Badgirl Clarissa: part duapuluh enam

980 42 0
                                    

Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-

Masalah satu belum selesai, eh masalah baru sudah datang. Memang sih hidup itu ada pahit dan manisnya. Kemarin-kemarin manis, sekarang giliran yang pahitnya. Astaga, kepala ku rasanya ingin meledak detik ini juga.

Pergi club malam adalah salah satu bentuk pelarianku ketika sedang dilanda stres. Jangan kira stres itu hanya untuk orang dewasa saja ya, remaja sepertiku pun sudah bisa merasakan stres. Mungkin anak kecil pun bisa? Entahlah.

Oke, kembali ke topik. Aku sudah berada disalah satu club malam yang menjadi langgananku. Bagaimana aku bisa masuk ke club, sedangkan umurku masih dibawah umur?

Mudah sekali. Club ini milik kakak sepupunya Miko. Jadi, aku dan yang lain bisa masuk tanpa menunjukan indentitas kami kepada penjaga. Karena ya, semua yang bekerja diclub ini sudah atau siapa kami.

"Hey hey, kenapa lo bengong? Kita ke sini kan buat seneng-seneng, bukan buat bengong-bengong." Suara Davis berhasil membuyarkan lamunanku.

"Gue baru inget kalau beberapa hari lalu lo ulang tahun," Celetuk Miko.

Memang jahat sekali teman-temanku ini. Masa tidak ada yang mengingat hari ulang tahun ku sih? Bahkan tidak ada ucapan selamat ulang tahun untuk ku. Teman laknat!

"Astaga Rissa, gue lupa beneran, asli dah." Kata Davis, sambil merangkul pundakku.

"Sorry banget, gue juga kelupaan. Gimana kalau hari ini kita bikin party?" Usul Miko yang diangguki setuju oleh yang lain.

"Gak ada party hari ini!"

"Kak Aldrich!?"

Sejak kapan kak Aldrich ada disini? Dan untuk apa dia disini? Apa orang sepertinya sering pergi ke tempat seperti ini?

"Pulang!"

Kak Aldrich menarik lenganku dengan sedikit kasar dan berhasil membuatku meringis pelan.

"Ih, lepasin. Gue gak mau pulang, gue masih mau seneng-seneng!"

"Gak ada!"

Aku menatapnya sengit. Aku masih tidak percaya kalau kak Aldrich adalah tunanganku. Tapi tetap saja, ia tidak punya hak untuk mengatur hidupku.

"Gue gak mau!"

"Pulang, Clarissa."

Kenapa aku merasa merinding saat mendengar namaku disebut olehnya dengan penuh penekanan.

"Lo budek? Gue gak mau pulang, goblok."

Untungnya pertengkaran kami tidak menundukan keributan besar yang menarik perhatian orang lain.

Kak Aldrich tetap menarikku pergi, mengabaikan gerutuanku yang semakin menjadi-jadi.

"Kak lepasin, sakit tau."

"Kamu bandel, saya gak suka."

"Gue juga gak suka diatur-atur!" Kataku tak ingin kalah.

Kak Aldrich menghembuskan nafasnya panjang. Tatapannya langsung berubah lembut, padahal sebelumnya sangat tajam sampai aku dibuat merinding.

Secepat itu? Kok bisa?

"Masuk dan duduk manis," Ucap kak Aldrich pelan, terkesan lembut tapi masih ada penekanan diucapannya.

"Oke fine!"

Setelah aku masuk dan duduk manis dikursi penumpang, kak Aldrich langsung masuk dan duduk dikursi sebelah.

Badgirl Clarissa (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang