Bagian 36 || Rencana untuk lusa

8 5 2
                                    

Apresiasi tulisan ini dengan memberikan vote dan komen setidaknya beberapa biji. Yang bacanya offline langsung vote aja, ya! Vote kalian bakalan masuk setelah data nyala kok! Jadi kalian gak perlu bolak-balik nyalain data!!💜💜




_________________________________






"Kita jadi, kan ke rumah bang Charlie?" Ery, lelaki dengan jambul yang sudah menjadi ciri khasnya-tiba-tiba menginterupsi. Ia duduk di atas meja tepat di depan Salsa.

"Turun dulu, Ery! Meja gue ternodai!" Salsa memukul Ery menggunakan buku paket yang lumayan tebal. Kemudian menyemprotkan parfum kecil pada mejanya bekas jejak tubuh lelaki itu.

Ery menggeleng tak percaya. "Buset, berasa najis banget pantat gua."

"Gue alergi sama bokongnya orang miskin!" cecar Salsa semakin membuat Ery menggeleng prihatin dengan diri sendiri.

"Sekate-kate lo sama orang miskin! Jadi orang miskin itu seru. Lo nggak pernah tahu, kan rasa sakitnya sendal putus waktu main kejar-kejaran?" Ery menyugar jambulnya, lalu menepuk Wildan yang ada disebelahnya, bertujuan agar lelaki itu ikut menimpali.

Wildan akhirnya mengangguk saja. "Orang kaya mah nggak pernah ngerasain serunya mandi di empang."

Ery tertawa kecil. "Dan orang kaya nggak pernah ngerasain takutnya manjat pohon mangga karena mau nyolong," imbuhnya.

"Pantes lo takutlah! Lo kan mau nyolong! Biadab juga masa kecil lo! Udah sana pergi lo berdua! Bikin puyeng aja!" Salsa menggerakkan tangannya pertanda mengusir.

Ery kembali menyugar jambulnya ke belakang. "Yaelah sensian amat lo. Gua cuma mau tanya jadi ke rumah bang Charlie apa kagak!"

"YA JADILAH!" pekik Salsa gemas.

"Brengsek! muka gue mendadak kena gerimis." Ery mengusap wajahnya yang menjadi sasaran. "Cabut yuk, Dan. Singanya lagi kelaparan. Kalau lama-lama di sini kayaknya muka ganteng gue bakal bisulan kena jigong dia," ajaknya pada Wildan sebelum Salsa mengamuk lagi.

Tangan Salsa mengambang di udara, dia tidak menghajar cowok itu, padahal tangannya sudah gatal sekali.

Salsa membereskan buku-bukunya yang berserakan di mana-mana, lantas memasukkannya ke dalam tas. "Emang yang paling bener cuma Danu doang di kelompok-" Salsa menoleh pada Ribi yang menatapnya tajam. Setelahnya ia menyengir. "Iya, sama Ribi. Cuma Ribi dan Danu yang waras dikelompok ini, gue dan Ery nggak bener," akunya sedikit terpaksa karena dirinya harus terseret bersama Ery yang notabenenya adalah cowok gila beneran.


■■■■■■ ○○○》《°》《○○○ ■■■■■■





Sebelum bel pulang dibunyikan, Danu meminta Salsa untuk memberinya tumpangan, tentunya bersama Ery agar mereka bisa langsung berkumpul di rumah Charlie tepat waktu. Jika tidak berangkat bersama, Danu yakin akan memakan waktu banyak karena menunggu satu sama lain nantinya.

Perjalanan menuju ke rumah Charlie diisi dengan pertengkaran Salsa dan Ery, mereka meributkan berbagai hal. Dari mulai Salsa yang menyinggung soal bau tubuh Ery yang seperti racun tikus, juga Salsa yang misuh-misuh lantaran Ery menjadikan tombol untuk membuka jendela sebagai mainan. Tingkah laku Ery senantiasa diiringi gebukan keras dari Salsa.

Dan seperti biasa, Danu selalu menjadi penengah. Sementara Ribi hanya berperan sebagai manusia kalem yang menuruti setiap titah yang diberikan oleh Danu.

Untungnya Charlie sudah koordinasi dengan satpam rumahnya agar langsung membukakan gerbang begitu mereka telah sampai di rumahnya, jadi mereka tak usah repot-repot untuk turun untuk meminta izin dibukakan gerbang lagi.

Dua RiBu | HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang