Badgirl Clarissa: part tigapuluh tujuh

883 37 0
                                    

Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-

Setelah seminggu libur, akhirnya sekolah kembali di buka. Tetapi aku belum di perbolehkan untuk pulang. Entah apa alasannya, aku tidak tau karena mereka selalu diam saat aku bertanya. Aneh.

"Ayo,"

Aku menggeleng pelan, menolak halus ajakannya untuk pergi disekolah bareng.

"Gue berangkat sendiri, ada urusan."

Kak Aldrich menatap ku dengan tatapan penuh selidik. Aku tidak bohong, aku memang ada urusan yang harus aku selesaikan hari ini juga.

"Gue pinjem motor lo dulu ya? Soalnya kan motor gue ada dirumah."

"Kemana?" Tanya kak Aldrich.

Duh, kasih alesan apa nih biar dia percaya?

"Lo gak bakal tau jadi mana kunci motor nya?" Aku mengulurkan tangan ku meminta kunci motor milik nya.

"Kasih tau,"

"Kasih tau apa?"

"Pergi kemana,"

Aku mendengus kesal, "Lo gak bakal tau,"

"Gak boleh,"

"Ih apa sih? Bentar doang, gak jauh lagian juga."

"Sama saya,"

"GAK!" Teriakku tanpa sadar.

Tatapan kak Aldrich semakin menyeramkan.

Aaa, gimana ya? Aku mau ketemu sama salah satu mantan ku yang masih suka mengangguku. Semalam dia terus menghubungi ku dan terus menerus memaksa ku untuk menemuinya di suatu tempat.

Aku sebenarnya malas, tapi aku ingat dengan satu hal bahwa dia salah satu cowok nekat yang sangat meresahkan.

Iya, meresahkan.

"Clarissa,"

Aku tersentak kaget, barusan dia memanggil nama ku? Demi apa?

"Lo panggil gue kak?"

Kak Aldrich berdecak kesal lalu menyerahkan kunci motornya membuat ku tersenyum sumringah.

Nah, dari tadi kek.

"Jangan bolos,"

Aku mengangguk mengiyakan. Dengan gerakan secepat kilat, aku mencium pipi kiri nya sebagai tanda terima kasih.

Xixi, lucu banget ekspresinya pas lagi kaget. Aku tersenyum geli lalu berlari menuju motornya dan pergi meninggalkannya yang masih diam dengan wajah kaget.

Segitunya?

°°°
"Akhirnya kamu dateng juga, kirain gak dateng. Tadinya kalau gak dateng pengen aku susulin ke apartement tunangan kamu."

What? Dia tau darimana kalau aku tinggal di apartement? Rayna aja yang stalk nya jago gak tau kalau aku tinggal di apartement kak Aldrich. Ya mungkin karena Rayna gak begitu ngurusin kehidupan aku.

"Gak usah sok tau!" Kataku sinis.

Dia terkekeh pelan lalu raut wajah nya berubah serius, secepat itu perubahannya?

"Putusin pertunangan kalian dan balik ke aku," Perintahnya.

Aku memutar bola mata ku jengah, lalu menatapnya dengan tatapan penuh permusuhan.

"Gak usah ngatur-ngatur gue lagi! Kita udah lama selesai, dan gue nyesel kenal sama lo. Coba aja gue dengerin omongan Bima, pasti gak bakal gini jadi nya."

"Jadi kamu nyesel kenal aku? Haha, gak bisa dong karena dulu kamu bucin banget sama aku." Dia memandangku dengan pandangan merendahkan.

Jerk!

"Dulu gue masih labil dan itu cuman cinta monyet!" Aku menekan kata terakhir, biar dia sadar kalau dia itu mirip monyet.

Ups.

"Cinta monyet ya? Masa? Kita bahkan hampir ngelakuin itu kalau kamu lupa."

Sial. Dia mengingatkan ku pada kejadian itu. Saat itu aku masih bodoh, dan dia yang sangat licik sangat mudah untuk menjeratku. Selisih usia kita berdua sekitar 5 tahunan. Lumayan jauh kan?

Bayangkan saja, dia mengajak ku ke hotel untuk melakukan itu dan untung nya bang Panji dateng menyelamatkan ku. Saat itu, entah kebetulan atau memang Tuhan sayang pada ku, bang Panji sedang rapat di hotel itu dan tidak sengaja melihat ku bersama seorang cowok yang menarik lengan ku secara paksa.

Bang Panji langsung pergi menyusul ku dan menolong ku. Tidak hanya itu, bang Panji juga menghajar kak Dion sampai kak Dion masuk rumah sakit karena patah tangan dan kaki.

Yosh! Bang Panji itu kayak hulk kalau udah marah besar.

Dion Ardiansyah, dia mantan pertama ku yang sial nya sangat brengsek. Aku merasa sangat bodoh saat itu. Andai saja aku mendengarkan omongan teman-teman ku yang sudah mewanti-wanti ku untuk tidak berpacaran dengan kak Dion. Mungkin penyesalan saat ini tidak ada.

Jangan ditanya bagaimana reaksi keluargaku saat mengetahui tentang kejadian itu. Mamah dan papah marah besar bahkan hampir ingin mengirimku ke sekolah asrama yang jauh dari kota alis dipelosok yang sinyal pun tidak ada. Tentu saja aku menolak keras hal itu dan berusaha membujuk keras orang tua ku agar tidak mengirimku ke sana. Untungnya mereka mengurungkan niatnya untuk mengirimku kesekolah asrama dikarena saat itu kesehatan ku benar-benar drop dan harus opname selama semingguan penuh.

"Kamu masih milik aku, Clarissa."

"BIG NO! Gue, sama lo itu-" Dengan sengaja aku menggandeng ucapannya hanya untuk melihat raut wajahnya. "Gak selevel," Sambungku setelah melihat perubahan raut wajahnya yang berubah datar.

Aku jadi mengingat kak Aldrich kalau melihat si brengsek ini mendaratkan wajahnya.

Aish! Ngapain mikirin itu cowok sih?!

- BADGIRL CLARISSA -

"Clar, muka lo kenapa?" Heboh Rayna saat melihat penampilan ku yang jauh dari kata baik-baik saja.

Sudut bibir ku sobek karena tamparan kak Dion. Dan jangan lupakan pipi ku terdapat sebuah cap tangan yang merupakan tangan kak Dion.

Iya. Beberapa kali kak Dion menampar ku dengan keras saat aku mencoba kabur. Ada beberapa bodyguard nya juga yang menahan ku. Kak Dion ingin membawa pergi entah kemana tapi untung nya aku berhasil kabur. Untuk kali ini aku beruntung, tapi gak tau kalau nanti.

"It's oke. Cuman lupa kecil doang," Kataku berusaha menenangkan Rayna. Aku gak suka jadi pusat perhatian orang-orang.

"Gak usah ngadi-ngadi deh. Liat deh pipi lo- omg! Merah banget anjir. Ngaca deh coba. Lo kenapa sih? Lo berantem? Tapi kalau berantem, sama siapa? Kok bisa kayak gini? Ini mah bukan berantem ala-ala lo banget, tamparan siapa sih?"

Aku mengusap wajah ku kasar, Rayna kalau sudah begini susah sekali kalau dibilangin. Pertanyaannya sangat banyak dan aku bingung harus menjawab yang mana dulu.

"Berisik Ray. Mending beliin gue masker buat nutupin bekas tamparan nya."

"Tuh kan bener. Sapa yang berani nampar lo? Cepet bilang, biar gue bantai." Ujar Rayna menggebu-gebu.

Aku menggeleng kesal, "Bacot ya lo, sono beliin gue masker!"

"Gue beliin, sekalian minta es batu buat kompres bibir lo. Tapi, lo harus jelasin semuanya! Gak mau tau, lo harus cerita pokoknya!"

"Serah lo deh serah. Pusing gue pengen tidur,"

"Gak boleh tidur sebelum lo cerita semua nya!"

"Elah. Buruan sono keburu banyak yang sadar sama muka gue yang lagi jelek." Aku menatap Rayna jengkel.

"Baru sadar kalau lo jelek, Clar?"

"BANGSAT, BURUAN BELI!" Teriak ku kesal.

㋛㋛㋛
Kalau ada typo atau kesalahan lainnya, harap maklum ya.

Ayo, ramein lapak BADGIRL CLARISSA!

Badgirl Clarissa (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang