Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-Byur.
Aku langsung berdiri saat sebuah cairan kental membasahi tubuh ku. Wah, rupanya ada yang ingin bermain-main dengan ku. Enaknya aku apakan ya?
"Bangsat," Umpat ku.
Kak Karmila, dia lah pelaku nya. Aku menatap nya nyalang.
"Mau lo apa?!" Bentak ku.
"Gak ada sopan santun nya, gak pernah di ajarin ya sama orang tua lo?"
Tangan ku mengepal erat, dia nantangin nih ceritanya?
"Gak usah bawa-bawa orang tua gue!"
Aku jadi malas memanggilnya kakak, apa kelakuan senior di sini begini semua?
"Kenapa? Gak terima? Suruh siapa gatel sama pacar orang." Kata nya dengan gaya angkuh.
Aku menatap nya jengah, siapa yang gatel sama pacarnya? Tunggu, siapa pacar dia?
"Gue gak tau pacar lo,"
Kak Karmila terlihat kesal, apa pantas dia dipanggil kakak sedangkan kelakuan nya saja begini? Aku tidak sudi. Tapi demi kesejahteraan bersama, aku akan tetap memanggilnya kakak walaupun muak dengan tingkahnya yang seperti bocah.
"Gak usah pura-pura gak tau, lo tau orang nya!"
Suasana kantin berubah menjadi berisik, aku mendengar beberapa orang berbisik tentang ku.
"Ih pelakor,"
"Udah keliatan sih modelan kayak dia pasti suka rebut pacar orang,"
"Gak tau malu,"
"Gue suka keributan,"
"Jangan diselesaikan secara kekeluargaan ya, kalian kan bukan keluarga."
"Ngapain berteman, ayo berantem aja."Rayna menarik ku tapi aku menepis tangan nya, aku ingin menjadikan kak Karmila pelampiasan ku.
"SEBUT NAMA!"
Kak Karmila melotot horor,
"Bego. Pacar gue itu Aldrich. Gak usah ngelak lagi, gue tau lo suka kan sama pacar gue? Maka nya caper ke pacar gue, dasar pelakor!""Hah? Pelakor? Emang dia udah jadi suami lo? Gue inget banget loh, kak Aldrich sendiri gak akuin lo ceweknya." Balas ku tak kalah sengit.
Kak Karmila bersiap ingin menjambak ku tapi tangan nya di tangan oleh kak Arkan, ya kak Arkan memang ikut bergabung bersama ku dan Rayna.
"Gak usah macem-macem, atau lo terima akibat nya." Kata kak Arkan, tatapan nya tajam menusuk.
Kak Karmila mengerjapkan matanya pelan, ada sebuah ketakutan di tatapan nya.
"Gue gak punya urusan sama lo,"
Bruk.
Mata ku terbelalak kaget, kak Arkan mendorong tubuh kak Karmila dengan cukup kuat.
Dan sudah dipastikan kak Karmila jatuh tersungkur. Beberapa orang menertawakan kak Karmila.
"Kalian kaget? Gue gak mandang dia cewek atau cowok, siapapun itu kalau berani macem-macemin Clarissa, berarti kalian semua siap mati ditangan gue." Ucap kak Arkan tak main-main dan semua orang yang mendengar ucapannya langsung bergidik ngeri. Termasuk aku tentunya.
Dia psychopath?
"Banci, lo berani nya sama cewek!" Ucap kak Karmila tidak terima karena dipermalukan.
"Gue udah bilang sejak awal, jangan berani usik hidup gue atau lo mati di tangan gue!"
Er, aku ingin pergi tapi tangan ku di genggam kak Arkan.
"Tapi gue gak usik hidup lo, bajingan!"
Kak Arkan terkekeh pelan, tapi mampu membuat ku diam tak berkutip. Seringaian terlihat jelas dibibirnya. Bisik-bisikan kembali terdengar, aku jengah dengan mereka yang suka sekali membicarakan orang lain tapi dengan cara pengecut seperti itu.
Cih. Menjijikan.
"Clarissa punya gue, berarti lo usik kehidupan gue. Apa itu kurang jelas?"
Kak Karmila menatap ku sengit, ia bangun dibantu beberapa teman nya, sepertinya itu dayang-dayangnya. Ya, mungkin saja.
"Cabut guys, si pelakor ada yang belain." Sindir nya lalu melenggang pergi.
"Keren lo kayak begitu?" Balasku tak ingin kalah.
- BADGIRL CLARISSA -
"Gimana? Baju gue pas gak di lo?"
Aku yang baru saja keluar dari toilet terlonjak kaget dengan kehadiran kak Arkan yang berdiri bersandar di depan pintu toilet perempuan sambil menatapku dengan tatapan yang sulit di artikan. Eh! Tatapan macam apa itu.
"Pas kok. Thanks ya kak,"
Hanya itu yang bisa aku ucapkan, aku merasa canggung dengan nya. Ngomong-ngomong, dimana Rayna? Kenapa dia tidak kelihatan batang hidung nya?
Seakan tau isi kepala ku, kak Arkan berkata, "Rayna udah ada di basecamp bareng yang lain, mau nyusul gak? Kalau mau, bareng gue."
"Bolos?"
Kak Arkan mengangguk singkat.
"Yaudah ayo,"
Setelah mendapatkan jawaban dari ku, kak Arkan langsung menggenggam tangan ku, tangan kami bertautan, ada perasaan hangat dalam hati ku. Semoga saja otak ku tidak semakin goblok karena terlalu sering bolos.
"Lo kuat manjat? Atau mau gue gendong?" Tanya kak Arkan.
"Kuat lah, lo kata gue cewek lemah?"
Kak Arkan tertawa kecil, oh my god! Dia tampan sekali, tapi masih tampanan kak Aldrich dong.
Eh tunggu, kenapa aku malah membawa-bawa kak Aldrich, kenapa pula pikiran ku selalu dipenuhi sosok nya? Sial, apa aku beneran jatuh cinta pada laki-laki dingin sepertinya? Oh tidak! Ini pasti cuman perasaan kagum saja kan? Tidak lebih kan? Nanti juga akan hilang dengan sendirinya.
Sejujurnya selama ini aku hanya menganggumi kak Aldrich, tidak lebih. Aku posesif bukan karena benar-benar suka atau cinta, itu hanya bercanda. Kalian anggap itu serius? Sayang nya aku hanya bercanda. Tapi tidak tau kalau nanti, hehe.
"Rissa?"
Aku tersentak, berapa lama aku melamun sampai-sampai tidak sadar kalau kak Arkan sudah berada di atas dan aku masih berdiri diam di bawah.
"Tungguin gue kak,"
"Ya,"
Aku manjat tanpa ada kesakitan apa pun. Karena ya, aku sudah terbiasa begini. Awalnya emang sulit sekali karena memakai rok tapi lama-lama terbiasa juga.
㋛㋛㋛
Kalau ada typo atau kesalahan lainnya, harap maklum ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Clarissa (New Version)
De TodoCerita ini pindahan dari akun pertama aku yaitu, @HiNrul_ karena ada masalah, aku pindahin kesini deh. 🕊🕊🕊 "Menjadi dewasa tidak tumbuh dalam waktu semalam, apalagi hanya dengan satu permasalahan." Clarissa masih remaja, tapi sudah di landa stre...