Alohaaaa, kita ketemu lagi. Gimana kabarnya? Masih bertahan tanpa kepastian atau justru mundur secara perlahan?
Keysha berulang kali mencoba Manahan Agam yang kian semakin mempercepat laju jalannya. Kalimat memohon dan perintah yang dilontarkan oleh Keysha tak ditanggapi oleh Agam, pemuda itu menutup telinga, dia hanya ingin segera membuat seseorang gadis kecewa lagi kali ini. Maka dari itu Agam tak mendengar seluruh kalimat Keysha dan memilih untuk diam saja.
"Kak Agam!"
"Kak Agam, aku nggak apa-apa kok, Kak."
"Kak, aku beneran nggak apa-apa." Entah sudah berapa kali perempuan itu mengucapkan hal yang sama tapi sama sekali tak mendapat respon dari lawan bicaranya.
"Kak Agam berhenti atau aku nggak bakal ngomong sama Kakak selama seminggu." Agam tak bergeming, masih meneruskan langkahnya.
"Nggak bakal ngomong sama kakak sebulan." Diam masih menguasai diri Agam.
"Tiga bulan."
"Enam bulan."
"Kak Agam aku bakal ngambek." Agam melirik Keysha dan sedikit membenarkan letak helaian rambut gadis itu.
Mencoba memberi paham pada Keysha bagi Agam adalah hal yang sangat memakan waktu, gadis itu terlalu baik dan polos walau dirinya sudah diperlakukan tidak adil.
"Kak..." Kalimat Keysha terputus kala Agam justru kembali berjalan. Tapi, kali ini dengan langkah yang tak secepat tadi, membuat Keysha bisa mengimbangi nya dengan tangan mereka yang kini bertaut sempurna.
"Kak Agam ini bukan masalah besar, aku nggak mau masalah ini tambah panjang, Kak."
"Bisa diam?" Seperti sebuah mantra, dua kata yang terlontar dari salah satu most wanted membuat Keysha tak lagi berbicara, membuat Agam tersenyum tipis saat melihat Keysha menarik-narik tangannya tanpa kata sepeti seorang anak yang minta di belikan sebuah mainan pada ayahnya.
Di ruangan dua belas IPA 3 tampak seorang gadis berkutat dengan buku tebal di depannya sembari mencoret beberapa rumus dan angka. Dahinya ikut berkerut mencocokkan soal dan rumus. Sesekali menghela nafas lelah.
"Ini hasilnya lima pangkat dua nggak sih? kayaknya gue salah rumus." Kembali dia mencoret-coret, kali ini dikertas kosong.
Menyadari ada yang mendekati meja nya, Pita menoleh melihat Agam yang di ekori oleh Keysha di belakang nya.
"Agam?" gumam Pita tak percaya, sedikit rasa tak percaya menghampiri pikiran nya. Bukan tak percaya kenapa Agam bisa membiarkan Keysha mengikutinya, melainkan kenapa Agam mau memasuki kelas dan... Agam menghampirinya?
"Ada apa? kamu butuh sesuatu? bilang aja aku bisa bantu kamu kok." Tambahnya dengan senyuman manis. Keysha memberengut kesal, melihat tatapan Pita kepada Agam. Sedikit, hanya sedikit dia merasa cemburu, meski dia dan Agam tidak memiliki hubungan apapun.
"Lo ngapain dia?" Agam melirik Keysha sebentar, berbicara lewat mata seolah mengatakan pada Keysha jangan takut. Tangannya juga ikut menyalurkan kekuatan pada Keysha hingga gadis itu yang tadinya menunduk kini mendongak kembali.
"Ngapain? Aku nggak ngapa ngapain kok," jawab Pita kebingungan.
"Sok polos!"
"Maksud kamu apa sih Gam? aku nggak ngerti sama sekali."
"Lo lupa kejadian beberapa menit lalu?" Pita berfikir keras, mengingat kesalahan apa yang dia perbuat hingga membuat Agam menuju kelas yang jarang pria itu kunjungi. Akan tetapi, sekeras apapun Pita mencoba untuk mengingat, dia bahkan tak kunjung menemukan jawaban nya. Hingga yang di dapat oleh Agam hanya gelengan samar atas pertanyaan nya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
F I G U R A N (END)
Teen Fiction⚠️WARNING⚠️ FOLLOW SEBELUM MEMBACA OKEY!! And semoga suka sama cerita nya. Mengalah bukan berarti kalah, hanya saja ada yang harus direlakan kala kita tau tak semuanya adalah milik kita. Ini tentang seorang gadis yang menghadapi dunia bersama bayang...