Jangan lupa vote dan komen sebelum atau sesudah membaca cerita ini sebagai bentuk apresiasi kalian untuk aku.
Vote masih gratis, bukan?
****
Now playing || Alone - Akan Walker & Ava Max
****
ℍ𝕒𝕡𝕡𝕪 𝕣𝕖𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘!
Membangun karakter baru dan membaur, menutupi jati diri dengan berkedok dalam seulas senyuman? Maaf, aku tidak bisa melakukannya.
Ribi Elisa~~_______________________________
Masa-masa yang menyebalkan saat akan masuk ke dalam lingkungan sekolah baru adalah masa orientasi siswa. Masa dimana semua calon murid yang menjalankannya akan menjadi seorang penurut dengan kakak senior yang membimbing jalannya acara. Disuruh, dibentak, dihukum seolah sudah menjadi adat turun temurun yang tidak akan terlepas pada masa itu.
Untungnya, Ribi sudah melakukannya dengan mulus tanpa hambatan apapun selama tiga hari.
Hari ini adalah hari pembagian kelas. Ya, kalian pasti tahu apa yang pertama kali kalian lihat setelah selesai mengikuti MOS. Tentunya papan mading yang berisikan nama-nama pendatang baru bukan?
Dengan kekuatan penuh, Ribi menyenggol tubuh siapapun yang menghalangi jalannya. Gadis itu harus cepat-cepat menemukan kelasnya agar duduk dengan tenang di sana.
"Yang sabar dong! Main dorong-dorong aja!"
"Badan gue kejepit bloon! Ah, siapa sih?!"
Ribi masih senantiasa menyenggol tubuh siapa saja yang menghalangi jalannya. Ia tak menghiraukan kicauan para remaja yang memprotesnya. Lalu, tersenyum kecil ketika berhasil menempatkan tubuhnya di barisan paling depan.
Ia mulai membaca semua nama yang tertera di sana dengan teliti.
Ribi Elisa X IPS 4
Ribi memundurkan tubuhnya kala sudah mendapatkan apa yang diinginkan. Ia menyapu pandangan ke sekeliling, bingung harus mencari kelas. Sialnya tidak ada orang yang dia kenal. Oh, lebih tepatnya selama ini memang dia tak mempunyai teman kecuali sahabat kecilnya.
"Nama gue Kirana. Gue tinggal di daerah sini. Gue kebagian kelas sepuluh IPS 2. Kalau lo?"
Ribi memperhatikan interaksi antar dua orang yang berada di sampingnya. Gadis yang diketahui bernama Kirana itu mengulurkan tangan, sedang gadis di depannya tampak enggan untuk membalas uluran tangan tersebut.
Kirana—perempuan berambut pirang itu menoleh ke arahnya. Sepertinya dia sadar jika interaksinya diperhatikan oleh Ribi.
“Kamu orangnya nggak asik! Aku mau kenalan sama dia aja deh,” sungutnya lalu berjalan ke arah Ribi, meninggalkan gadis berkacamata yang masih setia menunduk.
“Hai. Gue rasa lo orang yang asik untuk diajak ngobrol. Boleh kenalan?” Gadis itu kembali mengulurkan tangannya. Binar matanya seolah menaruh harap pada Ribi agar mau menerima uluran tangannya.
Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Ribi hanya menatap datar tangan gadis berambut pirang tanpa mau menjabatnya.
“Kenapa? Kok diam aja? Kamu ... bisu, ya?” tanyanya hati-hati.
Sepertinya Ribi enggan merespon. Ia masih menatap gadis itu datar.
“Gue nyaman sendiri, maaf.” Akhirnya hanya kalimat itu yang ia lontarkan pada Kirana yang terlihat berdecak sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua RiBu | Hiatus
Teen Fiction⚠️ 𝐀𝐩𝐫𝐞𝐬𝐢𝐚𝐬𝐢 𝐤𝐚𝐫𝐲𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢 𝐯𝐨𝐭𝐞 + 𝐜𝐨𝐦𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐩𝐚𝐫𝐭 ⚠️ [ Cover by Pinterest ] Menceritakan tentang kisah cinta keempat remaja yang begitu liku-liku. Mereka memilih untuk...