25# Luka Terbesarnya

104 19 0
                                    

**Jika lautan menjadi tolak ukur perasaan cinta seseorang, maka itu adalah rasa cintaku padamu. Tidak akan pernah habis dan tidak akan ada ujungnya.**

Sambil dengerin lagu diatas ya karena artinya deep banget, pastikan nyalakan sub Indonesia nya biar tahu♥️

*****

Sagara mengigit ujung telunjuknya sembari berjalan mondar-mandir di depan ranjang. Dia sedang memikirkan cara yang tepat bagaimana bisa menyelidiki kasus kebakaran kapal yang menimpa Malik dengan cepat sebelum Sagara menikah dengan Zara dan yang pasti sebelum Aksa menyadarinya. Sagara tidak begitu mempercayai Raka meskipun pria itu sudah berjanji akan melakukannya dengan baik dan akan membuktikan.

Tetapi tetap saja Raka hanyalah orang asing yang hampir merenggut nyawa Sagara malam itu. Bukannya menghindari Raka, Sagara justru memutuskan untuk bekerja sama dengan pria yang masih belum tahu apa maksud dan tujuannya membantu Sagara.

Secara tiba-tiba ingatannya tentang Dinar muncul, sosok perawat wanita yang pernah menjaga Ana dan wanita itu sudah mengundurkan diri sekitar sebulan lalu karena menikah dengan seorang detektif terkenal. Sagara terpikirkan untuk meminta pertolongan Dinar. Semenjak Ana di rawat oleh Dinar, Sagara menjadi banyak berkomunikasi dengan Dinar dan mungkin dia lah satu-satunya wanita yang paham kondisi keluarga Sagara.

Sagara menyambar ponselnya yang berada di sisi ranjang kemudian menekan ikon kontak mencari nomer telpon Dinar, berharap wanita itu masih ada waktu untuk mengangkat telpon Sagara.

"Tuan Sagara?"

Sahutan dari seberang membuat Sagara menghembuskan napas lega, Dinar masih mau menerima telponnya bahkan memanggil dengan embel-embel tuan padahal Sagara bukan lagi atasannya.

"Iya ini aku. Dinar, aku butuh bantuan kamu. Nggak, lebih tepatnya bantuan suami kamu."

"Oo tentu, soal apa?"

"Aku dengar suami kamu seorang detektif, aku mau ketemu sama dia. Aku bakal datang ke Jakarta dan kirim lokasi pertemuan kita. Apa kamu punya waktu luang?"

Dinar tampak berpikir panjang kemudian mengiyakan perkataan Sagara.

"Kamu tahu kalo setiap gerak-gerikku dipantau sama Ayah, aku bakal datang ke sana dengan alasan mengambil barang-barang Ana yang sempat terbawa oleh kamu. Akan aku jelaskan masalahnya lebih detail ketika kita bertemu."

"Baik, tuan."

"Terima kasih, Dinar."

"Tuan sudah pernah bantu aku saat aku butuh pertolongan, jadi nggak ada alasan buat aku nolak pertolongan tuan Sagara."

Percakapan mereka yang panjang kemudian berakhir. Sagara menghembuskan napas dengan sangat lega, setidaknya dia punya orang lain yang akan mendukung dan membantunya untuk mengungkap kasus ini.

Mata Sagara menangkap dompet yang berada diatas meja kerjanya lalu teringat sebuah foto yang dia selipkan di sana. Foto pertama Sagara temukan di dashboard mobil milik Aksa yang menampilkan dua sosok wanita dan Aksa, salah satu wanita itu adalah Athaya namun Sagara tidak tahu siapa wanita satunya lagi, sedangkan foto kedua dia temukan di ruang kerja Aksa yang berada di Jakarta dan hanya potongan foto Aksa saja sepertinya sudah dipotong.

Makan malam terasa hening seperti biasa, Aryl juga ada diantara mereka. Mungkin banyak yang bertanya-tanya mengapa Aryl tidak pernah menunjukkan batang hidungnya lagi, wanita itu seperti hantu yang selalu datang setiap saat kapanpun dia mau. Sagara sudah tidak peduli lagi dengan urusan Aryl karena baginya Aryl hanyalah potongan masa lalu Sagara.

Lembayung Sagara | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang