Langkah kaki Zara makin melemah setelah dia berlari menjauh dari jangkauan Aley dan Kevin. Seluruh tubuhnya seolah berhenti diwaktu yang bersamaan. Dunianya runtuh untuk seketika, mimpi-mimpi indah yang pernah terlintas dalam benak Zara ketika dia akan menikah dengan Sagara pupus seketika. Harapan itu perlahan sirna dan menyisakan rasa benci yang menggebu dalam dada.
Zara terpaku di tengah jalan, bahkan hampir saja seseorang menyerempet tubuhnya yang mungil itu beruntungnya Zara langsung sadar dan menepi. Dia duduk diantara pepohonan yang sangat tinggi dan rindang. Air matanya lolos seketika. Zara tidak bisa menggambarkan perasaannya yang begitu sakit, lara, terluka dan patah. Dia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri.
"Kamu bego, Zar! Kamu seorang dokter! Bisa-bisanya kamu nggak tahu kalo pria itu lagi mempermainkan perasaan kamu! Dia cuma ngerasa bersalah sama kamu karena udah buat papa kamu meninggal, dia nggak pernah suka sama kamu, Zar! Dan yang paling buat kamu bego adalah kamu jatuh cinta sama orang yang udah bikin papa kamu sendiri meninggal! Stupid!"
Zara menyalahkan dirinya berkali-kali bahkan menyebutnya bodoh. Ini kali pertamanya dalam hidup Zara merasakan sakit yang teramat dalam. Zara pikir setelah kematian Malik tidak akan ada lagi yang membuatnya terluka karena bagi Zara, Sagara adalah orang yang tepat. Nyatanya dia salah besar, Sagara bukan orang baik dia orang jahat yang tidak sepantasnya mendapat cinta dari seorang dokter yang memiliki hati lembut.
Ponsel Zara berdering dan menyadarkannya untuk berhenti menangis lalu menenangkan diri beberapa saat. Zara duduk di bangku yang kebetulan ada diantara pohon-pohon itu, dia membuka ponselnya untuk menerima panggilan. Melihat nama pria itu di panggilan, Zara berniat untuk menolaknya, namun Zara urungkan karena dia tidak mau bertingkah seolah sudah tahu segalanya. Zara punya sedikit ide gila untuk mencampakkan pria itu, agar dia juga merasakan apa yang Zara rasakan.
Zara mengatur napasnya dalam-dalam, setelah cukup lama ponsel itu berdering akhirnya Zara menyapa lebih dahulu.
"Ada apa, Sagara?"
"Kamu lagi dimana, Zar? Aku di rumah sakit tapi nggak ada kamu. Donat yang aku kasih pagi tadi kayaknya kamu suka banget, ya sampai di postingan di instagram kamu."
Air mata Zara jatuh lagi, donat yang menjadi salah satu makanan favoritnya mungkin akan menjadi makanan yang akan Zara hindari mulai sekarang. Dan soal postingan di instagramnya itu Zara akan segera mengarsipkannya. Zara tak lagi bisa mempercayai ucapan apapun yang terlontar dari mulut Sagara, pria itu hanya membicarakan omong kosong.
"Aku lagi di luar, kamu pulang aja. Buat donatnya makasih, ya."
"Aku pulang nih? Padahal mau bahas soal persiapan pernikahan kita, kamu mau hidangan apa aja yang bakal di siapin di nikahan kita?"
"Aku lagi sibuk sekarang. Kita bahas lain waktu aja."
Mendadak Sagara dari seberang telepon merasa kebingungan karena ini pertama kalinya Zara mengatakan bahwa dirinya sedang sibuk padahal mereka sedang membicarakan rencana pernikahannya yang tinggal menghitung hari. Padahal sebelum-sebelumnya Zara tidak pernah melakukan hal seperti ini kepada Sagara.
"Oo ka—mu sibuk, maaf ya aku ganggu. Yaudah aku pulang aja kalo gitu, kalo kamu nggak sibuk kabarin aku secepatnya, ya. Aku masih ada kerjaan di pelabuhan. Semangat kerjanya! Jaga diri baik-baik."
"Makasih."
Jawaban singkat Zara seolah terbayarkan sedikit dengan rasa sakit hatinya beberapa waktu lalu karena Sagara. Zara yakin Sagara akan merasa kebingungan dan bertanya-tanya dengan sikap Zara kali ini. Kemudian Zara meneguk air putih yang dia simpan dalam tasnya lalu mulai menghapus jejak air mata yang tertinggal di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Sagara | END
RomanceDON'T COPY MY STORY ❗ [COMPLETED] [NAKHODA X DOKTER] REVENGE AND LOVE Zara harus mengalami trauma terhadap laut akibat insiden yang dia alami hingga membuatnya kehilangan seorang ayah. Disisi lain, pria bernama Sagara yang menyelamatkan nyawa Zara b...