Chapter 26

6.3K 425 19
                                    

Halo para readers tercintahhh. Gimana kabarnya? Buat yang terluka dalam masalah apapun lekas sembuh ya<3

Vote dan komen ceritanya jangan lupa lho ya, sayang readers banyak banyak. Lv u all and happy reading<3

"Ada apa?" Tanya Sean ketika selesai dengan keterkejutannya.

"Gue mau ngomong sama pita sebentar."

"Yaudah ngomong."

"Berdua!" Ucap Cipta.

Awalnya Sean sempat menolak untuk meninggalkan Pita kembali duduk berdua dengan orang orang yang berpotensi membuat hati gadis itu hancur. Tapi,

"Nggak apa-apa," Ucap Pita.

"Tapi Pit-"

"Sean, nggak apa-apa. Tenang aja."

"Gue nggak bakal ngebuat Pita seperti apa yang ada di dalam pikiran lo. Tenang aja."

"Buktiin, gue pegang omongan lo." Sean menepuk bahu Cipta dua kali, kemudian meninggalkan mereka berdua disana.

"Kenapa?" Pita hanya tak ingin dia dan Cipta mengalami kecanggungan jika terus berada disana.

"To the point sekali anda."

"Gue lagi nggak mood bercanda Cip, kenapa?"

"Minta maaf, Pita." Sean memelas menghadap Pita.

"Gue nggak bermaksud untuk nyakitin hati lo. Gue cuman-"

"Gue udah terbiasa disakitin," Ucap Pita "Jadi, buat apa lo minta maaf? Baru kali ini lo nyakitin gue kan? Kenapa sekarang lo minta maaf? Kenapa nggak biarin aja. Biarin semuanya berjalan dan pura-pura nggak tau apapun. Dan, anggap kejadian kemarin adalah hal yang nggak pernah terjadi."

"Nggak bisa,"

"Kenapa?"

"Jangan dipotong dulu ucapan gue, kalau lo potong mulu, kapan kelarnya ni ucapan."

Pita hanya berdehem singkat, lalu Cipta kembali melanjutkan ucapannya.

"Gue tau perkataan gue tempo hari lalu ngebuat hati lo sakit. Gue nggak sengaja Pit, gue kebawa suasana. Keysha adik gue, disaat gue ngebela Lo didepan adik gue itu sama aja dengan gue lebih mentingin orang lain dibanding keluarga gue sendiri."

"Gua nggak mau, nantinya apa yang gue lakuin justru ngebuat lo rugi."

"Gue bener bener minta maaf Pit, please maafin gue. Gue sayang sama lo. Gue nggak bisa ngeliat lo terus terusan diemin gue kayak gini. Gue ikut sakit."

"Lo sayang sama gue?" Pita berujar, namun, tak menutupi kemungkinan bahwa dirinya sedikit kaget dengan ucapan Cipta.

"Gue sayang sama lo Pita, gue nggak tau perasaan apa yang gue alami sekarang yang gue tau, gue nggak bisa ngeliat lo sedih. Apalagi yang menyebabkan kesedihan itu gue. Please maafin gue untuk kali ini Pit, gue janji nggak bakal ngulangin kesalahan yang sama."

"Gue bukan hanya butuh ucapan semata, gue juga butuh bukti atas ucapan yang baru aja terlontar dari mulut lo."

"Gue akan ngebuktikan ucapan gue. Tapi, maafin gue dulu Pita. Ayolah, apa kata dunia kalau seorang Cipta tidak mendapatkan maaf dari gadis yang dia sayangi."

"Dunia bakal berkata, kalau lo cuman pantes dapat sarung gajah nyungsep bukan kata gue udah maafin lo kok, Cipta."

"Pit, masa gitu." Cipta memelas "Masa iya sih nggak mau maafin gue."

"Maafin aja Pit,"

"Iya, maafin gue, eh. Eh, ngapain lo disini, nguping lo ya? Wah nggak bisa dibiarin nih, padahal tadi gue udah bilang gue cuman mau ngobrol berdua sama Pita, berdua tanpa ada satupun manusia atau makhluk lainnya."

F I G U R A N  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang