Badgirl Clarissa: part tigapuluh satu

942 36 0
                                    

Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-
M

asih tentang masa lalu Leonard ya, lanjutin part sebelum nya.
-

"Masih tentang masa lalu Leonard ya, lanjutin part sebelum nya.

"Tunggu, kalau keluarga ibu nya si banci—"

"Leon, dek."

"Oke iya itu pokoknya, terserah. Kenapa ayah kak Leon gak dilaporin ke polisi? Ini pembunuhan loh bukan masalah sepele. Terus juga, kalau benci kenapa gak cerai terus pergi yang jauh, sejauh mungkin kalau bisa."

Bang Panji tersenyum kecil, tapi ini bang Panji loh! Orang yang jarang senyum, sekali nya senyum bikin hati ambyar! Berlebihan sih, tapi ya gitu lah.

"Kamu lupa soal ayah Leon yang punya kuasa itu? Dengan kuasa nya, ayah Leon bisa melakukan apapun yang ia mau. Termasuk membungkam para polisi dengan uang nya yang tidak sedikit, tidak adil ya?"

Aku mengangguk mengiyakan, kisah banci itu eh maaf, kehidupan kak Leon sangat rumit.

Perasaan bersalah menggerogoti hati ku, benar kata mamah, harus nya aku mendengarkan penjelasan nya dulu baru bisa menyimpulkan.

I love you banyak-banyak buat mamah.

"Lanjut bang,"

"Tadi kamu tanya kan kok gak cerai aja? Atau pergi menjauh dari jangkauan ayah Leon?"

"Iya,"

"Gak semudah itu. Ibu Leon gak punya apa-apa, jelas bakal kalah sama ayah Leon. Lagipula ayah Leon tidak segampang itu melepaskan seseorang. Akhirnya mereka tetap tinggal bersama, di rumah yang sama dengan jalan yang berbeda tentu nya. Ayah Leon yang memang dulunya seorang pemain wanita tetap lah pemain wanita, ibu Leon semakin sakit hati karena bagaimana pun mereka suami istri. Apa tidak ada cinta sama sekali? Karena sakit hati nya itu, ia melampiaskan semua nya pada Leon, padahal saat Leon masih didalam kandungan, mati-matian ia jaga. Tapi waktu kita berdua umur 13 tahun, Leon pindah gak tau kemana, abang udah pernah nyari tapi gak ketemu-ketemu bahkan sampai minta tolong ke papah tapi tetep gak ketemu. Sampai beberapa tahun lalu, lebih tepat nya 3 tahun yang lalu, dia datang dengan keadaan yang sudah seperti itu. Kamu tau kan maksud abang?"

"Iya,"

"Dia cerita kalau dia dijual sama ayah nya yang waktu itu kalah judi dan dia lah taruhan nya. Ibu Leon meninggal setelah 2 tahun kepergian Leon karena bertengkar hebat dengan ayah nya dan ayah Leon dijebloskan ke penjara dengan banyak kasus."

Aku semakin tertarik dengan kisah kak Leon yang begitu memilukan hati. Awal nya aku tidak percaya, tapi sekarang percaya bahwa kisah ini benar-benar nyata.

Apa lagi ketika bang Panji mengatakan tentang kedekatan ku saat kecil dengan kak Leon.

"Jadi, kamu mau kan baikan sama dia? Aslinya baik kok, dia orang nya jail banget asal kamu tau."

"Tapi dia udah peluk-peluk abang, terus juga kenapa dia ngaku-ngaku Alona coba? Gak banget sih, geli."

Aku merasa merinding saat mengingat kejadian peluk-pelukan itu, ih gak banget pokoknya.

"Itu nama dia di dunia nya, beberapa kali dia nyoba buat kembali normal, tapi selalu di gagalkan pacarnya."

Hah? Punya pacar dia?

"Cewek bang?"

"Cowok lah,"

"Anjir!"

"Adek,"

Aku menyengir.

"Nanti kamu temuin dia, terus minta maaf sama dia. Sebenernya dari pertama dateng ke sini, dia udah jahilin kamu, kamu lucu kalau lagi marah, kata dia begitu."

"Dih sok deket, sok kenal."

"Ya emang dulu nya kalian deket, bahkan kamu lebih nempel ke dia ketimbang sama abang-abang kamu."

Iyakah? Masa sih?

"Masih gak percaya?"

Aku mengangguk.

Jujur, masih gak percaya sih.

"Ada beberapa foto kedekatan kalian waktu kecil, tapi abang lupa taro nya dimana, nanti deh abang cari."

"Bang,"

"Hm?"

Mode dingin lagi? Padahal suhu di sini lumayan panas loh.

"Kok mamah kayak gak suka gitu sih sama dia?"

Penasaran banget sama alasan mamah gak suka sama si kak Leon.

"Mamah gak suka karena sering di jailin sama Leon. Kamu tau sendiri kan mamah gimana? Karena udah terlanjur kesel, jadi gitu deh. Tapi mamah udah gak sekesel dulu soalnya abang udah cerita tentang masa lalu Leon ke mamah, papah, Vano, Vino, dan terakhir kamu."

"Oh iya abang tau darimana? Kayaknya tau banget soal masa lalu nya kak Leon?"

"Abang cari tau sendiri, pergi kerumah para pekerja yang pernah kerja di rumah Leon dan ke kantor polisi. Syukur nya mereka masih hidup dan sehat, dan sisa nya dari Leon."

"Ngapain ke kantor polisi? Jangan bilang abang temuin ayah nya kak Leon."

Bang Panji mengangguk,
"Iya, ternyata ayah nya Leon di hukum mati. Tapi sebelum itu, ayah Leon kasih sebuah rekaman ke polisi terus minta tolong ke polisi buat dijaga baik-baik dan jangan di buka-buka. Kalau gak salah ayah Leon bilang gini, 'kalau ada yang cari saya, kasih rekaman itu, karena itu permintamaafan dari saya.' kira-kira begitu."

"Isi rekaman nya apa abang?"

"Isinya penjelasan tentang alasan mereka menikah, yang abang cerita tadi. Terus penyiksaan-penyiksaan itu, dia gak mau punya anak karena dia ngerasa gak bisa jadi ayah yang baik buat anak nya nanti dan akhirnya jadiin Leon pelampiasan karena muka nya mirip banget sama dia waktu kecil. Dulu nya juga ayah Leon sering di siksa sama ibu tiri nya, jadi tiap kali liat Leon kecil, dia kayak ngeliat dirinya sendiri. Tapi soal pembunuhan itu bener-bener udah dia rencanain karena kesel sama ibu Leon yang ternyata bawa kabur uang nya."

"Duh berbelit-belit ya bang? Pusing, tapi kasian juga sama kak Leon."

"Nanti temuin dia, kalian baikan gih biar gak ada salah paham lagi. Abang biarin dia peluk abang bukan berarti abang gay, kamu aja yang terlalu berlebihan dan akhirnya jadi overthinking. Emang cewek selalu gitu ya? Nuduh tanpa bukti?"

"Eh gak! Yang overthinking bukan cewek doang loh, cowok juga ada walau kebanyakan nya cewek tapi cowok juga bisa." Bantah ku cepat.

"Abang haus,"

"Minum lah,"

"Buatin,"

Aku menatap bang Panji malas,
"Mager bang, udah PW."

"Cewek kok pemalas,"

"Biarlah, suka-suka."

"Kasian suami kamu nanti dapet istri pemalas,"

"Dih masih lama bang,"

"2 tahun itu sebentar,"

"Terus abang kapan bawa calon? Abang udah tua loh, masa gak nikah-nikah, gak laku?"  Ejek ku tak mau kalah.

Dia diam dengan menatapku datar, er serem juga sih. Bang Panji nih satu spesies sama kak Aldrich.

"Buat sono,"

"Dih siapa ya? Kok nyuruh-nyuruh?"

"Dek!"

"Iya iya,"

㋛㋛㋛
Kalau ada typo atau kesalahan lainnya, harap maklum ya.

Yuk ramein BADGIRL CLARISSA!

Badgirl Clarissa (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang