Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-Aku sampai di rumah Rayna, iya rumah nya Rayna, kalian gak salah baca kok. Entah apa yang ingin kak Aldrich lakukan di rumah Rayna, mungkin saja ingin membicarakan sesuatu dengan kak Danish. Bisa jadi kan?
"Clarissa!"
"Apa sih?"
Aku mencoba melepaskan pelukan Rayna. Menurut ku ini terlalu lebay dan aku merasa risih dengan tatapan kak Aldrich, kak Danish, dan kak Bayu.
"Kok bisa bareng Aldrich, Clar?" Tanya kak Danish.
Aku bingung harus jawab apa. Ya kali aku bilang kalau aku ngungsi di apartement nya kak Aldrich. Keliatan kismin banget gak sih?
"Em, itu tadi gue pengen ke rumah Rayna- iya pengen ajak Rayna main. Tapi motor gue mogok di tengah jalan. Nah kebetulan kak Aldrich lewat jadi gue nebeng deh." Dengan senyum manis aku mengarang cerita.
Kak Danish ber-oh ria, aku merasa lega karena kak Aldrich percaya dengan cerita karanganku. Tiba-tiba bel rumah Rayna berbunyi, siapa yang datang?
"Bentar ya, gue mau bukain pintu buat Arkan sama temen-temen nya." Kata kak Danish.
Hah? Arkan? Maksud nya kak Arkan? Masa sih? Kayaknya bukan deh. Sejak kapan kak Arkan dan kawan-kawan dekat dengan mereka bertiga?
"Loh. Ada Clarissa di sini?"
Aku menoleh, ternyata benar kak Arkan yang aku kenal.
Buat apa dia kesini? Mana penampilannya super berantakan banget lagi. Kayak habis berantem gitu, tapi gak ada luka diwajahnya. Wajahnya masih mulus, kinclong.
"Lo disini ngapain kak?" Aku balik bertanya.
Kak Arkan merangkul pundak ku membuat ku melotot. Ia tampak santai sedangkan tatapan kak Aldrich mulai berubah menjadi seram.
"Lepas,"
Tuh kan. Kalau kak Aldrich udah ngeluarin suara pasti begitu, nyeremin.
"Hah?"
Mampus, kak Arkan bingung sama maksud kak Aldrich. HAHA.
"Rangkulan nya lepas,"
"Gak mau. Orang ini doi gue jadi bebas dong," Kata kak Arkan dengan senyum tengil dibibirnya.
Aku menelan saliva ku dengan susah payah. Kak Arkan kalau ngomong asal terus ih.
Bruk.
Kak Aldrich mendorong tubuh kak Arkan agar menjauh. Lalu menarik tubuhku dalam satu tarikan.
Semua langsung menatap kak Aldrich bingung sekaligus terkejut. Aku yang ada didalam pelukan kak Aldrich hanya bisa diam dengan debaran jantung yang semakin menggila.
"Balikin, dia doi gue." Kak Arkan berusaha merebut ku dari pelukan kak Aldrich. Namun sayang, kak Aldrich malah mengeratkan pelukannya membuatku sesak.
"Punya saya,"
FUCK!
PUNYA SAYA?
PUNYA SAYA?
PUNYA SAYA?
Otak ku jadi blank. Sumpah ini kak Aldrich?
BENERAN INI KAK ALDRICH?!
Saat sadar, aku langsung menatap raut wajah mereka semua yang jelas-jelas menunjukan kalau mereka sangat terkejut.
"Hah? Gak usah ngadi-ngadi lo, Clarissa punya gue." Ucap kak Arkan tak mau kalah.
Kak Aldrich mendorong tubuh kak Arkan pelan lalu membawa ku entah kemana.
"Eh mau bawa doi gue kemana?!"
"Kak?"
"Hm?"
"Lepas, gue gak bisa nafas."
Kak Aldrich melonggarkan pelukannya. Padahalkan aku minta lepas.
"Lepas kak,"
"Gak,"
Aku berdecak kesal.
"Al, jadi gak?"
Tiba-tiba sudah ada rombongan itu saja. Aku jadi malu. Sedangkan kak Aldrich mengangguk kecil, ia terlihat santai sekali.
"Yaudah yuk bahas di taman belakang aja, Ray bilang ke bibi buat minuman buat kita sekalian bawain camilan juga."
"Kok gue sih? Lo aja sono," Protes Rayna.
"Gak usah protes atau gue laporin mamah soal tadi siang?"
Tadi siang ada kejadian yang aku lewatkan kah?
- BADGIRL CLARISSA -
Brak!
"Apa!? Yang jadi korban pembunuhan itu adek lo kak!?" Kataku kaget sambil memukul meja dengan cukup kuat. Untung tidak sampai rusak.
"Iya. Lebih tepatnya sih adik angkat,"
Aku menarik nafas ku panjang,
"Gimana bisa?"Kak Arkan menaikan bahu nya tak tau. Aish, masa iya gak tau.
"Coba cerita detail nya kak," Pinta Rayna yang aku angguki.
"Cerita apa?"
"Hubungan lo sama dia. dik angkat lo itu,"
Kak Arkan menghembuskan nafasnya panjang lalu mulai menceritakan semua nya, dan ada sesuatu yang membuatku terkejut, bukan aku saja tapi yang lain juga.
"S-serius?"
"Ya,"
"Tapi kenapa kak Karmila kayak gak suka gitu sama lo?" Tanya Rayna.
"Gue gak tau pasti apa alasan nya. Tapi setiap dia ketemu sama gue, terutama sama Andini, dia suka bilang kalau gue sama Andini itu perebut kebahagiaan dia." Jelas kak Arkan.
Biar aku jelaskan intinya saja oke? biar kalian gak bingung dengan obrolan kami. Jadi, Andini Nora yang merupakan korban pembunuhan sadis itu adalah adik angkat kak Arkan. Dan yang lebih parahnya lagi, ternyata kak Arkan sama kak Karmila itu saudara tiri lho.
Gak nyangka banget tapi kalau dipikir-pikir kenapa aku gak sadar selama ini ya? Dari caranya kak Arkan yang berani main kasar sama cewek. Mungkin karena status mereka yang saudara tiri jadi gitu kali ya? Tapi kak Arkan tetap saja kasar. Bagaimana pun kak Karmila itu saudari tirinya.
Kalian inget kan tentang kak Arkan yang dorong kak Karmila waktu dia siram aku di kantin? Kalau kalian lupa, coba cek ke part 20.00 deh.
"Terus lo sendiri benci gak sama dia?" Kini giliran kak Danish yang bertanya.
"Benci lah, masa gak."
Kami menatap kak Josh kesal, ini lagi serius lho.
"Yang di bilang Josh itu bener. Gue benci banget sama dia karena dia dan ibu nya, masa kecil gue jadi berantakan." Ujar kak Arkan.
"Tuh kan bener!" Bangga kak Josh.
"Yaudah deh gini. Mungkin lo gak nyaman sama obrolan ini, mulai sensitif nih topik nya. Jadi di stop aja," Celetuk kak Bayu, mencoba mencairkan suasana.
"Tapi gue mau kalian tau kebenaranya, biar suatu saat nanti gak ada salah paham. Kalian harus tau siapa yang salah dan siapa yang jadi korban nya,"
㋛㋛㋛
Kalau ada typo atau kedalahan lainnya, harap maklum ya.Yuk, ramein lapak BADGIRL CLARISSA dan share cerita ini ke temen-temen kalian!
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Clarissa (New Version)
عشوائيCerita ini pindahan dari akun pertama aku yaitu, @HiNrul_ karena ada masalah, aku pindahin kesini deh. 🕊🕊🕊 "Menjadi dewasa tidak tumbuh dalam waktu semalam, apalagi hanya dengan satu permasalahan." Clarissa masih remaja, tapi sudah di landa stre...