20# Batas Diantara Kita

102 17 0
                                    

Kalaupun ada batas yang akan memisahkan kita, setinggi apapun itu, aku akan memaksa diriku untuk terus maju dan menghancurkan pembantas itu.

*****

Insiden kecelakaan tiga hari lalu membuat Zara terkejut dua kali. Yang pertama karena dirinya tiba-tiba saja mengalami kecelakaan yang sebelumnya tidak pernah dialami, yang kedua karena Sagara yang tiba-tiba saja kembali setelah mengatakan akan menetap di Jepang.

Secangkir teh hangat juga donat berada disisi kiri Zara yang sedang menikmati pemandangan pagi hari dari depan rumahnya. Angin pagi menghembus melewati wajahnya yang tengah berseri-seri.

"Zar, kemarin malam Sagara dateng ke sini terus bawa donat, awalnya sih dia mau nunggu sampai kamu pulang kerja dari rumah sakit. Cuma setelah cukup lama nunggu kata Sagara nggak mau ganggu takut kamunya kecapekan, jadinya dia pulang," celetuk Luna yang menyadari Zara sudah memakan donat yang dia simpan semalam.

Raut wajah Zara berubah seperkian detik, tidak biasanya Sagara mengunjungi rumahnya apalagi ketika malam hari. Mungkin saja Sagara tidak tahu jika Zara sudah kembali bekerja setelah kecelakaan itu sehingga dia menjenguk Zara di rumah.

"Oh dari Sagara? Aku pikir buatan Mama," balas Zara.

Luna mengangguk pelan lalu berinisiatif mengambil salah satu donat dan duduk tepat di kursi. "Kamu sama Sagara sahabatan atau lebih?" tanya Luna yang tampaknya sangat penasaran dengan hubungan putrinya yang semakin hari terlihat semakin dekat dengan Sagara.

Zara menahan donat yang berada dalam mulutnya kemudian melempar pandangan terkejut kepada Luna seakan bola matanya itu akan keluar dari tempatnya.

"Maksud Mama?"

"Mama perhatikan Sagara suka sama kamu Zar, kemarin malem dia dateng pakai baju rapi banget sama satu orang yang nggak Mama kenal. Kalo kamu emang yakin banget sama Sagara, Mama bakal restuin kalian. Ingat, dulu Mama yang kenalin kalian berdua. Jadi Mama tahu persis gimana sikap Sagara. Dia baik banget orangnya, dia juga tulus, humoris, keliatan dari wajahnya dia juga orang yang setia. Mama yakin dia cocok sama kamu."

Topik perbincangan diantara mereka berubah menjadi lebih sensitif. Zara tidak tahu mengapa Luna tiba-tiba saja mengatakan hal demikian yang membuat hatinya semakin goyah dan tidak bisa menyangkal bahwa dirinya telah jatuh cinta pada pesona yang Sagara pancarkan.

"Sagara pria baik, kalo kalian berdua saling suka Mama harap kalian segera menikah. Waktunya untuk berjalan ke depan Zara, nggak semua cowok kayak dia," kata Luna berusaha menasehati Zara yang masih terpaku pada kejadian masa lalu yang menimpanya.

Zara tidak pernah menganggap semua pria seperti mantan calon suaminya, namun Zara hanya khawatir memilih pria yang salah untuk menjadi sosok pendampingnya kelak. Karena Zara benar-benar ingin menemukan sosok pendamping yang akan menemaninya sampai kematian menjemput.

Ayam berkokok semakin keras menandakan bahwa sebentar lagi matahari dari ujung timur akan tampak. Tak pernah Zara melewatkan paginya untuk melihat keindahan yang di lukiskan alam untuk menyambut manusia bergerak memulai aktivitas.

Mobil mewah yang entah darimana asalnya tiba di pekarangan rumah Zara. Saat melihat arlojinya, Zara bisa melihat bahwa masih pukul setengah enam pagi tapi sudah ada orang yang berkunjung ke rumahnya. Zara hafal betul siapa pemilik mobil mewah itu, tentu saja Sagara.

"Sagara? Ngapain? Masih belum ada jam tujuh loh ini," ucap Zara seperti mengusir Sagara secara halus.

Pria itu tampak biasa saja dan tidak peduli dengan ucapan Zara melainkan langsung melangkah memasuki rumah dan berpapasan dengan Luna di sana. Zara tidak habis pikir dengan sikap pria itu, setiap hari ada saja waktu untuk Sagara menjahili Zara.

Lembayung Sagara | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang