Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-"Takdir semengejutkan itu,"
A
uthor pov'
Dor!
"CLARISSA!"
Bruk!
Dengan wajah yang pucat pasi, Clarissa memandang satu sosok cowok yang terjatuh didepannya dengan luka tembak diperutnya. Luka tembak itu mengeluarkan banyak darah membuat Clarissa terdiam kaku.
Bahkan telinganya ikut berdengung. Ia benar-benar shock dengan tindakan nekat Bima.
Ya, Bima lah yang menyelamatkan Clarissa. Cowok itu rela terluka demi melindungi Clarissa yang sangat berharga untuknya.
Bima mengorbankan nyawanya untuk orang yang ia cintai. Pantaskah cowok sepertinya mendapatkan balasan dari sang pujaan hati?
"C-clarissa,"
Disisi lain, Dion dan bodyguard nya berhasil kabur. Meninggalkan Karmila yang memiliki luka tembak dibetisnya. Karmila ditangkap, sedangkan Dion dalam pengejaran.
"Dek?"
"Abang, kenapa harus Bima?"
Clarissa tidak bisa menahan air matanya data melihat sosok teman baiknya tergeletak tidak berdaya dengan perut terluka. Seharusnya dirinya kan yang terluka?
"Seharusnya kan aku yang kena bang,"
Panji yang tidak tahan melihat kesedihan adiknya pun langsung membawa tubuh tidak bertenaga itu kedalam gendongannya.
"Tolong bawa Bima ke ruang operasi," Perintah Panji yang langsung diangguki Arkan beserta teman-temannya.
"Bang, Bima gak bakal mati kan?"
"Shhh, dia gak bakal mati. Kita kan dirumah sakit, pasti dokter langsung ngobatin dia." Panji berusaha menenangkan Clarissa lewat kata-katanya.
"Beneran?"
"Hm. Gak usah nangis, jelek tau."
Clarissa masih mennagis didalam gendongan abang pertamanya dan itu membuat Panji menghembuskan nafasnya panjang. Kalau boleh jujur, Panji sangat bingung harus bersikap bagaimana.
"Kamu maunya gimana?" Tanya Panji bingung.
"Mau ke Bima," Rengek Clarissa.
"Oke. Tapi harus berenti nangis,"
Tanpa pikir panjang, Clarissa mengangguk mengiyakan walau sambil sesegukan.
"Beneran?"
"Iya,"
"Janji?"
"Janji,"
°°°
Sudah hampir 1 jam lamanya mereka semua menunggu didepan ruang operasi. Semuanya menunggu dengan tidak sabaran.Bahkan Clarissa tetap menangis walau sudah berjanji untuk berhenti menangisi Bima. Panji sendiri hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. Tidak tau harus membujuk adiknya dengan cara apa.
"Gue gak tega liat Bima kayak tadi, dia keliatan kesalahan banget anjir." Ujar Miko dengan wajah sekusut benang.
Mendengar itu membuat Clarissa semakin merasa bersalah dan itu disadari oleh Davis.
Davis menyenggol lengan Miko sambil berbisik, "Anjing. Jangan ngomong gitu goblok."
"Lah, kenapa emangnya?" Miko menatap Davis bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Clarissa (New Version)
RandomCerita ini pindahan dari akun pertama aku yaitu, @HiNrul_ karena ada masalah, aku pindahin kesini deh. 🕊🕊🕊 "Menjadi dewasa tidak tumbuh dalam waktu semalam, apalagi hanya dengan satu permasalahan." Clarissa masih remaja, tapi sudah di landa stre...