Badgirl Clarissa: part empatpuluh tiga

846 34 0
                                    

Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-

Mata ku mengerjap pelan untuk menormalkan penglihatan ku setelah bangun dari pingsan.

Berapa lama aku pingsan? Apakah kondisi kak Aldrich baik-baik saja?

Flashback on.

"Lo apa-apaan sih? Basi tau gak pake cara beginian." Kesal ku.

Kak Dion menatap ku datar, rahang nya mengeras, aku tidak bisa mengartikan raut wajahnya.

"Denger gak sih?!"

"Aku tidak peduli," Kata nya singkat.

Aku berdecak keras,
"Maksud lo apa, pake acara culik-culik gue kaya gini?"

"Kamu pembangkang, dan dengan cara ini aku bisa membawa mu pergi bersama ku."

Najisin banget, kenapa ya aku bisa suka sama dia waktu itu? Apa dia pake pelet?

"Mau lo apa?" Aku menatap nya sinis.

"Kembali pada ku dan kita akan hidup bahagia. Hanya ada aku, kamu, dan anak-anak kita nanti. Tidak ada lagi pengganggu yang berusaha merebut mu dari ku. Tidak ku biarkan para sialan itu merebut milik ku." Jelas nya, ia sangat posesif dan sepertinya ini sebuah obsesi.

Aku yakin, dia hanya terobsesi padaku.

"Itu obsesi," Kataku jengah. 

"No. Ini bukan obsesi. Sudah aku katakan, ini cinta, Clarissa. Aku cinta sama kamu. Begitupun sebaliknya."

Cih, percaya diri sekali.

Aku hanya mencintai kak Aldrich, ya, aku akui kalau aku sudah mencintai kak Aldrich. Selama ini aku hanya menyangkal perasaan ini karena biasanya begitu, aku mudah bosan dan gampang ilfeel. Tapi dengan kak Aldrich, aku merasakan perbedaan nya.

Kak Aldrich memang dingin dan terkesan acuh, tapi soal perhatian jangan di tanya lagi. Dia itu perhatian pake banget tapi secara tidak langsung alias diam-diam perhatian. Ia selalu melakukan diam-diam bukan secara terang-terangan. Dia cocok menjadi suami dan ayah dari anak-anak ku di masa depan, haha.
Aku suka cowok kayak kak Aldrich yang gak banyak omong.

Sedangkan kak Dion? Dia begitu posesif membuatku merasa terkekang oleh sikapnya. Duniaku dibatasi olehnya. Aku tidak bileh main lah, tidak boleh berteman dengan siapapun lah, harus selalu memakai dress, berjalan anggun, dan masih banyak lagi.

Awalnya aku selalu menurut dengannya. Apapun yang ia perintahkan akan aku laksanakan. Sebucin itu aku. Tapi setelah tersadar kalau selama ini hubungan ku dengan kak Dion termasuk kedalam hubungan toxic, aku langsung ilfeel.

Bodoh ya?

"Ini obsesi, lo gak cinta sama gue!"

"Kamu cerewet sekali, selamat beristirahat sayang."

Tiba-tiba sesuatu menancap di bahu ku, sepertinya dia menyuntikkan ku obat tidur karena setelah itu, rasa kantuk mulai terasa dan membuat mata ku terasa berat.

Flashback off.

"Bajingan, bisa-bisa nya dia bikin drama konyol ini. Dan dimana ini? Gue gak tau tempat ini, lumayan bagus sih, tapi aneh banget tempat nya." Gerutu ku.

°°°
Ceklek.

Aku mendongak saat pintu ruangan yang menjadi tempat penyekapanku dibuka oleh seseorang yang ternyata adalah seorang jalang.

Dari pakaian nya sih menggambarkan sosok begitu, tapi jangan liat dari cover nya.

"Gue gak tau kenapa Dion sampe segini nya. Inget ya, yang pantes sama Dion itu cuman gue." Ujarnya dengan gaya angkuh.

Cih, siapa juga yang mau sama cowok bajingan macem kak Dion? Kak Aldrich lebih-lebih dari kak Dion.

"Ambil aja sana. Pemulung emang cocok buat bajingan kayak dia. Lagian gue udah gak minat sama cowok macem kak Dion. Udah kasar, otak nya setengah lagi." Balas ku santai.

"Lo ngatain gue pemulung!?" Bentaknya tak terima.

Aku mengedikan bahu ku acuh,
"Kalau lo ngerasa sih, syukur."

"Wah, lo belum tau siapa gue rupanya."

"Emang,"

Aku harus bisa sesantai mungkin sambil memikirkan caranya keluar dari tempat ini.

Dia terdiam sejenak, sudah kalah heh? Clarissa di lawan.

"Gue Kania, tunangan Dion."

Hah?

TUNANGAN?

"Lo gak nipu gue kan? Maap aja, gue gak bakal ketipu sama cewek yang suka halu."

"Gue serius bego. Ya ... gue tunangan sama Dion karena perjodohan, tapi gue seneng banget akhirnya penantian gue selama 4 tahun gak sia-sia." Curhat nya.

Ini aku diculik atau dijadiin tempat curhat sih?

"Terus urusan nya sama gue apa?" Tanya ku, malas berbasa-basi.

Wajahnya tidak sesombong tadi, sepertinya dia wanita baik-baik, tapi pakaian nya kenapa begitu?

"Gue pake baju beginian cuman buat cari perhatian ke Dion. Dia itu dingin, gue tau kalau hati dia itu cuman buat lo. Sakit sih, tapi gue harus kuat karena gue yakin kalau Dion pasti bakal luluh. Lagian lo udah gak cinta kan sama dia?"

Kayaknya dia paham dengan tatapan ku.

Miris banget ya, cuman buat cari perhatian cowok yang dia suka sampe harus turunin harga dirinya.

"Itu cuman cinta monyet, bukan cinta beneran. Gue bilangin ya, jangan turunin harga diri lo buat cowok yang bahkan belum tentu jadi milik lo. Bukan apa-apa ya, gue cuman gak mau lo sakit hati sama ekspektasi lo. Paham kan maksud gue?" Aku menatap nya serius, aku bukan merendahkan nya, aku hanya mengingatkan nya. Walaupun sedikit kasar, tapi aku mau dia sadar.

Semoga saja dia sadar, kalau yang dia lakuin itu salah. Kalau emang mau cari perhatian kak Dion, gak begini caranya. Masih banyak cara yang bisa dia pake kan?

"Ternyata lo gak seburuk apa yang gue kira. Awalnya gue mau bunuh lo tapi gak jadi." Ucap nya.

"Kenapa?" Tanya ku geli.

"Lo baik, nama lo Clarissa kan? Gue bakal bantuin lo bebas dari sini dan sorry buat luka sayatan di paha dan tangan lo, itu perbuatan gue." Jelas nya dengan membuang arah pandangnya ke arah lain.

"Oh ... jadi lo yang bikin tangan sama paha gue gak mulus lagi? Gue minta ganti rugi, sekarang!" Sewotku.

Lihat lah. Mulit ku jadi tidak semulus tadi. Memang sih tidak dalam, tapi pasti akan membekas. Mungkin untuk menghilangkannya membutuhkan waktu yang cukup lama?

"Iya nanti gue transfer, sebutin aja nomor rekening lo."

Aku tersenyum lebar,
"Nah gitu dong, sekarang bantuin gue keluar dari tempat ini. Gue mau ketemu tunangan gue, gara-gara tunangan lo, tunangan gue babak belur. Gak ada otak banget sih tunangan lo itu,"

Dia terlihat bingung, "Lo udah punya tunangan? Serius? Bukan nya lo masih sekolah?"

"Kita sama anjir, karena perjodohan. Awalnya sih gak mau tapi sekarang gue malah cinta sama dia." Aku tertawa pelan. Apa aku akan bucin?

"Waw. Gak nyangka ya kita punya nasib yang sama." Hebohnya.

Aku memutar bola mata ku malas,
"Kita beda. Lo dapet nya cowok bajingan, kalau gue cowok titisan malaikat."

"Serah lo deh, semerdeka lo aja. Ayo gue bantuin lo kabur,"

"Thanks Kania. Semoga hati bajingan itu terbuka buat lo."

"Harus lah,"

Heh, drama yang sangat murahan.

㋛㋛㋛
Kalau ada typo stay kesalahan lainnya, harap maklum ya.

Maaf kalau ceritanya ngebosenin😫

Badgirl Clarissa (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang