sangat menyukai bunga. Mawar dan sejenisnya, dan yang berwarna putih yang lebih spesifiknya. Dalam nuraninya yang paling naif, dia kira pernikahannya bersama Kama Nareswara akan seperti mawar, ber...