15# Pengakuan Rasa

124 23 0
                                    

Penduduk setempat yang sedang berjalan-jalan didekat pantai pada pagi hari dikejutkan dengan penemuan sosok pria terbujur kaku diatas bebatuan dengan wajah yang begitu pucat dan denyut nadi yang sangat lemah.

Zara yang notabenya dokter, segera menyelamatkan nyawa pasien dengan membawanya ke rumah sakit. Siapa sangka pria itu ternyata Sagara. Pria itu berhutang banyak jawaban dari Zara, bagaimana bisa dia berada di sana sedangkan tadi malam hujan mengguyur begitu deras. Mengapa dia tidak mengetuk pintu rumah Zara untuk berteduh?

Beberapa kali Zara mencoba menghubungi keluarga Sagara, dan akhirnya Daniel berhasil datang. Disisi lain Sagara masih tertidur lelap diatas ranjang rumah sakit dengan bantuan oksigen.

"Apa yang sebenarnya terjadi dengan Tuan Sagara, dokter Zara?"

"Sagara ditemukan pingsan di tepi pantai dengan denyut nadi yang lemah, tubuhnya sekarang pun masih sangat lemah. Kenapa dia bisa ada di sana? Apa yang terjadi dengan mereka?"

Zara sudah paham betul siapa akar permasalahan ini, hanya Aksa lah yang bisa membuat Sagara semacam ini, jad Zara tidak akan heran.

Daniel masih belum berani menceritakan apa yang telah terjadi dengan Sagara semalam. Seandainya semalam Daniel mengikuti Sagara pasti tidak akan ada kejadian ini, jika sesuatu terjadi dengan Sagara, Daniel pun tidak akan pernah bisa lepas dari ancaman Aksa.

"Katakan aja!" tekan Zara.

"Semalam ada pertemuan dua keluarga untuk masalah pernikahan, tapi Tuan Muda menolak karena dia bilang mencintai dokter Zara dan ingin menikah dengannya. Tuan Aksa marah besar karena Tuan Muda membuatnya malu dan malah memilih dokter Zara, pulang dari pertemuan itu, Tuan Aksa menghukum Tuan Muda dengan memblokir semua akses untuk mengeluarkan uang dan mengunci semua akses masuk apartemen, kemungkinan semalam Tuan Muda pergi ke pantai, karena pantai tempat satu-satunya yang plaing Tuan Muda sukai."

Zara sungguh tidak bisa berkata-kata, di depan ayahnya dia mengaku bahwa telah mencintai Zara dan akan menikahinya tapi Zara malah masih menggantungkan jawabannya dan tidak pernah peduli perasaan Sagara. Sagara sudah sering berkorban terlalu banyak, dia tidak seharusnya mendapatkan perlakuan buruk itu semua, dia perlu bahagia.

"Astaghfirullah, lalu sekarang beliau tau keadaan Sagara?"

"Iya, dia akan segera ke sini. Untuk itu, sebaiknya dokter Zara pulang dan jangan sampai berpapasan dengan Tuan Aksa karena itu akan memicu konflik lagi, kali ini saya yakin Tuan Sagara punya solusi yang tepat. Saya permisi." Daniel berpamitan untuk menjemput atasannya.

Zara menyempatkan waktu untuk menjenguk Sagara sebelum dia memutuskan untuk pulang, apa yang dikatakan Daniel memang ada benarnya, biar Sagara yang menyelesaikan masalah keluarganya dan Zara sebagai orang luar tidak berhak mencampuri.

"Nggak bosen bolak-balik rumah sakit terus? Kita baru aja ketemu dan kamu udah masuk rumah sakit dua kali. Suka banget bikin diri sendiri menderita. Kenapa kamu harus jatuh cinta sama aku? Kenapa kamu harus ngelawan ayah kamu demi aku? Kenapa aku sangat istimewa dimata kamu? Aku nggak tahu gimana jalan pikiran kamu. Cepat sembuh, ya. Aku bakal minta perawat kasih kabar misal kamu udah siuman. Sekarang aku pamit dulu."

Di samping ranjang Sagara, Zara mengatakan semua hal yang mungkin tidak bisa dia katakan saat Sagara sadar. Zara tidak pernah ingin membuat kehidupan orang lain rumit karenanya, Zara juga tidak ingin menjadi alasan seseorang untuk melawan perintah orang tuanya.

Dilihat dari kondisinya saat ini, Sagara sudah cukup membaik hanya perlu menunggu dirinya sadar. Terpaksa Zara harus meninggalkan rumah sakit di siang bolong demi tidak bertemu dengan Aksa, karena sungguh Zara tidak tahu bagaimana reaksi Aksa saat bertemu Zara. Atau mungkin seeprti di film-film yang nantinya Zara akan diberikan cek lalu meminta Zara untuk meninggalkan Sagara? Tidak, Zara tidak akan pernah melakukan hal itu.

Lembayung Sagara | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang