Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-Hoam.
Aku menguap dengan cukup lebar. Perlahan-lahan mata ku terbuka. Setelah nyawaku terkumpul, aku mengubah posisi menjadi duduk.
Kepala ku sedikit pusing. Aku ingat betul kalau semalam aku minum, tapi tidak mabuk. Mungkin karena sudah terbiasa kali ya?
Ternyata sudah pukul 09.00 pagi. Aku beranjak dari kasur lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku yang terasa sangat lengket karena keringat, efek dari alkohol yang aku minum tadi malam.
Tidak perlu membutuhkan waktu lama, aku selesai mandi. Tubuhku jadi lebih segar karena aku guyur dengan air dingin. Dinginnya tidak sedingin kak Aldrich ya.
"Gue kan gak bawa baju," Gumam ku ketika sadar akan kebodohanku.
Apa aku harus meminjam baju kak Aldrich? Sepertinya harus karena tidak ada pilihan lain selain meminjam baju dan celana kak Aldrich. Dompet dan ponsel ku sudah pasti tertinggal diclub.
Udara yang berasa dari AC membuat ku kedinginan. Tak ingin membuat kulitku keriput karena kedinginan, aku pun pergi keluar kamar.
"Kak Aldrich?"
"Kak Aldrich?"
"WOI! LO DIMANA SIH?!"
Kemana kak Aldrich? Apa dia pergi keluar?
"KAK-"
"Apa? Gak usah teriak,"
Aku menoleh kebelakang dan mendapati kak Aldrich yang berdiri tegak dibelakang ku.
"Pinjem baju dong," Kata ku tanpa basa-basi.
"Gak,"
"Idih, pelit amat sih. Lo bawa gue kesini, berarti harus manjain gue dong."
Mau Aldrich menaikan sebelah alisnya. Rambutnya yang sedikit berantakan membuat ku gagal fokus.
"Besar semua,"
Please, otak ku langsung traveling. Apa yang dia maksud besar semua?
"Baju saya,"
Aku ber-oh ria, ternyata bajunya yang besar semua.
"Yaudah beliin gue baju dong kak, lo kan orang kaya."
"Terus?"
"Tinggal suruh asisten lo yang beli, beres deh."
Kak Aldrich melengos pergi ke kamarnya, meninggalkan ku yang menatapnya dengan tatapan penuh permusuhan.
"Sialan bener itu cowok, untung ganteng."
Daripada pusing memikirkan sikapnya, aku berjalan mencari dapur karena sedari tadi perutku terus berbunyi. Butuh makanan yang bisa mengenyangkan perutku.
Hmmm, kira-kira ada apa ya didapur? Jadi tidak sabar.
- BADGIRL CLARISSA -
"Ahhh, segernya."
Aku tersenyum cerah setelah menghabiskan satu gelas orange juice yang sejak awal melihatnya terlihat sangat menggoda. Tanpa memikirkan siapa pemiliknya, aku meneguk habis minuman menggoda itu.
"Kamu!"
Kak Aldrich datang dengan jari telunjuk yang mengacung didepan wajahku.
"Kenapa?" Tanyaku tidak mengerti. Dan ada apa dengan raut wajahnya? Kenapa terlihat seperti sedang menahan amarah?
Apa aku berbuat salah?
"Kamu minum ini?" Kak Aldrich menunjuk kearah gelas yang baru saja aku letakan keatas meja.
"Iya. Emang kenapa sih?"
"Minuman saya."
"Ya elah kak, kirain minumannya beracun. Gak usah pelit, aku cuman minta sedikit." Kataku tanpa rasa bersalah.
Lagian pelit banget sih, kan cuman minuman doang. Kecuali aku ambil uangnya dan aku pake buat mandi uang, baru marah.
"Jaga sikap!"
"Lah? Ngapain gue harus jaga sikap? Lo kan tunangan gue, jadi ya buat apa gue jaga image didepan lo. Lagian nih ya, gue tuh bukan tipe cewek yang sok malu-malu anjing. Gue tuh apa adanya, kalau lo gak suka ya gak usah diliat. Gampang kan?"
Aku memutuskan untuk memasak nasi goreng. Gini-gini aku bisa masak loh, walau tidak sejago mamah. Tapi setidaknya aku bisa mengenyangkan perutku sendiri.
"Sono pergi, ganggu aja." Usir ku.
Aku tidak peduli kalau aku dicap kurang ajar oleh tunanganku sendiri. Saat ini, yang ingin aku utaman adalah perutku.
Ting tong ...
"Siapa tuh? Lo ada janjian sama orang?" Tanyaku kepada kak Aldrich yang masih diposisinya. Yaitu duduk dimeja makan yang tidak jauh dari tempatku berdiri.
"Baju kamu,"
"Kenapa lagi sih? Semua aja lo komentarin, suka-suka gue dong. Lagian ini gak sexy kok, masih aman lah buat iman lo. Kecuali iman lo lemah, baru deh gak aman buat gue." Ucapku enteng.
"Bukan itu,"
"Kalau bukan itu apa dong? Kalau ngomong dilengkapin dong kalimatnya. Gak pernah belajar Bahasa Indonesia ya disekolah?" Balas ku tanpa menatap kearahnya.
Kenapa jadi hening?
Menoleh ke tempat kak Aldrich duduk, cowok itu sudah tidak ada ditempatnya. Kemana lagi? Ah, bodo amat lah.
Puk!
"Aduh kampret," Aku memekik kaget saat sebuah benda melayang ke kepala ku.
Aku lagi masak dan itu sangat berbahaya. Pasti pelakunya kak Aldrich.
"Ganti baju,"
Benar kan dugaan ku, kak Aldrich lah pelakunya. Aku harus sabar yang bagaimana lagi Ya Tuhan. Tidak dapat aku bayangkan, seperti apa rumah tanggaku nanti setelah menikah dengan cowok yang modelannya seperti jam Aldrich.
"Ya santai dong,"
"Lama,"
"Gue lagi masak, kalau itu paperbag jatoh ke kenceng terus kebakar gimana? Di apartment bisa kebakaran, dodol. Pagi-pagi dibuat kesal, emang anjing lo itu."
"Mulut kamu,"
"Apa!?"
"Gak,"
Apa sebaiknya aku lelang saja makhluk bernama Aldrich ini?
㋛㋛㋛
Kalau Aldrich dilelang, pasti banyak yang mau🙏Kalau ada typo atau kesalahan lainnya, harap maklum ya.
Ayo ramein lapak BADGIRL CLARISSA sekarang juga! Share cerita BADGIRL CLARISSA sebanyak-banyaknya ke sosmed yang kalian punya. Tq u-
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Clarissa (New Version)
RandomCerita ini pindahan dari akun pertama aku yaitu, @HiNrul_ karena ada masalah, aku pindahin kesini deh. 🕊🕊🕊 "Menjadi dewasa tidak tumbuh dalam waktu semalam, apalagi hanya dengan satu permasalahan." Clarissa masih remaja, tapi sudah di landa stre...