Huaaaaaa kangen banget sama para readers. Lama banget ya Arra up extra chap nya hehehe. Maaf ya, soalnya akhir-akhir ini sibuk banget atau lebih tepatnya pura-pura sibuk.
Tapi eh tapi beneran kok, Arra lagi sibuk up di cerita satu lagi, kalau ada waktu boleh dong mampir hehehe.
Happy reading para readers tercintahhh<3
Sudah sebulan Pita dan Sean meninggalkan orang-orang terkasihnya. Semuanya tidak bisa berkabung begitu lama, bagaimana-pun kepergian adalah hal lumrah yang bisa terjadi kepada siapapun, kecuali Alex. Pemuda itu masih sering pergi setiap harinya kemakam Pita, berdo'a maupun menyapa gadis yang tak lagi bernyawa itu.
Tepat pada hari Rabu, Alex harus dikejutkan dengan beberapa orang berseragam polisi pada makam seseorang yang pernah dia cintai, atau mungkin masih dia cintai.
Perlahan Alex mendekat, setangkai mawar putih diletakkan Alex diatas makam Pita. Bunga yang selalu menjadi teman disaat dia mengunjungi makam Pita.
"Hai Pit, gue kembali sesuai janji gue semalam," ucap Alex setalah mengecup nisan Pita singkat.
"Al... Alex..." Seseorang didepan Alex menyebut nama itu gugup. Alex berusaha memfokuskan perhatiannya hanya pada makam Pita. Tak mau menghiraukan orang-orang disekitarnya.
"Lex..." panggil pemuda didepannya.
"Lo bisa berhenti manggil nama gue kan? gue nggak pernah sudi nama gue diucapkan dengan mulut sialan lo itu!"
Dihadapan Alex-Agam berlutut didepan makam Pita dengan tangan diborgol. Disebelah Agam terdapat Keysha yang dipegangi beberapa perawat dari rumah sakit, terlihat dari seragam yang dikenakan.
"Alex...gue minta...gue minta maaf...gue...gue juga minta maaf sama Pita, Lex. Tolong gue..."
Alex terkekeh sinis ketika Agam mengucapkan kata demi katanya gugup sekaligus takut.
"Lo baru minta maaf sekarang ha? lo baru mau minta maaf setelah Pita udah nggak ada?" Alex memejamkan matanya sebentar "Setalah lo ngebunuh gadis nggak bersalah itu?" lanjutnya menahan marah.
Agam terdiam menoleh kearah makam Pita, "Pit...kalau seandainya lo masih disini...lo...lo bakal maafin gue kan?...iyakan Pit?"
"Kak Agam, Pita itu udah mati! Kita berdua bakal hidup bahagia Kak," ucap Keysha masih dengan kedua tangan dipegangi.
"Pit...tolongin gue...gue nggak mau berkahir kayak gini," ucap Agam.
Alex mengernyit heran mendengar kalimat Agam, dirinya lalu diberikan kode kepada polisi untuk beranjak dari tempatnya mengikuti salah satu anggota polisi tersebut.
Sedikit berada jauh dari makam Pita. Alex dan seorang anggota polisi berdiri menatap Agam yang masih terus meracau didepan sana. Alex mewanti-wanti apa yang akan diucapkan sang polisi, mengingat bagaimana takutnya seorang Agam ketika mengeluarkan kalimat demi kalimatnya.
Sang polisi memasukkan tangannya disaku celana, lalu menghela nafas sebelum mengungkapkan sesuatu. Alex semakin was-was ditempatnya.
"Kepolisian sudah mengatakan ini kepada keluarga pelaku tapi saya rasa kamu tidak tau menau tentang apapun," ucap sang polisi.
Alex mengangguk karena dirinya memang tidak tau apa-apa.
"Sebelumnya apa hubungan kamu dengan pelaku?"
"Saya..." Alex menggantungkan kalimatnya, bingung ingin menjawab seperti apa, hingga yang keluar hanyalah "Saya teman sekelasnya Pak, dan gadis itu adalah orang yang saya cintai."
Polisi itu sedikit tersenyum atas pernyataan Alex tentang hubungannya dan Pita. Polisi itu kembali menatap lurus kedepan, masih dengan posisi tangan berada dalam saku celana.
KAMU SEDANG MEMBACA
F I G U R A N (END)
Ficção Adolescente⚠️WARNING⚠️ FOLLOW SEBELUM MEMBACA OKEY!! And semoga suka sama cerita nya. Mengalah bukan berarti kalah, hanya saja ada yang harus direlakan kala kita tau tak semuanya adalah milik kita. Ini tentang seorang gadis yang menghadapi dunia bersama bayang...