Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-Keesokan harinya, aku bangun terlambat. Tetapi bukan aku namanya kalau tidak kelewat santai walaupun bangun terlambat. Kedua kaki ku melangkah menuju meja makan, alangkah terkejutnya aku saat melihat dua orang laki-laki yang sedang asik mesra-mesraan di meja makan. Siapa lagi kalau bukan bang Panji dan si banci itu.
"Bang Panji!" Panggil ku marah.
Laki-laki banci itu melepaskan pelukan nya, lalu menatap ku kesal. Ia terlihat tidak suka dengan kehadiran ku, tapi ini kan rumah ku dan aku lah yang seharusnya begitu.
"Kamu belum berangkat?" Tanya bang Panji masih dengan raut wajah datar nya, aku heran kenapa dia seperti itu. Jangan-jangan benar lagi kalau bang Panji itu gay?
"Kalau aja aku gak bangun terlambat, mungkin aku gak bakal tau fakta besar ini. Aku kecewa sama abang, ternyata abang belok. Aku benci sama abang!" Ucap ku penuh amarah. Siap yang tidak marah dengan fakta ini?
Setelah mengatakan itu, aku berlalu pergi meninggalkan nya bersama laki-laki banci itu. Sungguh, aku sangat membenci laku-laki itu. Sudah banci, sok kecakepan lagi, emang nya dia siapa!?
Aku memakai helm fullface ku dan melajukan motor sport ku dengan kecepatan di atas rata-rata. Ini salah satu bentuk pelampiasan ku ketika sedang berada dimood yang tidak baik.
Jam sudah menunjukan pukul 08.00 pagi dan sudah dipastikan upacara bendera sudah dimulai.
Daripada kena hukuman, mending aku bolos saja, tapi kemana? Mau menghubungi Rayna, pasti dia lagi ikut upacara. Terlalu rajin.
Aku kesal, demi apapun aku ingin mencekik siapapun yang mengusik ku.
"Rissa?"
Aku bersiap mencekik orang yang memanggil ku tapi tangan ku ditahan oleh orang itu.
"Gue Arkan. Lo kenapa? Lagi ada masalah?"
Aku tersentak, lalu berdehem pelan sambil melangkah menuju motor ku yang aku parkir asal.
"Lo telat juga?" Tanya ku basa-basi sekaligus mengalihkan pembicaraan.
"Ya,"
"Gue mau bolos tapi gak ada tujuan," Kata ku jujur.
"Ikut gue aja yuk, di belakang sekolah ada warung yang jaraknya lumayan jauh tapi gak jauh-jauh amat sih." Ujarnya.
"Pasti itu dijadiin tempat bolos," Tebak ku.
Kak Arkan mengangguk,
"Lo parkirin aja motor nya di sana, motor gue tiap hari parkir di sana.""Oke,"
°°°
"Wih bos dateng sama siapa nih? Bening bener, boleh lah kenalin."Aku mendengus kesal, kalau sedang badmood ya begini, apa-apa dibuat emosi. Kalian gitu juga gak sih?
"Jangan. Ini punya gue, lo cari yang lain aja." Ucap kak Arkan.
Aku tau apa maksud nya tapi aku memilih diam dan berpura-pura tidak tau.
"Waduh, bos posesif ya. Yaudah deh tapi kenalan masa gak boleh sih bos,"
"Kenalin, dia Clarissa. Jangan ada yang ganggu dia, atau kalian bakal berurusan sama gue." Ujar kak Arkan dengan dibumbui sedikit ancaman.
Aku duduk di salah satu bangku lalu memesan makanan, mie. Ya, aku menginginkan mie super pedas sebagai bentuk pelampiasanku yang lain ketika sedang badmood.
"Jangan pedes-pedes nanti sakit perut, lagian ini masih pagi masa makan mie."
"Badmood, jangan ganggu." Kesal ku, maaf kak Arkan, mood ku benar-benar hancur, makanya begini.
Puncak kepala ku di elus kak Arkan, "Gue tau. Tapi jangan kayak gitu. Itu badan lo sendiri masa mau disiksa sih? Kalau mau siksa orang aja."
"Huuuu!" Sorak yang lain.
"Bos, jiwa psycho nya belum ilang ya." Celetuk salah satu dari mereka.
Hah? Kak Arkan psycho? Aku meliriknya tidak percaya.
"Sembarangan, jangan ngadi-ngadi ya lo." Ucap kak Arkan ketus.
- BADGIRL CLARISSA -
"Lo darimana Clar? Dari pagi gue gak liat lo dimana-mana,"
"Bolos,"
"Kok gak Ajak-ajak gue sih, parah lo."
"Berisik,"
Rayna berdecak pelan,
"Lo kenapa? Kayaknya lagi ada banyak masalah ya?""Hm,"
"Fiks lah, lo harus cerita ke gue sedetail-detailnya."
"Males,"
"Clar!" Rengek Rayna.
"Diem, gue lagi badmood." Tekan ku.
Hening, suasana di rooftop menjadi sunyi. Ya, aku kembali datang ke rooftop tapi bedanya tidak ada rombongan geng Jaguar.
Jaguar adalah nama geng nya kak Arkan dan kawan-kawan. Yang aku dengar, geng Jaguar itu sangat di segani banyak orang. Selain karena kebrutalan nya, geng Jaguar juga dikenal sebagai malaikat penganut nyawa. Siapa pun yang berani mengusik mereka, itu artinya siap mati ditangan mereka.
"Clar, kantin yuk." Ajak Rayna.
Aku menggeleng, aku butuh tidur.
"Ayo ih, daripada kayak gini." Paksa Rayna.
"Gak!"
"Ayo lah, ada kak Aldrich loh."
"Males,"
"Kalau kak Aldrich nya gue embat nanti nangis lagi,"
Aku mendongak lalu menatap Rayna tajam, ia terlihat takut dengan tatapan ku.
"Gue gak suka liat lo kayak gini Clar, bukan lo banget." Cicit nya.
"Fine!"
㋛㋛㋛
Kalau ada typo atau kesalahan lainnya, harap maklum ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Clarissa (New Version)
RandomCerita ini pindahan dari akun pertama aku yaitu, @HiNrul_ karena ada masalah, aku pindahin kesini deh. 🕊🕊🕊 "Menjadi dewasa tidak tumbuh dalam waktu semalam, apalagi hanya dengan satu permasalahan." Clarissa masih remaja, tapi sudah di landa stre...