Epilog

371 22 2
                                    

Lembayung...
Sekarang kau sudah dewasa, masalah silih berganti melibatkan orang-orang yang kau sayangi. Satu-satunya dendam yang kau punya juga sudah berakhir dan dalang dibalik insiden itu sudah mendapat hukuman setimpal. Tidak ada lagi dendam ataupun benci karena itu akan semakin melukai diri sendiri.

Lembayung...
Sekarang kau sudah bisa menentukan bagaimana masa depanmu. Untuk terus bersamanya yang terlibat dendam denganmu atau menjauh darinya untuk mengurangi rasa sakit. Bagaimanapun pria bernama Sagara itu didalam tubuhnya mengalir darah dari pelaku yang sudah membunuh orang tuamu. Jika kalian memiliki seorang anak, maka jejak itu akan terus ada.

Dalam kehidupan, manusia selalu dipertemukan dengan sebuah pilihan. Yang pada akhirnya membuat seseorang bingung dan merasa takut untuk memilih.
Sebagai anak satu-satunya, Zara juga merasa bingung untuk memendam perasaannya atau mengembangkan perasaannya pada Sagara.

Zara sudah tahu jika pria itu masih menyimpan rasa terhadapnya, pria itu juga sering menyinggung soal pernikahan yang batal. Namun Zara masih merasa berada di persimpangan, dia masih kebingungan jalan manakah yang harus dia pilih. Dibalik keluarga Sagara yang memiliki jejak kriminal, Sagara adalah pria yang sangat baik. Sudah Zara katakan sebelumnya bahwa dia adalah pangeran penyelamat.

Jika Tuhan berkehendak lain dan Malik masih hidup, Zara yakin Malik akan setuju dengan keputusannya untuk memilih Sagara sebagai suaminya tanpa peduli latar belakang keluarganya yang memiliki catatan kriminal yakni ayahnya-Aksa.

Dua hari lalu setelah mengunjungi Aksa di Jakarta dan berjalan-jalan menghabiskan waktu bersama Zara merasa senang. Tapi itu hanya bertahan sebentar karena mereka harus berpisah, mereka terpaut jarak yang cukup jauh. Sagara yang menetap di Jakarta dan Zara yang berada di Bandung.

Mereka berpisah secara baik-baik, sesekali Sagara juga berkomunikasi dengan Zara lewat pesan. Hari ini Zara mendapat jatah liburnya dari rumah sakit, Zara berniat untuk ke Jakarta dan menaiki kapal. Kebetulan Aley dan Kevin juga sedang liburan di Jakarta setelah pernikahan mereka dua minggu lalu.

Akhirnya pasangan itu menikah juga.

Mau tak mau Zara harus ikut mereka karena Luna khawatir jika Zara pergi sendirian ke Jakarta untuk menginap beberapa hari di sana sedangkan Luna tidak ingin ikut karena banyak pekerjaan.

"Al, Vin. Aku mau jalan-jalan ke pelabuhan ya sebentar. Aku ada tiket kapal yang bakal keliling lautan Jakarta. Kalian mau ikut?" tawar Zara yang sedang menyiapkan beberapa pakaiannya di kamar hotel Aley.

Kamar hotel mereka bersebelahan, tapi Zara sengaja meninggalkan kopernya di kamar Aley karena ketika tiba di hotel dia sangat kelelahan dan langsung tidur. Pagi ini dia baru beres-beres dengan mengambil tas ransel kecil dan topi pantai.

"Enggak, aku punya rencana sendiri sama Aley malam ini," sahut Kevin yang sedang menghabiskan mangganya.

Zara mengenakan gamis dengan warna coklat muda dan hijab yang senada. Zara sengaja mengambil tiket kapal sore karena dia ingin melihat senja sesekali di atas kapal. Sebelumnya Zara tidak melakukan hal seperti ini. Selain karena merindukan Sagara, Zara juga merindukan Malik.

"Aku pergi dulu, ya." Zara keluar dari hotel pukul empat sore dan hanya butuh beberapa menit untuk sampai ke pelabuhan dengan taksi. Pelabuhan yang hari itu di kepung oleh banyak polisi sekarang sudah berjalan normal. Berita-berita tentang Aksa dan Sagara sudah mulai tak terlihat.

Zara merasa tidak begitu tenang ketika Sagara yang tidak terlibat terbawa. Judul berita selalu menarik nama Sagara, membuat nama pria itu menjadi jelek. Sagara bukan lagi pria tampan yang menjadi rebutan banyak wanita karena skandal yang Aksa dapatkan. Banyak wanita yang malah menjauh karena takut jika Sagara akan melakukan hal serupa seperti Aksa. Para wanita tidak mau jika keluarga kekasihnya punya catatan kriminal.

Lembayung Sagara | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang