Apresiasi tulisan ini dengan memberikan vote dan komen setidaknya beberapa biji. Yang bacanya offline langsung vote aja, ya! Vote kalian bakalan masuk setelah data nyala kok! Jadi kalian gak perlu bolak-balik nyalain data!!💜💜
_______________________________
Seandainya dia tidak membutuhkan peran gadis bermata sipit dalam perencanaannya, tidak akan mungkin dia mau diperintah seenaknya.
Seperti saat ini, Charlie terjebak di antrian Alfamart yang lumayan panjang. Sebenarnya tidak masalah jika disuruh belanja, namun kali ini permasalahannya adalah isi belanjaan dari Ribi membuat harga dirinya sebagai cowok tulen lenyap.
Di dalam keranjang merah, terdapat lima bungkus pembalut dengan ukuran sedang, ada juga pembalut pak besar, juga ada tiga bungkus tisu basah. Dan yang paling membuatnya malu adalah empat buah sabun cair untuk kewanitaan. Ini sangat memalukan sekali.
Dua gadis yang ada di depannya dan seorang ibu berdaster yang ada di belakang sedari tadi menatapnya penuh selidik. Mereka melirik keranjang belanjaan dan wajahnya secara bergantian, seolah tengah mencelanya.
“Buat pacarnya, Mas?” Akhirnya ibu yang mengenakan daster merah bersuara.
Charlie menoleh ke belakang. “Bukan. Ini buat istri saya, Bu.” Terpaksa dia berbohong untuk hal ini. Mana mungkin mengatakan belanjaan ini punya gadis judes yang tidak terlalu dekat dengannya? Bisa-bisa dia dikira pedofil.
“Kirain masih lajang, Mas. Istrinya pasti senang banget nih punya suami penurut.” Ibu yang dikenalinya itu menunjukkan troli belanjaan. “Suami saya mah malesan, Mas. Jangankan beliin saya pembalut sama antek-anteknya, belanja rokok sama celana dalam aja saya yang beli. Kalau saya habis belanja di pasar suka pura-pura tidur biar gak disuruh angkutin barang.”
Charlie mengusap tengkuknya. Ia tersenyum kikuk, bingung harus menjawab apa. “Yang sabar, ya, Bu.” Pada akhirnya hanya kata tersebut yang mampu ia lontarkan.
Untunglah kasir cantik segera memanggilnya sehingga dia bisa terbebas dari ibu-ibu sksd itu. Namun ia salah jika mengira bahwa ini akan segera berakhir. Nyatanya, mbak-mbak kasir yang tengah melayaninya malah meledeknya.
“Feminim wash kalau beli dua gratis kapas kecantikan, Mas. Ini masnya beli tiga, jadi bonusnya bisa bawa pulang saya. Siap banget kalau dijadiin istri ke dua hehehe,” celutuk kasir dengan name tag Lily setelah mendengar percakapannya bersama ibu-ibu tadi. “Idaman banget kan, Ras si masnya mau disuruh beli keperluannya perempuan?” tambahnya sembari menepuk teman satunya yang juga sedang menatapnya terang-terangan.
Charlie menghela napasnya lelah. Begitu mbak kasir yang bernama Lily itu menyodorkan struk, ia langsung merebutnya dan segera berlalu pergi dari sana.
▪▪▪▪▪▪ ○○○》《°》《○○○ ■■■■■■
Niat hati ingin membantai Ribi dengan memberikan protes panjang terurung tatkala ia melihat gadis itu tengah meringkuk di atas sofa panjang. Tangannya bertengger di atas perut. Dia merintih.
Charlie tidak tahu mengenai efek dari datang bulan, namun ia selalu melihat Pelita biasa saja jika mengalami masa mentruasi, hanya sakit perut melilit saat baru datang tamu bulanan dan setelahnya gadis itu akan biasa saja hingga masa mentruasi usai. Tetapi kali ini dia diperlihatkan pada perbedaan reaksi Ribi kala menghadapi mentruasi.
Ia menaruh kresek berlogo Alfamart di atas meja. Sejenak ia memejamkan mata, memikirkan bagaimana mengatasi ini semua.
“Sakit banget?” tanyanya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua RiBu | Hiatus
Teen Fiction⚠️ 𝐀𝐩𝐫𝐞𝐬𝐢𝐚𝐬𝐢 𝐤𝐚𝐫𝐲𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢 𝐯𝐨𝐭𝐞 + 𝐜𝐨𝐦𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐩𝐚𝐫𝐭 ⚠️ [ Cover by Pinterest ] Menceritakan tentang kisah cinta keempat remaja yang begitu liku-liku. Mereka memilih untuk...