Alohaaaa, gimana kabarnya? Semoga sehat terus ya. Vote nya dulu dong sebelum baca, sayang deh, pen karungin hehe.
Happy reading♡
Kesunyian malam adalah hal yang paling disukai oleh Pita tapi juga hal yang paling dibenci oleh gadis itu, karena disaat sunyi datang dia harus lebih ekstra meredam isak tangis yang pecah.
Hujan mengguyur tepat pada tengah malam, memberikan sedikit ruang agar isak tangis Pita lolos dan tak menjadi dendam dalam hatinya.
Kali ini tangis Pita bukanlah tangis karena siksaan raga maupun batin, tangisnya ini adalah tangis haru ketika raga ketemdan jiwanya ingin mati seseorang datang memberikan pembelaan terhadap dirinya.
"Kali ini gue bersyukur banget bisa kasi kesempatan buat biarin diri gue bahagia." Perlahan hujan mulai lebat dan angin berhembus dengan kencang.
"Makasih Tuhan, setidaknya kali ini aku tidak benar-benar mati karena dibenci."
Air mata Pita lolos tanpa harus dia tahan, kali ini dirinya berjanji bahwa inilah kali terkahir dia menangis.
Petir disertai kilat membuat Pita membulatkan matanya dan langsung bersembunyi dibalik selimut, air matanya berhenti mengalir, wajahnya langsung berubah ketakutan.
Dirinya kembali mengingat kejadian silam, kejadian yang berhasil membuat dirinya menjadi seperti ini.
Kilat dari petir yang masuk kecelah-celah angin-angin kamarnya, membuat cahaya tak diundang masuk tanpa permisi.
Gadis itu meringkuk dan menutup telinganya "Aku bukan pembunuh Kak Aksa,"
"Pita bukan pembunuh!"
"Pita takut, Kak!"
"Pita nggak mungkin ngebunuh Kakak Pita sendiri!"
"Tolong suruh Tuhan berhentiin petirnya Kak, Pita takut!"
Kuatnya petir dan cahaya kilatan tak bisa membuat Pita tetap tenang, dirinya meraih ponsel diatas nakas dengan niat memberitahukan seseorang bahwa dia sedang ketakutan saat ini.
Matanya sontak berlinang ketika melihat tiga pesan dengan kontak berbeda.
Alex
Bukain pintu balkon, gue diluar!Sean
Petir malam ini kuat banget, lo sendiri dirumah?Cipta
Hi gemes:)
Udah istirahat ya?
Gdnght cantik<3Pita menyembulkan kepalanya melirik kearah balkon, tampak siluet seorang laki-laki sedang berdiri diluar sana, dengan memaksakan keberaniannya Pita beranjak hendak membuka pintu balkon, tepat sebelum gadis itu beranjak satu notifikasi menghentikan niatnya.
Ting
Agam
IstirahatPita membeku ditempatnya Agam tidak salah mengirim pesankan? batinnya.
Jdarrrrrrr
Tok tok tok
Suara petir bersahut-sahutan dengan ketukan pintu, meski begitu Pita tetap saja tidak bisa beranjak dari tempatnya dan malah terduduk sambil memeluk lututnya sendiri.
"Gue...gue nggak bisa...ngebukak pintunya..." Suara Pita bergetar hebat.
Diluar sana Alex cemas ketika mendengar suara Pita, dengan tidak sabaran pemuda itu mencari apa saja benda disekitarnya agar bisa membuka pintu balkon kamar Pita.
KAMU SEDANG MEMBACA
F I G U R A N (END)
Fiksi Remaja⚠️WARNING⚠️ FOLLOW SEBELUM MEMBACA OKEY!! And semoga suka sama cerita nya. Mengalah bukan berarti kalah, hanya saja ada yang harus direlakan kala kita tau tak semuanya adalah milik kita. Ini tentang seorang gadis yang menghadapi dunia bersama bayang...