"Mum, apa kabar?" Diandra memandang layar laptop di depannya dengan mata hampir berkaca. Disana, Mum nampak tenang dan rapi. Tidak ada teriakan, tidak ada tangisan.
"I'm good. How 'bout you, honey?"
"Everything is well. I miss you."
"Mumy miss you too. Do you enjoy your holiday?"
Diandra menghapus setetes air mata yang mengalir dengan cepat. Ia benar-benar merindukan Mum. Juga senang karena kali ini, Mum terlihat jauh lebih baik.
"Ya, this is the real paradise in the world."
"I know, Ann. But Mum really-really miss you. Come back home as soon as possible."
"Okay. Tapi Mum jangan marah-marah lagi ya? Aku seneng banget kalau Mum rapi dan tenang seperti ini. Cantiknya nambah." Diandra terkekeh kecil. Dari layar, ia tahu kalau Mum mengangguk. Seperti anak kecil yang diceramahi.
"Mum, your cake is already cooked." Teriakan Kak Danish terdengar. Mum menoleh. Lalu berujar, "oh, I forget it." Lalu tanpa mempedulikan Diandra, ia berlalu pergi begitu saja. Kak Danish duduk di kursi yang ditinggalkan oleh Mum. Senyumnya lebar ketika mendapati wajah Diandra di layar.
"Hello, sister." Ujarnya. Diandra tersenyum sama lebarnya. Meskipun air matanya kembali menetes.
"Miss you."
"Pulang, dong." Diandra terkekeh. Malu karena menangis.
"Diandra, apa gak sebaiknya biarin dia pergi?"
"What do you mean?"
"Let him go, wherever he wanna go. Just forget him. We're good enough without him." Diandra terdiam. Apakah sebenarnya, kedua kakaknya tak setuju kalau ia mencari Dad?
"How could you? Don't you miss him?" Diandra tak mengerti. Apakah mereka tidak menyayangi Dad? Apakah mereka tidak ingin Dad kembali? Bisa jadi kan, Dad hanya ada masalah hingga belum bisa kembali ke Inggris? Diandra yakin, Dad belum kembali bukan karena keinginannya. Pasti ada sesuatu. Kehabisan uang mungkin?
"I.. I gotta go, Ann. Kakak harus kerja sebentar lagi. Bye, miss you too. Come back home, as soon as possible." Itu bukan jawaban. Itu lebih mirip kalimat untuk menghindari pertanyaan. Sambungan video call terputus. Diandra menatap layar laptopnya nanar.
Seharian ini, Yudhis merasa tubuhnya terasa tidak fit. Ini semua karena hujan kembali turun ketika ia berada di pertengahan jalan menuju kos. Mengakibatkan Yudhis basah kuyup. Laki-laki itu sangat berharap mendapatkan kalimat ketus nan menyebalkan -namun tesirat kekhawatiran- dari adiknya. Namun, ternyata tidak ada apa-apa. Azka hanya melirik sekilas, sebelum kemudian kembali terfokus pada pekerjaan. Pagi ini, hubungan mereka masih dingin. Azka menghindarinya. Ia bangun lebih pagi, lalu langsung pergi bekerja. Yudhis bahkan tak sempat menawarkan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find
RomanceDiandra pikir, Dad hanya akan pergi sebentar, kemudian kembali dengan membawa banyak hadiah seperti biasa. Namun ternyata, ia tak kembali bahkan setelah delapan tahun berlalu. Membuat gadis itu mencarinya ke Indonesia, dimana Dad berasal. Kemudian m...