Chapter 14

8.5K 597 21
                                    

Kamu kuat buktinya sampai sekarang kamu masih bisa bertahan! Hallo selamat hari Rabu para readers tersayang hehehe walaupun kalian mungkin bacanya nggak di hari rabu. Happy reading.

Perjalanan dari warung sate mang Asep kerumah Sean tak membutuhkan waktu lama, hanya beberapa menit hingga Pita sebuah rumah minimalis dengan perkarangan yang cukup luas menyambut Pita dan Sean.

Seorang gadis berkuncir satu keluar dari pintu depan rumah Sean dengan pelan-pelan meraba dinding di sampingnya juga sebalah tangannya lagi memegang alat bantu.

"Kak Sean?" ucap anak perempuan itu. Sean mendekati nya lalu mencium puncak kepala anak itu singkat. "Kakak bawa siapa?" kata anak itu lagi.

"Teman Kakak. Ayo kita masuk dulu nanti Kakak kenalin kalian berdua." Anak itu di gandeng oleh Sean untuk masuk ke dalam rumah. Sean juga memberikan kode lewat dagu dan mata agar Pita ikut masuk ke rumahnya.

Rumah itu cukup asri, bersih dan membuat siapa saja nyaman berlama lama di sana. Pita mengukir senyum.

Sean duduk di sofa tepat berada di samping adik nya. Sedangkan Pita duduk berhadapan dengan Sean dan juga adiknya.

"Liora kenalin ini teman Kakak namanya, Kak Pita. Dan Pita kenalin ini adik gue, Liora."

"Hai Liora!"

"Halo kak Pita. Pantesan tadi aku nyium aroma parfum yang beda, ternyata Kak Sean bawa temannya ke rumah."

"Kak Pita ini satu sekolah sama Kakak," ucap Sean sambil mengelus rambut belakang Liora sayang.

"Berarti kalian ketemu setiap hari?"

"Nggak. Kita beda kelas. Kakak juga nggak mau terus terusan ketemu sama Kakak kamu Sean." To the point sekali bukan? Tentu saja. Liora sedikit tertawa mendengar nya.

"Kak Sean bandel ya, Kak?" Pita dengan cepat mengangguk, tapi setelah dia sadar bahwa Liora tak bisa melihat respon darinya secepat itu pula Pita menjawab "Banget, bahkan Kak Sean pernah nam..." Kalimat Pita mengantung saat Sean memberikan kode lewat matanya agar gadis itu tak membicarakan hal yang telah lalu.

"Nam apa, Kak?"

"Oh itu, nampol kepala Pak Botak karena ada nyamuk di kepala nya, iya di kepala nya hehehe..."

"Kak Sean ada-ada aja," ujar Liora mencubit paha kiri Sean. Membuat pemuda yang di cubit nya mengaduh kesakitan walaupun cubitan Liora sama sekali tak menyakit kan dibanding sebuah tonjokan dari Agam tempo hari lalu.

"Kak Pita bilang jarang ketemu Kak Sean. Tapi, kayaknya Kak Pita tau apa yang dilakuin Kak Sean, ya?"

"Itu karena Pak Botak sendiri yang nyeritain ke kelas kakak." Elak Pita. Mana mungkin dia bilang kalau dirinya berbohong karena Sean sudah menyuruh nya untuk tak mengatakan hal sebenarnya.

"Ghibahin orang kok di depan orangnya langsung." Sindir Sean. Liora tertawa sehingga lesung pipi yang sedari tadi bersembunyi hadir di kedua pipinya, membuat kesan menggemaskan dan cantik menyambut wajah indahnya seketika.

"Kalian lanjut ngobrol aja. Gue mau buat air sebentar," ucap Sean kepada Pita.

"Nggak usah. Gue nggak haus." Tolak Pita sehalus mungkin. Dia berkata jujur kali ini.

"Lo, tamu."

"Iya kak Sean benar. Kak Pita itu tamu, masa tamu nggak di bikinin minum," ucap Liora "Ayo Kak Sean bikinin Kak Pita minum." Lanjut Liora yang segera di turuti oleh Sean.

Sean berlalu ke dapur meninggalkan Liora adiknya dan juga Pita yang sibuk memandangi setiap foto yang di pajang di dinding rumah itu.

"Kak Pita duduk nya di sini aja." Pinta Liora menepuk sofa di sebelah nya. Pita segera pindah dari posisi nya dari depan menjadi ke samping Liora.

F I G U R A N  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang