42# Flashback | Special Part

192 20 0
                                    

Kejahatan layaknya bangkai, serapat apapun merahasiakannya pada akhirnya tercium juga bau busuknya. Setiap kejahatan pasti punya balasan yang setimpal dan setiap kejahatan pasti punya alasan. Mau bagaimanapun jangan pernah jadikan rasa sakit yang kamu terima sebagai alasan untuk berbuat jahat pada orang lain.

"Sagara!" Zara melambaikan tangannya pada pria yang sedang bersender di depan mobilnya dengan penampilan yang begitu menawan. Tidak lupa kacamata hitam yang menambah nilai plus ketampanannya.

Kejadian menegangkan di pelabuhan tak terasa sudah berlalu sebulan yang lalu. Zara sudah menerima dengan lapang dada permohonan maaf Aksa saat di pengadilan. Zara dan Luna juga sudah mengikhlaskan sepenuh hati kepergian Malik karena pelakunya sudah dihukum.

Meskipun Sagara adalah anak dari dalang dibalik kematian papanya, Zara tidak pernah mau menjauh darinya. Karena menurut Zara, Sagara tidak ada kaitannya dengan kejadian itu. Justru Zara sangat beruntung bisa mengenal Sagara, pria itu datang bak pangeran penyelamat, tanpa Sagara juga kejahatan ini mungkin tidak akan pernah bisa Zara ungkap.

"Neng, cantik banget mau kemana?" celetuk Sagara dengan tatapan jahilnya.

"Mau nguli." Sagara tertawa keras mendengar jawaban yang asal keluar dari mulut Zara. Wanita itu tampaknya sudah sangat kesal, tidak baik jika Sagara terus menggodanya.

Mereka sudah berjanji akan mengunjungi Aksa bersama. Sagara sengaja setelah hakim mengetuk palu dia tidak datang menemui Aksa. Hari ini Sagara baru akan menjenguk keadaannya. Alasannya adalah Sagara belum siap dan belum bisa menerima jika ayahnya adalah sosok yang begitu jahat.

"Sagara?" Aksa sangat terharu dengan kehadiran Sagara di sana. Sudah tentu Aksa merindukan Sagara, pria itu sudah lama tidak memunculkan diri. Sagara adalah anak kesayangan Aksa dan satu-satunya yang menjadi kenangannya dengan Athaya.

Aksa menyentuh wajah Sagara dengan begitu lembut, Sagara hanya tersenyum tipis. Ayahnya tidak pernah berbuat seperti ini sejak Athaya meninggal, jika ada waktu bersama pasti mereka akan selalu bertengkar. Sagara senang melihat Aksa kembali seperti dulu.

"Kamu baik-baik aja, kan?" tanya Aksa. Sagara hanya bisa menganggukkan kepala dengan pelan.

"Maafin Sagara nggak dateng ke sini, Sagara cuma banyak urusan. Tapi Sagara janji setiap minggu pasti akan dateng ke sini buat jengukin Ayah kecuali Sagara lagi ada kerjaan di luar kota. Sagara bakal selalu kirim surat buat Ayah. Sagara senang Ayah udah berubah lebih baik sekarang. Bunda sama Ana pastinya senang di sana."

Aksa mengangguk pelan, air matanya tidak bisa ditahan. Dia begitu merindukan sosok istrinya, cintanya dan orang yang paling dia sayangi di dunia ini. Mereka tidak akan pernah bisa bertemu lagi.

Malik adalah seorang nakhoda kapal, dia mengenal baik Aksa, karena Aksa pernah membantunya dalam kesulitan. Mereka berteman akrab sampai pernah berpikir untuk menjodohkan anak mereka. Pada saat itu usia Sagara satu tahun. Mereka menjadi sahabat tapi Sagara dan Zara tidak pernah dipertemukan satu sama lain sampai mereka tumbuh dewasa dan memiliki kekasih masing-masing, perjodohan mereka pun tidak pernah berlanjut lagi ataupun disinggung.

Persahabatan mereka yang sudah berpuluhan tahun di uji ketika Malik tak sengaja mengetahui rahasia terbesar Aksa. Pria itu ternyata memiliki wanita lain dan memiliki anak dengannya, usia anaknya juga tak jauh berbeda dengan Sagara. Sayangnya, rahasia itu terbongkar saat Athaya telah tiada.

Malik berniat untuk memberitahu Sagara, selama ini Malik memang tidak pernah bertemu dengan Sagara langsung dan hanya bisa mengirim pesan kepada Sagara secara anonim. Malik meminta Sagara untuk bertemu di kapal, karena menurutnya kapal adalah tempat yang paling aman untuk memberitahu rahasia itu.

Lembayung Sagara | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang