34# Pilihan Terpaksa

74 13 0
                                    

**Aku mungkin tidak bisa lagi menjadi orang yang akan selalu berdiri didekatmu. Tapi aku bisa menjadi orang pertama yang akan melindungimu tanpa kau tahu.**

*****

Mendengar berita yang sedang heboh saat ini, Sagara tak hanya diam apalagi kasus ini menyangkut nama baik Zara. Pria itu tahu betul bagaimana perjuangan Zara untuk bisa mendapatkan gelar dokter, takkan Sagara biarkan karirnya lenyap seketika hanya karena rumor yang entah berasal darimana.

Ponsel yang sejak tadi Sagara genggam, ia banting ke lantai dengan sekuat tenaga. Daniel yang berada di sana terlonjak kaget, pasalnya Daniel yang memberitahu berita itu karena Sagara tidak membuka ponselnya kecuali saat mendapat notifikasi postingan instagram Zara setelah itu dia tak membukanya lagi.

"Dia, kan pelakunya?!" Untuk menyebut namanya saja Sagara tak sudi, dia sudah terlanjur kecewa dengan Aksa. Bukan hanya karena hal ini, namun karena semuanya, sikap Aksa yang berubah menjadi monster itu membuat Sagara sangat kecewa.

Daniel sudah tahu 'dia' yang dimaksud Sagara tentunya adalah Aksa. Karena kenyataannya memang seperti itu. Daniel yang selalu disisi keluarga mereka bahkan saat Athaya masih hidup merasa bahwa ini akan menjadi perang yang besar antara orang tua dengan anaknya. Daniel tidak ingin keluarga ini terpecah untuk menjalankan amanat Athaya sebelum meninggal. Namun keduanya tampak egois, tidak ada yang mau mengalah. Sagara berambisi untuk menjatuhkan Aksa sedangkan Aksa terus melakukan berbagai cara untuk membuat Sagara patuh padanya.

Kesabaran Sagara sepertinya sudah habis, dia melepas selang infus yang masih berada di tangannya lalu mengenakan jaket dan mengambil kunci mobil yang ada di saku Daniel.

"Tuan muda belum sembuh, sebaiknya kita tunggu tuan Aksa di sini saja, ya?" Daniel berusaha menahan Sagara yang pastinya ingin menghantam wajah Aksa sekarang juga.

"Paman Daniel masih mau membela pria bejat itu? Aku tahu paman bekerja untuknya tapi dia nggak punya hati, segalanya dia lakukan untuk kepuasannya sendiri. Aku harus mengakhiri ini," kata Sagara berusaha menyingkirkan Daniel.

Tidak masalah jika Aksa sering memukul Sagara itu sudah menjadi hal yang biasa. Namun membawa orang lain kedalam masalah bukanlah hal yang benar. Zara tidak melakukan kesalahan apapun dia hanya berusaha mencari kebenaran, tidak pantas Aksa menghukumnya dengan cara yang seperti itu.

"Sagara..."Daniel memanggil nama Sagara pelan tanpa embel-embel 'tuan' untuk kali pertamanya Daniel memanggil namanya saja, lantas Sagara pun menoleh. Melihat tatapan penuh harap pada Sagara untuk tidak terpancing emosi.

"Kali ini anggap aku sebagai paman kamu sungguhan, nggak ada seorang paman yang mau keponakannya bertengkar dengan orang tuanya sendiri. Aku yakin kamu bisa mengontrol diri kamu, jangan biarkan setan mendominasi kamu sekarang, Sagara. Kamu bisa meminta baik-baik dengan ayah kamu tanpa harus melawannya." Sagara sungguh tersentuh kepada Daniel tapi itu tak mengubah pandangannya untuk melawan Aksa.

Sagara maju lebih dekat, memperpendek jarak diantara mereka. "Aku tahu, Paman. Aku sudah sering melakukan hal itu, meminta dengan baik-baik tapi dia nggak pernah menggubris, nggak ada cara selain melawannya." Setelah mengatakan kalimat itu, Sagara menepuk bahu Daniel pelan lalu tersenyum tipis. Sagara tidak akan mundur kali ini, dia akan melawan Aksa agar pria itu sadar. Sudah banyak yang menjadi korban karena keegoisannya. Sagara tidak ingin insiden Ana terulang kembali.

Tempatnya di pelabuhan, Sagara menemukan Aksa yang tengah berbincang dengan para investor di pelabuhan mereka. Sagara tak mengganggu perbincangan mereka melainkan menunggu sampai mereka selesai.

Aksa tentunya tidak terkejut ketika Sagara datang, karena ini merupakan salah satu rencananya. Membuat Sagara patuh dengan segala perintah melalui kelemahannya yakni Zara.

Lembayung Sagara | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang