Badgirl Clarissa: part tigapuluh sembilan

882 32 0
                                    

Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Brak!

"Arghhhh!"

"Brengsek! pasti si monyet itu kan yang nyuruh kalian!"

"N-nona, kembali lah pada tuan kami. Dia sangat membutuhkan nona, tuan sudah hilang arah setelah putusnya hubungan kalian."

Cih, drama! Hubungan ku dan kak Dion sudah lama selesai. Untuk apa aku kembali pada orang yang sangat buruk sepertinya? Lebih baik kak Aldrich. Eh? astaga, bukan itu maksud ku.

Gimana ya? Selama tinggal bersama nya, aku merasakan getaran aneh dalam diri ku sendiri. Aku tidak tau pasti, apakah ini cinta, atau apa lah itu. Tapi kalau memang ini cinta, tak masalah bukan? Toh, aku akan menikah dengan nya setelah aku lulus nanti.

"Gak, makasih. Gue udah punya tunangan yang jauh lebih baik dari tuan kalian yang kayak monyet itu. Bilang ke dia, jangan pernah ganggu hidup gue lagi!" Tegas ku.

"Tuan kami bukan monyet, nona."

"Betul nona, tuan kami bukan monyet. Dia pria yang tampan dan berkuasa."

"Nona akan bahagia bila menikah dengan tuan. Tuan sangat membutuhkan sosok anda yang bisa mengendalikannya."

"Halah bacot. Si monyet itu orang yang nekat. Mana mungkin mau dengerin omongan gue." Aku menatap 4 bodyguard kak Dion sinis.

Lagi-lagi kak Dion berusaha membawa ku pergi. Setiap hari pasti ada aja yang memata-matai ku. Dan ketika ada celah, mereka menarik ku menjauh. Untung nya aku jago bela diri, walau tidak sejago abang-abang ku. Ya, setidaknya cukup membantu.

"Denger ya, gue gak akan pernah mau. Kalau si monyet itu nyuruh kalian culik gue lagi, kalian bakal kehilangan satu persatu gigi kalian." Aku menatap mereka dengan senyum seringaian. Aku dapat merasakan betapa kaku nya tubuh mereka. Cemen.

"N-nona bagaimana dengan nasib kami kalau kami tidak bisa membawa nona ke hadapan tuan?"

"Nyawa kami akan menjadi taruhan nya, nona."

Aku mengibaskan rambut ku tak peduli, "Itu urusan lo, bukan urusan gue. Bye, para babu monyet."

°°°
"Clarissa!"

"Apa sih Ray?" Tanya ku malas.

"Gue tadi liat lo berantem lawan om-om hulk! Gila sih, lo keren banget oh my god."

Aku menatap Rayna malas,
"Kalau lo tau gue lagi berantem lawan mereka, kenapa gak coba bantuin gue?"

"Gue gak bisa berantem, Clar. Bisa jadi rempeyek gue kalau lawan mereka, tapi mereka ganteng-ganteng ya Clar?"

Astaga. Salah kah aku mengutuk teman ku sendiri? Di kondisi seperti ini, masih sempat-sempat nya Rayna memuji kegantengan bodyguard-bodyguard sialan itu.

"Pacaran aja sana sama mereka, mata kok keranjang." Cibir ku.

"Gak mau. Gue gagal move on tau. Lo mah ih, gue jadi ke inget sama kak Nelson anjir. Huhu, kangen kak Nelson masa."

"Lo putus?"

Rayna mengangguk dengan wajah murung, "Iya. Gue ketahuan jalan sama kak Eldrich. Udah sebulanan sih putus nya, kak Nelson juga pindah ke luar negeri."

Aku melebarkan mata ku tak percaya. Sejak kapan kak Eldrich dan Rayna dekat?

"Sejak kapan lo deket sama kak Eldrich heh?"

"Gue cuman nemenin dia doang, gak ada hubungan apa-apa. Tapi kak Nelson keburu salah paham, jadi gitu deh."

"Segitu nya? Dia pindah gara-gara marah sama lo?"

"Gak lah. Dia mau kuliah di sana, itu yang gue denger."

"Lah kan masih setahun lagi, gak jelas lo."

"Mana gue tau, kalau gue tau ya gak bakal galau-galau gak jelas kayak gini."

"Udah tau gak jelas, malah lo lakuin. Itu nama nya goblok level tinggi!"

Rayna mencebikan bibirnya kesal,
"Lo temen gue bukan sih?"

"Bukan,"

- BADGIRL CLARISSA -

Me:
Jangan cari gue

Kak Aldrich
Knp?

Me
Gue mau balik ke rumah bentar, ada urusan sama bokap nyokap gue

Kak Aldrich
Ok

Aku mengerang kesal. Tidak ada drama murahan gitu? Kayak misalnya dia nahan aku buat tetep tinggal sama adia mungkin? Ah, kenapa juga aku berharap seperti itu? Menggelikan sekali.

Oh ya, berbicara tentang kak Aldrich. Apa dia menyukai ku? Setidak nya ada sedikit perasaan untuk ku?

Aku meniliki keraguan. Dia terlihat biasa saja bila bersama ku. Bisa saja dia menerima pertunangan ini hanya untuk menyenangkan hati om Mario saja kan?

Oke, mulai overthinking.

"Kamu kok ada di sini dek?" Tanya bang Vano yang seakan heran dengan keberadaan ku di rumah ini.

"Lah, ini juga rumah Rissa." Balas ku.

"Kan lo udah di asingkan ke rumah calon suami lo. Gimana? Ponakan buat gue udah jadi belum?"

Aku melotot. Bang Vino ini kurang ajar sekali. Memang sih aku tidak sepolos itu, tapi please lah jangan terlalu frontal.

Kalau mamah denger, bisa aku yang di gantung. Bang Vano sama bang Vino itu licik. Kesel juga liat muka mereka yang sok jadi korban, padahal aku korbannya. Begini amat ya nasib aku yang punya dua abang kayak babi.

"Amit-amit bang. Gue masih waras ya buat kelakuan hal itu. Lo mikir dong anjing, kalau gue hamil di luar nikah, yang malu bukan gue sama mamah papah doang, tapi kalian juga." Ujar ku yang mulai kepancing.

"Waduh Van, mulut nya makin alus nih bocah. Ajaran siapa sih sampe bisa begitu?" Bang Vino melirik bang Vano. Aku tau lirikan jenis apa itu.

"Iya nih, gak mungkin kan si Al yang ajarin?"

"Mana ada si Al, yang ada si Al yang ternodai."

Mereka cekikikan tidak jelas, berhasil membuat ku jengkel sejengkel jengkelnya. Aku berdiri lalu menendang tulang kering mereka dengan keras.

"Rasain!"

"Astaga, kaki gue."
"Eh adik durhaka lo, gue tandain ya."

Bodo amat! Aku ke sini ingin menemui mamah dan papah, bukan meladeni kejahilan mereka yang tidak pernah hilang sedikit pun. Padahal aku berharap kejahilan mereka sedikit berkurang.

㋛㋛㋛
Kalau ada typo atau kesalahan lainnya, harap maklum ya.

Ayo ramein lapak BADGIRL CLARISSA! Share ceritanya ke temen-temen kalian ya.

Badgirl Clarissa (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang