Bagian 14 || Gadis manja dan kolor Seojun

36 11 2
                                    

________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


________________________

Mobil BMW X6 warna silver berhenti di depan sebuah mini market atas kehendak gadis manja yang saat ini tengah bercermin di depan kaca yang berbentuk telapak tangan manusia.

"Mbak siapin payung! Di luar panas banget, Mbak!" Salsa mengomel pada assistennya. Gadis manja itu terus saja menyuruh ini itu di sepanjang perjalanan.

"Ada keperluan apa, Non? Memangnya non Salsa mau belanja?" tanya asistennya sembari menunjuk mini market menggunakan dagu.

Salsa merenggut sebal. "Nggak! Salsa mau mandi di sungai!" Gadis itu kembali merapikan arloji emasnya yang tergeser. "Jangan bodoh, deh, Rahayu! Tugas asisten tuh cuma nurut dan jagain, itu aja!"

Asisten perempuannya hanya menghela nafas parah, berusaha sabar menghadapi nyonya mudanya.

"Ambilin body locion mbak! Bahaya kalau kulit Salsa belang!" pintanya yang langsung dibalas anggukan oleh Rahayu, asistennya.

Bukan tanpa alasan Salsa bersikap seperti ini. Sebenarnya ia muak jika dimanja seperti ini oleh kedua orang tuanya. Ini dilakukan semata-mata agar asisten beserta bodyguard yang selama ini menjaga berhenti bekerja untuknya. Salsa ingin mandiri!

Namun, alih-alih bersikap agar mereka berhenti bekerja, asisten dan dua bodyguard pesuruh ayahnya malah ingin terus menjaganya. Katanya sih sudah menganggap Salsa sebagai anak sendiri. Tetapi setelah Salsa menyelidiki, akhirnya dia tahu alasan mengapa mereka tak mau berhenti bekerja untuknya. Ya, karena ulah papahnya!

Ternyata diam-diam papahnya menyogok dengan iming-iming gaji yang akan dinaikkan pada semua pekerja yang bekerja di rumahnya. Kebetulan pembantu, asisten, serta bodyguard yang bekerja di rumahnya itu lemah iman, alias mata duitan, alhasil mereka pun tak mau berhenti bekerja padahal Salsa sudah menjahili semua pekerja di rumahnya.

Salsa mengambil troli belanja lantas menyerahkannya pada Rahayu, membuat asisten itu mengerutkan keningnya.

"Mbak yang dorong troli ini," pintanya.

Rahayu menurut. Wanita paruh baya itu mengambil alih troli tersebut lalu mendorongnya. Namun, pergerakannya terhenti tatkala Salsa mencekal lengannya. "Bentar dulu."

Mata Salsa beralih menatap Kirman, atau yang sering disebut botak olehnya. "Kenapa diem di situ? Niat kerja nggak sih?" sungutnya membuat si botak langsung menghampiri tuan mudanya.

"Nah ...." Salsa mendorong tubuh besar Kirman agar lebih dekat pada Rahayu. Selanjutnya gadis itu tersenyum tenang. "Mbak, kamu yang dorong troli, dan Kirman ... bertugas mengambil makanan yang Salsa tunjuk. Understand?"

Tak peduli dengan wajah keduanya yang nampak bingung meminta penjelasan lebih. Salsa dengan seenaknya langsung menaiki troli tersebut dan mengangkat kakinya sembari bersedekap dada, membuat Rahayu dan si botak melongo.

Dua RiBu | HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang