Chapter 18

8.6K 599 17
                                        

Vote nya samyang. Happy reading<3

Sedikit merapikan rambut dan seragam Pita mengetuk Pintu kelasnya.

Tok tok tok

"Permisi buk." Ucap Pita sopan.

"Kamu telat?" Tanya Bu Ratna sebagai guru mata pelajaran saat itu.

"Eh, anu Bu, saya sakit perut pas nyampe ke sekolah, jadi saya ketoilet dulu."

"Di toilet selama dua jam? Buat tai kamu di sana?" Ucapan Bu Ratna membuat seisi kelas tertawa dengan Pita yang tertunduk malu.

"Telat mah telat aja." Ucap Aura selaku sekretaris kelas.

"Udah telat, pake acara ngeles lagi!" Sahut Deo ketua kelas.

"Shutt" Ana meletakkan jari telunjuknya pada bibir kecilnya "Kasian Pita. Kenapa sih kalian malah ngetawain dan ngejelekin dia? Dia kan cuman buat tai doang masa di ketawain di sorakin dong."  Lanjut Ana membuat seisi kelas kembali tertawa dan menyoraki Pita.

"Diaamm," Suara Bu Ratna yang menggelegar membuat beberapa mulut di sana seketika terkunci. Selebihnya masih terawa cekikikan dan mencibir.

"Jangan masuk kelas sebelum jam pelajaran saya habis." Tegas Bu Ratna kepada Pita.

"Tapi bu-" Belum sempat Pita menyelesaikan kalimat nya Bu Ratna menoleh dan berkata "Dan temui saya setelah istirahat nanti." Tak ada alasan lain untuk gadis itu membantah, yang Pita perbuat hanya berbalik dan keluar kelas nya dengan diiringi tawa teman teman sekelas nya itu.

Berjalan tak tentu tujuan. Itu yang Pita lakukan sekarang ini. Dengan tas yang masih berada di pundak Pita sudah seperti gadis yang akan membolos pada saat jam pelajaran berlangsung.

Diseberang sana ada Alex yang memperhatikan gerak gerak Pita. Posisi Pita yang tak jauh dari kelasnya membuat remaja itu lebih leluasa melihat Pita.

"Ngeliatin apaan si?" Tepukan di bahu Alex memecahkan fokus Alex.

"Pacar lo" ucap Alex singkat.

"Kenapa gue ngebiarin sampah berkeliaran dalam lingkar kehidupan gue ya?" Tanya Agam. Sedangkan Alex hanya mengangkat bahu acuh tak ingin menjawab.

"Ada gerangan apasi sampai ngelihatin bidadari nya mas Cipta segitunya?" Cipta yang sedari tadi bermain game ternyata ikut melihat apa yang menjadi fokus kedua teman kulkasnya.

"kalau gue gebet si Pita lo nggak bakal marah kan?" Agam tak mengangguk, pemuda itu hanya memperlihatkan wajah tak sukanya kepada Cipta.

"Apa ini tandanya lo mulai suka lagi sama Pita?" Goda Cipta. "Kalau emang lo suka lagi sama Pita gue siap merasakan sakit hati untuk kesekian kalinya."

"Brisik"

"Babang Alex marah mulu deh,"

"Mulut lo mau gue sumpel pake sempak gue yang belum di cuci kemaren?" Ucapan Agam membuat Cipta menatap horor ke arahnya, kemudian menjauh dari keduanya.

Bermaksud untuk mendekati Pita yang berjalan dengan langkah gontai di sana membuat Cipta mengurungkan niat nya kala melihat Sean yang berlari melambaikan tangannya ke arah Pita dengan sedikit berlari.

"Mau ngapain tu makhluk?" Tanya Cipta berbalik badan meminta jawaban dari Agam dan Alex.

"Gue bukan cenayang!"

"Trus lo apa?"

"Mbah dukun!" Ucap Alex membuat Cipta menutup mulutnya ingin tertawa. Maklumlah humor Cipta sedikit receh alhasil dengan perkataan seperti itu saja tawa nya ingin meledak.

F I G U R A N  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang