Pengen beli doi tapi nggak ada yang lagi promo:(
Vote dulu woy sebelum baca, kalo udah vote happy reading beban<3 (author juga beban kok T_T)
Ringisan kecil keluar dari mulut gadis yang dari beberapa jam lalu tergeletak di ubin kamar mandi. Matahari masih enggan menampakkan diri yang menandakan bahwa pagi belum lah datang.
Perlahan Pita bangkit, merasakan sakit di sekujur tubuh nya, belum lagi memar juga darah kering yang menempel di sudut pipi bahkan di baju kaos kebesarannya.
Jam dinding menunjukkan pukul dua dini hari, yang artinya masih ada beberapa jam lagi untuk gadis itu istirahat. Mungkin sedikit beristirahat akan membuatnya sedikit membaik, walau tak sepenuhnya membaik.
Istirahat yang beberapa saat Pita pikirkan itu tak bisa Pita lakukan, dia malah memegang perutnya sendiri mencoba menahan lapar karena sadari pulang sekolah semalam Pita bahkan belum menyentuh sedikit pun nasi.
"Aku nggak kesiksa kok, cuman takdir aku beda dari yang lain." Pita berkata guna mengusir rasa sakit di hati dan sekujur tubuh nya yang membawa pikiran negatif pada dirinya.
Berdiri di depan cermin yang memantulkan dirinya dari ujung rambut hingga ujung kaki, Pita persis seperti pencuri yang dikeroyok masa.
Tak ingin melihat wajah menyedihkan miliknya Pita beralih membersihkan luka di wajahnya lalu mengganti kaos kebesaran setengah kering itu dengan piyama tidur.
Drrrrtt drrtt
Drrrrtt drrrtt
Getaran ponsel di atas nakas membuat Pita mengambil cepat ponselnya, berharap Agam akan menelpon dan bertanya kabar nya sekarang walaupun itu mustahil.
+628xxxxxxxx
No tidak di kenalBukan dari Agam tapi Pita juga tidak tau itu nomor siapa. Mungkin salah sambung pikirnya. Namun hingga untuk kesekian kali nomor tak dikenal itu menelpon, Pita akhirnya mengangkat.
"Hallo, sshhhhh..." Ringisan menyakitkan menyapa seseorang diseberang sana.
Tak ada sahutan, Pita berkali kali mengecek ponselnya memastikan bahwa orang di seberang sana tidak mematikan sambungan telpon.
"Maaf. Ini siapa ya?"
"Hallo?"
Tuuut
Sambungan di matikan secara sepihak, ternyata asumsi nya benar. Nomor tersebut hanya salah sambung. Pita tak memikirkan itu lagi, dirinya mendudukkan diri pada kasur. Pinggangnya juga sangat sakit akibat tendangan sang ayah.
Satu pesan masuk di ponselnya yang baru saja ingin Pita letak kembali di atas nakas membuat gadis itu mengernyit heran melihat masih dengan nomor yang sama. Tapi, sekarang bukan nya menelpon nomor itu memberikan sebuah pesan.
Dengan sedikit tertatih, Pita melangkah menuju balkon kamarnya, melihat sekeliling memastikan bahwa tidak ada orang di sana. Akan tetapi, yang temui hanya lah nasi bungkus, air mineral, salep dan juga sebatang coklat.
Melirik lagi ponselnya yang menampilkan pesan dari nomor asing itu, Pita tersenyum walau ia harus menahan perih di sudut bibirnya.
+628xxxxxxxx
Di balkon ada obat sama makanan, buruan ambil.Di satu sisi Pita senang, mungkin saja Agam memiliki nomor baru dan Agam masih memperhatikan dirinya. Namun, di sisi lain Pita menolak bahwa itu adalah kekasihnya, karena tak mungkin Agam tahu bahwa dia di pukul oleh orang tuanya dan mendapat kan cukup banyak lebam yang kini bersarang di tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
F I G U R A N (END)
Подростковая литература⚠️WARNING⚠️ FOLLOW SEBELUM MEMBACA OKEY!! And semoga suka sama cerita nya. Mengalah bukan berarti kalah, hanya saja ada yang harus direlakan kala kita tau tak semuanya adalah milik kita. Ini tentang seorang gadis yang menghadapi dunia bersama bayang...