Badgirl Clarissa: part satu

2.8K 83 1
                                    

Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-

Clarissa pov'

Udara pagi ditambah dengan dingin nya AC membuat tubuh ku menggigil kedinginan. Aku menarik selimut ku yang terjatuh karena ulah ku sendiri, menenggelamkan diri di hangatnya selimut tebal nan halus ini. Melenguh pelan lalu kembali tidur, tenggelam dalam mimpi yang begitu indah. Tapi semua nya hancur berantakan karena seseorang mengetuk ah bukan mengetuk tapi menggedor-gedor pintu kamar ku.

Dor dor dor!

Ini bukan suara tembakan, tapi suara gedoran pintu yang sangat menganggu tidur nyenyak dan mimpi indah ku. Setelah gedoran itu, teriakan pun ikut memeriahkan suasana pagi yang indah ini.

Aku menutup kedua telinga ku kesal dengan teriakan super membahana mamah yang sudah sering aku dengar.

"BANGUN ATAU UANG JAJAN MAMAH POTONG!"

Mamah memang kejam, selalu saja mengancam. Aku yang tidak ingin uang jajan ku dipotong pun dengan amat terpaksa aku beranjak dari kasur dengan wajah khas bangun tidur.

"CLARISSA!"

"IYA MAH, RISSA UDAH BANGUN!" Balas ku karena tak ingin telinga ku sakit karena teriakan mamah.

Langkah kaki ku sempoyongan seperti orang mabuk dan itu membuat ku terkekeh pelan, persis orang mabuk kan?

Aku pernah beberapa kali mabuk, untung nya orangtua dan ketiga abang ku gak tau soal ini. Jangan kasih tau mereka ya, nanti aku kena lemparan benda ajaib.

Membutuhkan sekitar setengah jam buat aku mandi dan siap-siap. Aku juga menyetel sebuah lagu sebagai menyemangat ku di pagi hari, maksud ku biar gak ngantuk lagi walau udah mandi.

Senyum terbit di bibir ku, aku menatap puas pantulan diri ku di sebuah cermin berukuran besar yang ada di kamarku.

"Lo emang cantik, Rissa." Kata ku menganggumi diri sendiri.

Insecure? Jangan deh, nanti ada yang marah. Harus banyakin bersyukur ya, guys!

Karena ini masih MOS, aku masih menggunakan baju seragam sekolah lama ku yang masih terlihat baru. Ya, baru beberapa kali aku pake.

Rok nya sengaja aku pendekin, tapi aku pake celana pendek loh ya. Baju nya juga aku kecilin juga, tapi gak ketat-ketat banget kok karena aku tau batasan. Soal rambut, warna rambut aku emang suka ganti-ganti warna, tapi warna aslinya pirang.

Make up? No, aku cuman pake sunscreen sama lipbam biar bibir ku gak pucat dan kering. Aku emang gak make up menor, itu kayak tante-tante menurut aku. Wajah ku udah cantik dari sana nya, jadi buat apa pake make up tebel. Eh percaya diri itu penting loh, hehe.

Dirasa udah beres, aku melangkah keluar kamar. Satu-persatu anak tangga mulai aku injak, berjalan menuju lantai satu, dan tempat tujuan ku saat ini adalah ruang makan.

Disana sudah ada orangtua dan ketiga abang ku yang menatap ku horor. Apa ada yang salah?

"Rissa, apa-apaan penampilan kamu itu?" Tanya papah menahan kesal, papah menatap ku tajam begitupun mamah dan ketiga abang ku.

Aku duduk di kursi yang biasa aku duduki, lalu menatap mereka santai.

"Emang kenapa? Bukan nya Rissa cantik ya?" Tanya ku dengan wajah pura-pura tidak tau.

"Cantik apaan, liat penampilan lo yang balik lagi kayak gini bikin gue badmood." Ucap bang Vano seraya menjauhkan piring nya yang sudah terisi nasi goreng.

Lah? Emangnya kenapa sama penampilan aku?

"Mau ngelonte?"

"Vino!" Tegur papah.

Mulut bang Vino gak pernah di saring, sakit sih tapi yaudah lah terserah dia aja. Lagian aku nyaman sama pakaian yang aku pake ini.

"Pah, Vino bener kan? Siapa coba yang ngajarin dia begitu," Bela bang Vino.

Apasih, lagian kan aku sendiri yang mau kayak gini.

Mamah masih diam, tapi tatapan nya begitu menusuk dan aku merasa sedikit terusik dengan tatapan mamah.

Karena merasa gak nyaman sama suasana pagi ini, aku hanya minum susu hangat, tidak ikut makan nasi goreng.

"Rissa berangkat," Pamit ku setelah menghabiskan minuman ku.

Ya, lebih baik aku berangkat duluan.

"Ganti baju," Tahan bang Panji tapi aku hiraukan.

"Bye!"

-o0o-

Mobil yang aku tumpangi berhenti tepat didepan gerbang utama sekolah baru ku, Brukley high school. Sebelum turun, aku mengucapkan terima kasih pada pak Suprianto yang merupakan supir di keluarga ku.

Suasana di Brukley High School di penuhi oleh banyak murid baru, mereka terlihat aneh dengan atribut yang mereka pakai saat ini.

"Eh tunggu,"

Seseorang menahan bahu ku, mau tak mau aku menoleh ke belakang dan mendapati seorang gadis seumuran ku dengan atribut lengkap di tubuh nya.

"Kenapa?" Tanya ku heran karena disekolah lama ku gak ada yang berani dengan ku, tentu saja karena kekuasaan yang aku miliki sejak lahir.

Terlahir ditengah-tengah keluarga Brukley dan Alexandria membuat ku harus selalu waspada. Banyak musuh yang menyamar menjadi teman baik, dan tentu saja aku sangat pemilih dalam berteman.

Dari kecil juga aku sering nya bermain dengan anak laki-laki ketimbang bermain barbie dengan anak perempuan yang menurut ku sangat cengeng.

Aku gak suka orang cengeng, aku juga gak suka sama anak kecil, gak tau kenapa aku gak suka aja gitu.

"Atribut lo ketinggalan juga?" Tanya gadis itu membuat kening ku mengerut.

"Juga?"

"Iya, kayak gue. Beberapa atribut gue ketinggalan, gue takut gak ada temen waktu kena hukum nanti. Tapi tadi gak sengaja liat lo, jadi gue susul lo deh." Jelas gadis itu membuat ku mengerti dengan maksud nya.

"Oh ya, kita belum kenalan. Nama gue Rayna, panggil aja Ray atau gak Nana. Nama lo siapa? Kayaknya gue pernah liat lo deh,"

Aku memutar bola mata ku malas, kayak nya dia lumayan cerewet juga.

"Sekarang lo liat gue," Balas ku.

"Ih bukan gitu, maksud gue sebelum kita ketemu disini, gue kayak udah pernah liat lo tapi gak tau dimana."

"Terus?"

"Lo nyebelin juga ya, tapi gak apa-apa lah yang penting gue punya temen di hari pertama sekolah daripada jadi anak ilang." Oceh nya.

Aku hendak pergi tapi kembali di tahan oleh gadis itu, "Kenapa lagi?"

"Nama lo siapa?"

"Clarissa,"

"Mulai hari ini, kita temenan! Gue gak mau denger kata 'gak' dari mulut lo." Klaim nya dengan sesuka hati.

Selain cerewet, dia juga pemaksa.

㋛㋛㋛
Kalau ada typo dan kesalahan lainnya, harap maklum ya.

Badgirl Clarissa (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang