Merenungkan tiap detik yang sudah di lalui di samping jendela dengan pemandangan pagi yang luar biasa sangat indah. Sagara sudah tidak punya kekuatan untuk berkata-kata lagi terlebih saat kemarin Luna memintanya untuk pergi jauh dari sisi Zara. Pernikahan yang sudah Sagara siapkan dan sangat ia nantikan berakhir begitu saja meninggalkan luka yang teramat dalam.
Separuh jiwa Sagara memang sudah lama lenyap dan saat ini benar-benar telah hilang. Pria itu lebih banyak diam dan melamun. Sudah terhitung tiga kali pria itu membalik-balikkan majalah sambil memikirkan hal yang tidak berguna. Kepalanya terasa bising, seperti banyak orang yang menyalahkannya di sana.
"Selamat pagi, Sagara." Pria yang sejak tadi menatap majalah itu mengalihkan pandangannya ke lawan bicara.
Wanita dengan rok selutut yang sederhana dan rambut hitam pekatnya yang panjang dibiarkan begitu saja, membuatnya tampak terlihat cantik tidak seperti biasanya yang hanya menggunakan stelan jeans dan kaus lengan panjang. Wanita itu membawa bingkisan kecil untuk Sagara kemudian diletakkan di nakas. Dia berjalan lebih dekat ke arah Sagara dan memilih duduk di samping pria itu persis, hanya berjarak beberapa jengkal saja.
"Kamu tahu aku di sini?" Sagara melontarkan pertanyaan yang sejak tadi berputar di kepalanya. Bagaimana wanita itu bisa tahu Sagara di rawat di sini? Terakhir kali mereka komunikasi saat Sagara mentransfer uang ke rekening Sabella untuk membantu biaya operasi adiknya.
"Aku nggak sengaja liat ayah kamu kemarin. Terus aku cari tahu ternyata kamu yang masuk rumah sakit."
"Ooo..."
"Hari ini adikku di operasi berkat biaya yang kamu berikan. Aku datang ke sini mau ngucapin banyak terima kasih. Buat balas kebaikan kamu aku pasti bakal lakuin apapun. Aku bisa jadi perawat kamu selama dua puluh empat jam di sini, kalo kamu butuh sesuatu bisa telpon aku atau kamu perlu temen curhat aku siap jadi itu."
Sabella merasa sangat semangat untuk membalas kebaikan Sagara membantu membiayai operasi adiknya. Tanpa peran Sagara mungkin saat ini yang hanya Sabella lakukan hanyalah menangis sepanjang malam memikirkan darimana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu.
"Alhamdulillah kalo gitu, kamu nggak perlu balas apa-apa, anggap aja itu balasan karena aku menolak buat dijodohin sama kamu, Bel," balas Sagara masih tak enak hati mengingat bagaimana dia menolak Bella mentah-mentah dan mengatakan sudah punya calon istri yang ternyata meninggalkannya.
"Kamu mau nikah, kan? Jangan lupa undang aku, ya! Dia dokter di sini juga, kan? Kapan-kapan ajak aku ketemu dia, aku mau ceritain betapa beruntungnya dia punya calon suami kayak kamu." Bella memang tidak tahu jika hubungan Sagara dan Zara sudah kandas sejak beberapa hari lalu.
Sagara merasa tidak nyaman harus menyeritakan hal menyedihkan ini pada wanita yang belum lama akrab dengannya. "Aku batal nikah, Bel. Kami punya masalah pribadi yang cukup sensitif dan nggak bakal bisa bikin kita sama-sama." Jawaban Sagara membuat hati kecil Sabella tersentuh. Padahal Sagara pria yang baik dan dia bahkan memperjuangkan wanita itu dengan tekad yang besar. Entah apa masalahnya yang jelas Bella menyayangkan hal itu.
Jika saat itu Sagara menerima perjodohan diantara mereka, Sabella dengan senang hati menerima Sagara yang tampak begitu sempurna. Rupanya, perlakuannya dan kasih sayangnya yang sangat sulit untuk dimiliki pria zaman sekarang.
"Maaf aku nggak tahu soal ini."
"Nggak papa."
"Aku nggak bisa lama-lama di sini, aku harus nemenin adikku. Semoga kamu cepat sembuh, Sagara. Kalau operasinya berjalan lancar aku pasti bakal ngabarin kamu secepatnya. Aku pamit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Sagara | END
RomanceDON'T COPY MY STORY ❗ [COMPLETED] [NAKHODA X DOKTER] REVENGE AND LOVE Zara harus mengalami trauma terhadap laut akibat insiden yang dia alami hingga membuatnya kehilangan seorang ayah. Disisi lain, pria bernama Sagara yang menyelamatkan nyawa Zara b...