Suasana pagi ini terlihat sangat berbeda tidak seperti hari-hari sebelumnya dimana bumi diselimuti langit yang mendung. Suasana seperti ini membuat semangat orang-orang bangkit untuk melakukan aktivitas mereka.
Zara mendekorasi ruang rawat Ana bersama Daren dengan begitu cantik. Sebetulnya Zara tidak diizinkan meliburkan diri hari ini karena dia punya pasien lain juga. Namun karena belas kasih atasannya, Zara diizinkan untuk bersama Ana selama satu hari penuh. Sebagai gantinya, Zara harus berjaga saat malam minggu.
Melihat Ana tersenyum lepas, dunia seolah sedang baik-baik saja. Dekorasi sederhana dan tidak terlalu ramai memenuhi ruangan. Di nakas juga banyak kado yang sudah Zara dan Daren siapkan.
Mereka sudah siap untuk memakan donat bersama-sama. Hanya saja Sagara belum datang sehingga acara makan donat ditunda lebih dulu. Waktu sudah bergerak cepat ke arah angka delapan. Kemarin Sagara bilang pada Zara bahwa dia akan tiba di rumah sakit jam enam pagi. Tapi ini sudah lewat dua jam, kemana pria itu pergi?
"Bang Iru belum dateng, ya?" Beberapa waktu lalu Ana tersenyum lepas namun kini dia memasang raut wajah kekecewaan.
"Bang Iru sebentar lagi pasti datang. Dia punya kerjaan lain. Ana sabar, ya tunggu sebentar lagi. Kak Daren coba telpon Bang Iru dulu," balas Daren.
Daren berusaha menghubungi Sagara tetapi tidak ada tanda-tanda dia akan menjawab telepon. Zara yang berada di sana ikut merasakan cemas, takut jika terjadi sesuatu pada Sagara. Zara tahu betul Sagara tidak akan membuat adik kesayangannya kecewa. Pasti ada sesuatu yang terjadi padanya tapi Zara tidak yakin apa yang terjadi.
"Paman Daniel? Bang Iru mana?" sahut Ana begitu melihat orang lain datang memasuki ruangannya. Menurut Zara, mereka berdua saling mengenal.
"Maaf Nona Ana. Tuan Sagara meminta saya untuk membawakan kado yang sudah disiapkan sebelumnya. Tuan Sagara meninggalkan rumah sejak pukul lima pagi. Saya tidak tahu kemana dia pergi," jawabnya.
Paman Daniel merupakan orang kepercayaan Aksa. Dia yang mengurus semua pekerjaan dan memperhatikan semua yang dilakukan Sagara.
"Bang Iru pergi sama Ayah?" Daniel mengangguk mantap. Hanya itu yang bisa dia katakan.
Ana merasa hari kelahirannya banyak membuat kesedihan. Pasti sesuatu terjadi pada Sagara sehingga dia diminta pergi bersama Aksa.
"Bang Iru baik-baik aja, kan, Kak Daren? Paman Daniel?"
Mereka berdua hanya saling melempar pandangan. Kejadian ini pernah terjadi sekitar dua tahun lalu. Di mana Sagara dibawa ke sebuah pulau yang benar-benar tidak ada orang. Dia diasingkan di sana karena telah membuat kesalahan besar yang membuat pekerjaan Aksa berantakan.
Zara pun ikut merasa khawatir dari tatapan mereka berdua yang sepertinya tahu sesuatu tapi tidak bisa mengatakannya. Zara merengkuh tubuh kecil Ana kemudian mengelus pelan rambut Ana yang terasa begitu halus.
"Bang Iru cuma ada kerjaan. Sebentar lagi dia datang, Ana nggak boleh cemas apalagi khawatir nanti kesehatan Ana makin buruk. Kalo kesehatan Ana buruk, Bang Iru pasti sedih. Di sini ada dokter Zara jangan takut," bisik Zara pelan.
Ana meminta semua orang untuk keluar. Melihat suasana hati Ana yang kurang baik, Zara khawatir hal itu bisa memengaruhi kesehatannya Ana yang kerap beberapa hari terakhir mengalami penurunan.
"Apa maksud tatapan kalian barusan? Kalian tahu kalo Ana sedang sakit. Dia tidak boleh merasakan khawatir apalagi cemas itu bisa memengaruhi kesehatannya. Kalian bisa berbohong tentang keberadaan Sagara tanpa harus memasang raut wajah yang begitu membuat Ana cemas!" Zara merasa tak tahan untuk memberitahu Daren dan Daniel tentang kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Sagara | END
RomanceDON'T COPY MY STORY ❗ [COMPLETED] [NAKHODA X DOKTER] REVENGE AND LOVE Zara harus mengalami trauma terhadap laut akibat insiden yang dia alami hingga membuatnya kehilangan seorang ayah. Disisi lain, pria bernama Sagara yang menyelamatkan nyawa Zara b...