30# Dilema

85 15 0
                                    

"Sagara, aku mau pernikahan kita dibatalkan."

Tidak ada angin tidak ada hujan namun tiba-tiba saja petir seolah menyambar tubuh tegap Sagara. Jantungnya seolah berhenti berdetak dan seketika suara ombak ikut lenyap hanya terdengar kalimat menyakitkan yang barusan Zara katakan.

Rasanya Sagara tidak percaya dengan apa yang telah Zara katakan karena dia yakin sebelumnya tidak ada pertengkaran diantara mereka, bahkan kemarin mereka masih baik-baik saja dan masih berkomunikasi lewat pesan.

"Zar, ulang tahun aku masih lama lho, ngapain kamu nge-prank segala, nggak lucu tahu bercandanya." Sagara masih tidak mau menerima kenyataan bahwa Zara bersungguh-sungguh dengan ucapannya, Sagara hanya menganggap bahwa Zara sedang menunjukkan leluconnya.

Zara lalu menjawab dengan lantang, "Aku nggak bercanda."

Sagara yang sejak tadi tertawa untuk mengalihkan rasa terkejutnya mendadak berhenti, wajah tampannya itu langsung berubah seketika dengan tatapan yang sangat terkejut. Sagara mengusap wajahnya kasar lalu memejamkan mata dengan erat berharap ini hanya bunga tidur.

"Ini mimpi kan? Tolong bangunkan aku, Zar."

"Ini nyata Sagara. Aku mau batalin pernikahan kita. Aku nggak mau nikah sama orang yang udah merenggut nyawa papaku sendiri!"

Kenyataan yang membuat seluruh tubuh Sagara merinding, Zara telah salah paham atas bukti yang dia dapatkan. Demi Allah, Sagara bukanlah pembunuh Malik, dia hanya korban dan sedang berusaha mengembalikan namanya dengan cara membuat Zara di sampingnya, namun sebelum itu semua terjadi Zara lebih dulu tahu fakta yang palsu.

Sagara membeku ditempatnya dengan mata yang sudah berair, dia tidak menyangka Zara akan tahu secepat ini sebelum dirinya berhasil menjadi pelindung Zara. Setelah Zara tahu kebenarannya dia pasti akan mengangkat kembali kasus Malik dan Aksa tidak akan tinggal diam.

"Bukan aku pelakunya. Kamu percaya, kan?" Sagara tidak akan menyerah sampai di situ, dia terus berusaha mempertahankan Zara untuk terus berada di sampingnya. Sagara takut Aksa akan melakukan hal yang lebih gila kepada Zara dibandingkan kepada Malik.

"Semua bukti mengarah ke kamu gimana aku nggak percaya? Kamu jahat! Kita nggak punya masalah apapun sebelumnya kenapa kamu harus mengambil nyawa papaku?!" Zara meluapkan semua emosinya, Sagara bingung harus mengatakan apa. Mereka berdua sama-sama terluka dengan kenyataan pahit ini.

"Kamu juga membuatku jatuh cinta supaya aku bisa melupakan kejadian itu. Sampai kapanpun aku nggak akan pernah lupa meskipun kamu pelakunya! Meskipun kamu orang yang aku cintai!"

"Demi Allah bukan aku pelakunya. Aku cinta kamu, Zar, aku nggak mau pernikahan kita batal." Tidak tahu harus melakukan apa, Sagara hanya bisa bersumpah atas nama Tuhannya berharap Zara bisa mempercayainya sedikit saja dan memberikan Sagara kesempatan.

Zara merasa muak dengan omong kosong Sagara terlebih ketika pria itu menyebut nama Allah seolah sumpah yang dia buat hanya bahan candaan.

"Berani sekali kamu menyebut nama Allah untuk membuatmu lepas dari kejahatan yang telah kamu buat sendiri! Sejak aku tahu kalo kamu pembunuhnya aku nggak percaya satu katapun yang keluar dari mulut busukmu itu! Mulai detik ini, kita bukan siapa-siapa, kita hanya orang asing!" Sikap Zara yang sangat emosional membuat Sagara merinding, ini pertama kalinya Zara sangat marah padanya.

Wanita itu tidak meneteskan satu butir air mata pun, hanya tersirat rasa kecewa dari tatapan matanya yang teduh itu. Untuk membuktikan kesungguhannya membatalkan pernikahan, Zara melepas cincin yang dirancang oleh Athaya, tanpa belas kasihan Zara melempar cincin itu ke arah samping yang merupakan lautan.

Sagara tak percaya jika Zara akan semarah ini, cincin yang dipakai Zara adalah peninggalan satu-satunya yang Sagara miliki dari ibundanya. Dia tidak bisa membiarkannya hanyut terbawa arus ombak. Sagara dilanda dilema untuk mengejar Zara atau mencari cincin itu.

Lembayung Sagara | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang