Chapter 42

9.2K 512 38
                                    

Ekhemmm, holaaaaa! Ketemu lagi kita, hehehe. Rencana Arra bakal triple up hari ini, untuk menamatkan cerita 'Figuran'. Jadi, jangan lupa komentar dan vote nya yakkk.

Happy reading♡


"Arghhh!"

"Pita!" Sean dan Cipta langsung mendekati Pita yang sudah terkapar lemas dengan bahu berdarah.

Kembali emosi bergejolak pada diri keduanya, dengan cepat Sean menendang kaki lelaki yang memakai topeng itu.

Sean langsung membuka topeng si lelaki dengan kasar saat berhasil membuatnya jatuh tersungkur, keterkejutan menampar telak pada diri ketiganya ketika topeng lelaki itu dibuka.

Agam dengan tatapan datar memandang satu-satu orang dihadapannya, dan tersenyum sinis ketika melihat wajah Pita.

"Ag...Agam..." Pita berucap tak percaya.

"Kaget ha? lo pikir gue beneran berubah jadi Agam yang dulu elo kenal?"

"Lo iblis, Gam! Bajingan, seharusnya lo mati!"

"Sayangnya cewek itu yang bakalan mati sekarang!"

Tatapan Sean langsung mengarah pada Pita, bahu gadis itu sudah dipenuhi darah, bau amis masuk menusuk indra penciuman.

"Pita..."

"Gue nggak apa-apa Sean," wajah Pita memucat, dia meraih tangan Sean dan mengusapnya pelan.

"Murahan!" Sinis Agam.

"Ya...aku rasa, aku lebih...baik dik..dikatakan murahan daripada harus mempercayai si brengsek kayak...kamu!"

"Lo udah sekarat, dan sempat-sempatnya masih mau maki gue? dan ngejelekin gue? seharusnya itu lo lakuin sejak dulu! Pita, Pita! otak lo dipake nggak sih?"

"Gam! jaga bicara lo!" Cipta buka suara, "Lo iblis anjing! bisa-bisanya lo ngelakuin hal sebangsat ini!" lanjut Cipta.

"Gue cuma memperlakukan dia sebagimana dia memperlakukan sahabat gue, Aksa!"

"Ak...aku nggak pernah...membunuh Kak Aksa!"

"Lo bangsat Gam, lo bangsat!" pekik Cipta tak tertahankan.

"Gue lebih suka disebut kayak gitu! dan sekarang gue tau yang sebenarnya temen disini itu siapa, bahkan lo tak mempunyai rasa apapun disaat kehilangan sahabat baik lo sendiri! Atau jangan-jangan cewek murahan ini udah ngecuci otak lo?"

Bughh

"Jaga bicara lo babi!" Sean meninju rahang Agam keras.

"Sialan!" desis Agam.

Bughh

Belum sempat Agam berdiri satu tinju mengarah tepat pada rahangnya, lagi.

"Sean...udah..." Sean langsung berhenti dan menghempas kasar kerah baju Agam.

"Seharusnya lo dukung gue buat balas dendam Cip! lo nggak tau rasanya kehilangan sahabat yang merangkap sebagai saudara!"

"Gue tau, Gam! tapi dengan lo berlaku kayak gini Aksa bukannya senang, dia malah sedih ngeliat kelakuan lo terhadap adik yang dia sayangi!"

"Gue nggak peduli, gue hanya mau dia mati!"

Pita terkekeh pelan, sambil menekan bahunya Agar darah tak terlalu banyak keluar dia berujar "Kalau kamu mau aku mati..arghh..kamu bakal nusuk ditempat yang seharusnya bisa bikin aku mati sekarang juga, kenapa...kenapa kamu malah nusuk bahu aku?"

F I G U R A N  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang