Sudah cukup lama Sagara menunggu kedatangan Zara di parkiran rumah sakit. Wanita itu tak juga menampakkan batang hidungnya. Sesekali Sagara melirik arlojinya untuk melihat waktu yang terus bertambah. Sagara masih harus pergi menemui Aksa untuk membahas tentang Ana. Serta, tiba-tiba saja awan saat ini mendung seperti suasana Sagara yang sedang kalut memikirkan banyak hal.
"Maaf... Maaf telat, tadi ada urusan mendadak. Lama nggak nunggunya?" Zara datang dengan tergesa-gesa, bahkan dia belum sempat memasang jaket ditubuhnya. Melihat Zara berpenampilan seperti itu Sagara tersenyum kecil tanpa Zara tahu.
Pertanyaan Zara kemudian Sagara balas dengan sedikit jail. "Lama banget, untung aja belum jadi jamur. Sayang banget kan wajah tampan gini kalo jamuran." Mendengar jawaban Sagara yang terlihat main-main membuat Zara melirik sinis ke arah Sagara. Padahal pertanyaan tadi Zara lontarkan karena merasa bersalah harus membuat Sagara menunggu sangat lama.
"Buruanlah! Bercanda terus!" seru Zara.
"Mau aku seriusin?" Zara membulatkan mata tanpa berkedip sedikitpun mendengar satu kalimat yang keluar dari mulut pria itu. Sudah Zara duga, kejadian waktu mereka di makan bersama di restoran adalah kebenaran. Sagara punya banyak simpanan wanita.
Zara sudah antisipasi untuk tidak menjadi salah satunya. Sayang sekali Zara harus bertemu dengan pria tampan yang tidak cukup dengan satu wanita. Melihat sikap tengil Sagara yang muncul kembali hari ini membuat Zara ingin melempar sepatu ke arahnya.
"Jangan sampai sepatu yang aku kenakan melayang kena kepalamu, ya!"
"Santai. Oke, kita pergi."
Sagara melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang sembari memperhatikan ke arah samping untuk mencari tempat yang cocok untuk mereka berdua makan. Setelah pergi berdebat dengan Aksa, Sagara langsung meluncur ke rumah sakit. Dia bahkan belum sempat mengisi perutnya yang terasa lapar.
"Kenapa ke restoran? Katanya mau ke toko mainan?" komentar Zara.
"Kamu tau nggak, kalo aku belum makan? Kamu mau nanti aku pingsan ditengah perjalanan?"
"Ribet banget. Cepet tapi, ya!"
"Okay. Ngapain didalam mobil? Keluar temenin aku. Nanti dikira jomblo lagi makan sendirian di restoran mahal."
Zara memasang raut wajah kesal. Jika bukan karena sikap baik Sagara selama ini padanya, Zara ogah mengikuti apa yang diperintahkan Sagara. Di dalam restoran memang betul banyak orang duduk bermesra-mesraan entah pasangan halal atau bukan Zara tidak tahu. Melalui matanya yang tajam, Zara tidak menemukan seseorang yang duduk sendirian.
Melihat raut wajah Zara yang menggambarkan kebingungan sekaligus terheran, Sagara menyunggingkan senyuman.
"Mereka semua pasangan kekasih. Kamu seharusnya tahu dari nama restoran ini. Blue heart berarti hati biru. Maksud hati biru ini adalah memberikan kesan ketenangan, kebijaksanaan, kepercayaan, dan kesetiaan. Banyak pasangan yang melamar bahkan menikah di restoran ini. Sering kali restoran ini tutup karena ada pelanggan VVIP yang menyewanya. Kalo kamu mau, nanti aku bisa bikin khusus buat kamu."
Seperti yang kalian tahu. Tidak ada kalimat Sagara yang betul-betul perlu dipercaya. Karena pria itu selalu memberikan kalimat maut yang membuat siapapun terpanah dibagian akhir penjelasannya.
Zara menghembuskan napas pelan memilih diam dan tidak banyak bicara. Dia hanya menikmati pemandangan dari kaca transparan yang memperlihatkan keramaian kota.
"SAGARAAA!" Seseorang menumpahkan segelas jus jeruk seperti kejadian waktu itu. Seolah peristiwa de javu terulang kembali bagi Zara. Hanya ada satu kata yang keluar dari bibir Zara, 'gila' kata itu tak dapat Zara tahan keluar dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Sagara | END
RomanceDON'T COPY MY STORY ❗ [COMPLETED] [NAKHODA X DOKTER] REVENGE AND LOVE Zara harus mengalami trauma terhadap laut akibat insiden yang dia alami hingga membuatnya kehilangan seorang ayah. Disisi lain, pria bernama Sagara yang menyelamatkan nyawa Zara b...