Chapter 38

5.5K 385 64
                                    

Happy weekend para readers! Vote dan komen ya, kayak biasa hehe jangan lupa.

Happy reading♡

Diruangan serba putih, Pita dan Keysha duduk berdampingan serta berhadapan dengan guru BK.

Meski ruangan itu ber AC, dinginnya tak mampu membuat suhu tubuh Pita dingin, dirinya malah berkeringat, membuat sang guru BK makin curiga bahwa apa yang terjadi memang perbuatan Pita.

Wati-sang guru BK menatap intens pita, gadis itu merasa terintimidasi. Berbeda dengan Keysha yang menunduk dalam dengan menyunggingkan seulas senyum penuh kemenangan.

"Pita..." Buk Wati menjeda kalimatnya dan membuka buku kasus "Nama kamu sudah berada dibuku beberapa kali, dengan catatan yang berbeda," lanjutnya.

"Dan sekarang kamu kembali membuat ulah, kamu tidak sadar kalau apa yang kamu perbuat ini akan merugikan diri kamu sendiri?"

"Ta...tapi buk, saya nggak mel...melakukan apapun," ucap Pita gugup.

"Banyak saksi yang melihat kejadian itu, kamu tidak bisa membantah! Sekarang, kenapa kamu berbuat seperti itu kepada Keysha?" Buk Wati berusaha membuat Pita jujur. Padahal dirinya tidak tau bahwa Keysha-lah yang harus dibuat jujur sekarang.

"Saya memang tidak berbuat seperti itu buk, Keysha sendiri yang menyakiti dirinya. Gunting itu saya ambil dari tangan Keysha...karena Keysha mau nyakitin dirinya sendiri...dan kebetulan mereka yang melihat itu langsung berfikir...bahwa sayalah yang ingin menyakiti dia buk."

"Keysha?" Buk Wati menoleh kearah Keysha, gadis itu langsung menggeleng dan menumpahkan air mata buayanya.

"Saya...hiks...mana mungkin, saya...nyakitin hiks...diri saya sendiri...hiksss..."

"Lo bohong Key! Lo ngebuat kalau gue...kalau gue yang bersalah disini!" Pita menatap Keysha disampingnya "Gue salah apa sama lo?" Suara Pita memelan, dirinya sudah tak bisa berbuat apa-apa, keringat ditubuhnya juga masih bercucuran, dirinya lemas.

"Jaga bicara kamu Pita, saya guru kamu, walaupun kamu berbicara dengan tujuan mu adalah Keysha, setidaknya hormati saya sebagai guru kamu didepan,"

"Maaf, Buk," cicit Pita pelan, sangat pelan bahkan nyaris tak terdengar.

"Saya...takut kalau nantinya hikss...Kak Pita bakal... hikss... melakukan sesuatu yang lebih buruk dari ini kepada saya...hikss..."

"Gue..."

"Pita, bisa kamu diam?" Pita langsung kembali tertunduk.

"Niat saya hikss...mau membantu Kak Pita hikkss...untuk beristirahat di UKS, tapi...hikss..Kak Pita malah menampar, menjambak...hikss...dan ingin melukai saya...hikss..."

"Kak Pita bahkan mendorong saya...hikss...hingga kepala saya membentur meja dan Pipi saya terkena sesuatu yang tajam...hiks...disana."

"Buk, percaya sama saya," cecar Pita "Saya benar-benar tidak melakukan itu."

Buk Wati tampak tak peduli dengan Pita, dirinya menyimak baik-baik cerita karangan yang dibuat oleh Keysha.

"Kamu sudah kelas tiga Pita, perilaku mu sangat buruk, bahkan semua guru sudah mengingatkan agar kamu bisa merubah sifat mu menjadi seperti dulu. Sifat mu yang seperti ini bisa membuat kami kehilangan segalanya." Pita menunduk dalam, kedua tangannya saling meremas satu sama lain.

"Saya akan membicarakan ini dengan guru juga kepala sekolah, apa yang kamu perbuat hari ini sudah melewati batas. berdo'a saja agar keberuntungan masih berpihak kepada kamu." Buk Wati langsung mempersilahkan keduanya untuk keluar.

F I G U R A N  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang