Halooo, ketemu lagi kita di hari Jum'at yang indah ini hehe, nggak usah basa-basi lagi, langsung vote dan komen aja ya xixixixi.
Happy reading para readers tercintahhh♡
"Dia bukan anak saya! Sepertinya saya tidak harus memperlihatkan bagaimana cara seorang Ayah mendidik anak mereka!"
Pita membeku ditempatnya. Sean yang juga mendengar suara kegaduhan dari dalam rumah Pita tentu saja kembali mematikan mesin motornya dan segera menghampiri Pita, dan pemuda itu juga terkejut dengan apa yang dia dengar.
"Ini semua salah kamu, aku udah bilang kalau aku nggak menginginkan anak perempuan, mau itu anak angkat ataupun anak dari rahim aku sendiri!"
"Tapi akhirnya kamu setuju, dan berarti ini juga salah kamu! Aku menyesal telah mengangkat anak itu jadi bagian keluarga ini! dia anak tidak berguna yang pernah aku temui!"
"Pa...Ma..."
Pita terbata-bata menyebut kedua nama itu.
"Pita!" Serentak keduanya.
"Ap...apa benar aku bukan anak kalian?"
"Ya, itu benar!" Bram berkata tanpa menutupi semuanya lagi, "Dan kamu tau, saya benar-benar menyesal telah memberikan akses kepada kamu untuk masuk dalam kehidupan kami..."
"Seharusnya kami biarkan saja kamu mati saat itu!" Vera melanjutkan perkataan Bram.
"Tapi...tapi kenapa Pa...Ma? kenapa kalian nutupin ini semua...dari aku?"
"Kenapa kami harus mengatakan ini?" ujar Bram.
"Setidaknya aku punya alasan buat kuatin diri aku sendiri...ketika sikap kalian..."
"Kenapa dengan sikap kami? kamu kira perubahan kami setelah Aksa tiada adalah bentuk rasa kehilangan kami? tidak! rasa banci ini sudah ada sejak kamu bertumbuh dewasa!" Vera mencengkeram kedua bahu Pita "Saya tidak ingin mempunyai anak selain Aksa, apalagi kamu bukan terlahir dari rahim saya!"
Pita meremas kuat buku ditangannya. Sean tak bisa berbuat apapun, bahkan untuk mendekati Pita dan merangkul bahu gadis itu dia tak bisa, tubuhnya membeku.
"Seharusnya saya berfikir lebih jauh, mengadopsi kamu sama dengan mengadopsi binatang peliharaan! Tidak ada gunanya, hanya sekedar memberi makan dan tempat tinggal, kamu juga melenyapkan putra kandung saya!"
"Kamu pembunuh, peliharaan yang membunuh majikannya sendiri! jika waktu bisa diputar kembali saya bersumpah tidak akan pernah mengadopsi manusia tidak berguna sama seperti kamu!"
"Kenapa kalian nggak ninggalin aku aja waktu itu?" Pita sedikit berteriak, amarah, kekecewaan dan kesedihan bercampur dalam dirinya, "Kenapa kalian nggak bunuh aku aja waktu aku mulai beranjak dewasa? Kenapa kalian nggak bilang kalau aku cuma anak yang kalian adopsi, mungkin saat itu aku bisa paham dan tetap berlaku seperti orang asing."
"Seharusnya insting binatang mu itu bekerja dengan baik! sikap kami pada diri kamu kasar sejak lama, tapi kau selalu berfikir bahwa kami benar-benar menyayangi mu!" Dengan cepat Sean menarik Pita kearahnya. Kalau tidak, bisa saja gadis itu terkena lemparan vas bunga dari Bram.
"Apa salah aku? Kenapa kalian terus menganggap bahwa aku sendirilah pembunuh Kak Aksa? Padahal kalian sendiri tidak mau mendengar penjelasan dari aku!"
"Kenapa kami harus mendengarkan kamu ha? sepandai apapun kami menjelaskan, itu percuma, kami tidak akan percaya," ucap Bram.
Pita meremas dadanya kuat, rasa sesak menjalar pada hatinya.
"Aku nggak pernah mau dilahirkan...bahkan aku nggak mau diadopsi oleh siapapun, aku nggak pernah mau,"
"Sayang sekali saat kau koma saat itu, kau tidak mengingat apapun dan malah menganggap kami berdua adalah orang tua kandung mu, aku dengan terpaksa harus meminta izin pada Vera untuk mengadopsi mu!"

KAMU SEDANG MEMBACA
F I G U R A N (END)
Teen Fiction⚠️WARNING⚠️ FOLLOW SEBELUM MEMBACA OKEY!! And semoga suka sama cerita nya. Mengalah bukan berarti kalah, hanya saja ada yang harus direlakan kala kita tau tak semuanya adalah milik kita. Ini tentang seorang gadis yang menghadapi dunia bersama bayang...