21# Kejujuran Yang Aku Inginkan

105 20 0
                                    

Semua hal tidak harus berjalan sesuai kehendak kita kadang kala apa yang menurut takdir itulah yang terbaik.

*****

Malam ini menjadi malam kemenangan bagi Sagara karena pada akhirnya Zara menerima lamarannya. Tidak hanya bulan dan bintang yang menjadi saksi akan janji yang Sagara utarakan, melainkan sang mama dan sahabat terbaik Zara pun turut bersembunyi di antara kegelapan malam menyaksikan dua insan yang sedang dimabuk cinta.

Setelah mendengar jawaban setuju dari Zara, Luna dengan Aley keluar dari tempat persembunyian lalu bertepuk tangan keras disertai dengan air mata bahagia. Terutama Luna yang sangat senang karena akhirnya bisa melihat Zara dengan tatapan penuh cintanya.

Siapa sangka menyelematkan nyawa Zara kala itu menjadi keberuntungan seumur hidup bagi Sagara karena bisa mendapatkan sosok wanita sebaik dan tentunya secantik Zara.

"Mama? Aley? Kalian di sini?" Zara terpaku melihat mama dan sahabat baiknya berada di sini.

"Aku yang ajak mereka," sambung Sagara dengan senyum tipisnya.

"Mama bahagia akhirnya kamu bisa jujur sama perasaan kamu. Nak Sagara, jaga baik-baik putri Tante yang satu ini ya, kadang memang menyebalkan tapi Tante nggak rela kalo sampe kamu nyakitin dia atau sampai buat dia nangis. Kamu yang paling tahu kehidupan Zara, Tante yakin kamu akan menjaganya."

Sagara menganggukkan kepalanya begitu yakin. Selama dirinya sudah berjanji pada hatinya sendiri maka itu tidak akan mengubah apapun. Termasuk Zara, Sagara sudah berjanji untuk menjaga Zara, mencintainya dan melakukan segalanya agar wanita itu bahagia. Sagara tidak akan pernah melupakan hari-hari berat yang harus dia lalui saat berjuang untuk mendapatkan hati Zara yang sedingin es itu.

Mereka makan donat bersama dengan pemandangan laut yang sangat indah. Perlahan memori Zara tentang laut yang mengerikan mendadak lenyap bak disapu oleh ombak.

"Sagara, gimana sama Ayah kamu?" celetuk Luna.

Zara mendadak terdiam memutar memorinya beberapa jam lalu. Saat berkunjung ke rumah Sagara, Zara melihat tatapan mata elang dari Aksa seolah tidak ingin jika Zara dekat dengan Sagara.

"Dalam waktu satu minggu, Sagara bakal bawa Ayah ke rumah Tante dan kita bakal bahas soal pernikahan." Jawaban Sagara sukses membuat Zara merasa tenang sekaligus terharu. Wanita sederhana sepertinya memiliki sosok pria yang hampir sempurna dari segi manapun. Minusnya, terkadang dia memiliki sikap kepercayaan diri melebihi rata-rata dan tak segan membanggakan dirinya di depan orang lain.

Cukup lama mereka menghabiskan waktu untuk bersama di dekat laut. Sagara pun mengantar Zara dan Luna ke rumah. Sedangkan Aley memilih untuk menaiki taksi karena jalur rumah mereka berlawanan. Selama perjalanan itulah bibir Sagara tidak pernah sekalipun mengendur. Memori yang indah baru saja tercipta dalam benaknya setelah sekian lama kepalanya hanya tersisa kenangan buruk.

Sagara melambaikan tangan kepada Zara yang sudah akan menutup pintu rumah. "Selamat malam, calon istriku." Zara memanas mendengar panggilan menggelikan dari Sagara. Malam ini akan menjadi mimpi terindah Zara.

Sekitar pukul dua belas tengah malam, Sagara baru tiba di apartemennya dengan badan yang cukup lelah setelah membersihkan semua benda-benda yang dia siapkan sebagai kejutan di pelabuhan tadi. Juga, dia harus menyelesaikan tugasnya sebelum sampai di apartemen. Sagara hanya ingin tidur setelah melakukan banyak aktivitas hari ini tapi sayangnya tidak selalu berjalan mulus.

Aksa sudah berdiri di depan kamar Sagara dengan mengepalkan kedua tangannya seolah siap untuk memukul Sagara saat itu juga. Sagara sudah menebak sebelumnya hal ini tentu akan terjadi kepada dirinya. Tak ingin memperpanjang masalah, Sagara berusaha menghindari Aksa dengan memilih kamar tamu sebagai tempat sementara untuk beristirahat.

Lembayung Sagara | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang