Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-Keesokan harinya, aku dan Rayna kembali datang ke rumah sakit untuk menjenguk kak Aldrich yang kondisinya jauh lebih baik dari hari sebelumnya.
Dengan membawa sekeranjang buah segar untuk nya, aku mengulas senyum lebar. Aku sudah tidak sabar melihat reaksinya saat melihat kedatangan ku bersama Rayna yang tiba-tiba dan tanpa sepengetahuannya.
Bagaimana mau mengabarinya, nomor ponsel saja tidak ada. Lagipula untuk apa mengabarinya lebih dulu kalau langsung datang tanpa memberitahu nya pun aku bisa.
Cklek.
Aku membuka pintu ruang inapnya dengan mata terpaku ke depan. Di atas ranjang terdapat seorang cowok tampan yang setengah duduk dengan seorang gadis cantik duduk disebelahnya.
Mereka belum menyadari kedatangan ku dan Rayna. Dibelakang ku, Rayna mendorong ku pelan, alhasil aku maju kedepan dan ternyata membuat kak Aldrich dan gadis yang tidak ku ketahui nama nya itu menoleh dengan mata melebar kaget.
"Hai?" Sapa ku canggung karena merasa sudah menganggu waktu mereka berdua.
"Eh lagi ada orang ternyata, Clar. Balik aja yuk," Rayna sama seperti ku di awal tadi, merasa tidak enak.
"Oke. Em ini buat kakak, semoga cepat sembuh dan kembali ke sekolah. Kita pamit pulang ya, bye!" Pamit ku dan langsung melenggang pergi.
Didepan ruang inap kak Aldrich, aku dan Rayna duduk disebuah kursi panjang yang disediakan pihak rumah sakit.
"Cewek itu siapa ya Clar? Kok kayaknya mereka deket banget sama kak Aldrich. Tapi kalau di liat-liat kayaknya itu cewek lebih tua beberapa tahun dari kak Aldrich deh, masa kakak nya sih? Setau gue kak Aldrich yang anak sulung nya dan daddynya kak Aldrich sama kak Eldrich pernah cerita kan soal itu?" Kata Rayna panjang lebar.
"Mana gue tau, ketemu aja baru ini." Balas ku, entah kenapa aku malas membahas gadis itu, ada perasaan kesal dan sedikit tidak suka saat melihat kedekatan mereka.
Rayna berdehem pelan lalu menatap ku dengan tatapan menggoda, "Cie, cemburu ya? Uh, Clarissa bisa cemburu ternyata."
Aku melirik Rayna sinis, "Udah ah pulang yuk, gue udah gak mood."
"Yaudah iya, ayo pulang."
Saat di lobby, tidak sengaja kami bertemu kak Eldrich. Penampilan kak Eldrich sangat jauh berbeda dengan kak Aldrich, kak Eldrich terlihat seperti badboy sedangkan kak Aldrich terlihat sepeti cool boy. Tapi kesamaan mereka ada pada wajah, sama-sama tampan.
Wow.
"Loh, kalian dari mana?" Tanya kak Eldrich pada kami berdua.
Rayna menatap kak Eldrich dengan binar mata yang begitu cerah, aku hanya menggelengkan kepala ku pelan.
"Abis jenguk kak Aldrich tapi langsung pulang," Jawab Rayna dengan suara riang nya.
"Kok langsung pulang?" Bingung kak Eldrich.
Ya iya lah langsung pulang, yakali kita berdua jadi obat nyamuk, males amat.
"Di ruangan kak Aldrich ada cewek, kayaknya mereka deket banget soalnya itu cewek suapin kak Aldrich buah. Karena gak mau ganggu, akhirnya kita milih pulang." Terang Rayna.
Kerutan dikening kak Aldrich semakin dalam, "Cewek? Suapin Al? Siapa?"
Aku dan Rayna langsung menjawab dengan gelengan kepala.
Kami mengangguk kompak.
"Kalian gak salah liat? Setau gue, Al itu gak deket sama cewek mana pun, kecuali satu. Tapi Al gak berani deketin itu cewek." Kata kak Eldrich tak percaya. "Mending kalian temenin gue di sana, gue kalau sama Al canggung banget anjir soalnya dia gak pernah mau ngobrol sama gue. Boro-boro ngobrol, nyahut aja gak pernah. Dia tuh kayak orang bisu, jan gue berasa orang gila yang ngomong sendiri." Sambung kak Eldrich mengeluh.
"Gak kak, gue sama Rayna mau pulang aja." Aku langsung menolak karena mood ku sedang tidak baik-baik saja.
"Ayolah, temenin gue. Kalau aja daddy gak suruh gue jagain Al, ogah gue kesini."
- BADGIRL CLARISSA -
Dengan setengah hati, aku menemani kak Eldrich yang memaksa kami berdua untuk menemani cowok bertampang badboy itu.
Aku dan Rayna duduk dengan perasaan kesal karena gadis itu terus menerus menoleh kearah kami berdua dengan pandangan yang tidak aku ketahui apa maksudnya.
Aku menghembuskan nafas ku panjang dan ternyata di dengar oleh kak Eldrich.
"Kak Zia, gue tau lo penasaran sama nih cewek-cewek. Tapi bisa gak tatapannya biasa aja? Mereka keliatan risih banget tuh," Ujar kak Eldrich menegur gadis itu.
Bagus kak Eldrich, ternyata kak Eldrich peka juga.
"Ah, masa sih? Kalau gitu maaf deh. Aku cuman ngerasa kayak pernah liat yang rambutnya pirang, tapi gak tau dimana." Sahut gadis itu.
"Gue?" Aku menunjuk diriku sendiri.
"Iya kamu, tapi aku lupa liatnya dimana. Muka kamu familiar banget, mirip anak kecil yang dulu pernah temenan sama aku dan si kembar."
"Mending kalian kenalan dulu deh," Ucap kak Eldrich.
"Oh iya ya kita belum kenalan. Aku Kenzia, panggil aja kak Zia karena aku lebih tua 5 tahun dari kalian."
"Gue Clarissa, panggil aja Rissa."
"Rayna, panggil aja Nana atau gak Ray.""Salam kenal ya Rissa, Nana. Aku mau tanya sama kalian boleh?"
"Boleh," Kata Rayna mengizinkan yang aku angguki.
"Sebenarnya kalian siapa Aldrich?"
Aku tersentak lalu melirik kearah Rayna yang juga melirik ke arah ku, kami berdua saling melirik.
"Kalian kenapa? Apa aku salah tanya?" Kak Zia menatap aneh tingkah Kami berdua.
Aku menggeleng, begitu pun Rayna.
"Kita adik kelasnya kak Aldrich," Jawab Rayna seadanya.
Kak Zia menatap kami intens, dan itu membuatku merasa tidak nyaman.
"Serius? Cuman sebatas adik kelas nih?" Tanya nya memastikan.
Aku dan Rayna kembali mengangguk kompak.
"Huh, leganya. Aku kira salah satu dari kalian pacarnya Aldrich, soalnya aku tunangan nya Aldrich yang artinya aku bakal jadi istri nya Aldrich dimasa depan."
What the fuck!?
Kak Zia tunangannya kak Aldrich? Seriously?
Ada yang retak, tapi bukan kaca.
㋛㋛㋛
Kalau ada typo atau kesalahan lainnya, harap maklum ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Clarissa (New Version)
RandomCerita ini pindahan dari akun pertama aku yaitu, @HiNrul_ karena ada masalah, aku pindahin kesini deh. 🕊🕊🕊 "Menjadi dewasa tidak tumbuh dalam waktu semalam, apalagi hanya dengan satu permasalahan." Clarissa masih remaja, tapi sudah di landa stre...