Holaaa, Arra kombek dengan kelanjutan kisah hidup Pita yang makin hari makin, miris! Kasian banget, Arra nggak munafik, walaupun Arra yang nulis cerita ini, Arra juga suka ngeliat Pita menderita.
Nah, vote dulu, komennya juga jangan lupa, maaf ya kalau ada yang nungguin Arra up, soalnya Arra kemaren nggak ada kuotahhh hehe.
Happy reading<3
Sore ini Pita diperbolehkan pulang, dengan syarat agar tidak beraktivitas terlalu berlebihan dan memperbanyak istirahat.
Dirinya diantar oleh Alex, pemuda itu bersikeras agar Pita mau diantar olehnya, padahal Pita juga tak kalah menolak permintaan pemuda itu untuk mengantarkan dirinya.
Liora yang sebelumnya bersama Pita sudah pulang dengan Sean, karena gadis itu harus makan untuk mengisi kebutuhan perutnya.
Didalam mobil, tak ada percakapan. Keduanya membiarkan alunan lagu mengisi kekosongan.
Mobil yang dikendarai Alex berhenti tepat didepan rumah Pita, sedangkan dua orang didalam sana nampak tidak peduli tentang apapun.
Sang anak bahkan belum sempat mengucapkan salam, Bram sudah berkata dengan sinis, "Masih hidup kamu?".
Pita menggenggam erat ujung cardigan miliknya, lagi-lagi hanya kalimat buruklah yang keluar dari mulut orang tuanya.
"Padahal baru beberapa hari lalu hidup kami tenang, tak ada beban." Vera berucap dengan mata masih fokus pada majalah "Sekarang bebannya malah pulang kerumah."
"Ma, pa? Aku capek, aku butuh istirahat." Pita berfikir bahwa ini adalah jalan satu-satunya agar dia tak perlu lagi mendengar kalimat menyakitkan itu "Aku boleh kekamar dulu, ya." Baru saja hendak melangkah Bram mengintruksi.
"Siapa yang ngebolehin kamu istirahat?"
"Tapi aku capek, Pa. Dokter juga bilang kalau aku harus banyak istirahat."
"Itu akal-akalan kamu saja supaya kamu bisa bermalas-malasan."
"Ketika kamu sampai dirumah, capeknya kamu itu nggak berguna sama sekali. Percuma aja, lebih baik jangan berpura-pura." Pita menghembuskan nafasnya lelah.
"Tapi aku beneran, Ma. Buat apa aku pura-pura sakit kalau kenyataannya aku emang terbaring dirumah sakit dua hari terakhir ini. Kalian aja yang nggak mau jenguk aku dan menyudutkan aku seolah aku ini bohong."
"Jenguk kamu? Kalau mimpi jangan terlalu tinggi." Sarkas Vera.
"Lebih baik, ganti baju kamu sekarang dan segera kedapur untuk menyiapkan makan malam."
"Sayangnya Pita harus banyak istirahat." Suara dari arah belakang Pita membuat Bram dan Vera menegang ditempatnya.
"Kamu..." Vera tak bisa berkata apapun, jemari yang tadinya menunjuk mantap kearah wajah Alex perlahan diturunkan oleh Bram.
"Halo, Tante. Halo Om!" Alex menampilkan smirknya membuat bulu kuduk Bram meremang.
"Pit, lo masuk kekamar dan segera istirahat. Gue harus ngomong dulu sama Tante dan Om."
"Lex, lo lebih baik pulang!" Pita mencoba menolak Alex agar keluar dari rumahnya, akan tetapi tenaga gadis itu tidak cukup kuat sehingga rasanya percuma dia melakukan itu, nyatanya Alex sama sekali tak bergeming dari tempatnya membuat Pita menyerah lalu dengan langkah berat meninggalkan ketiganya diruang tamu.
"Apa kabar Tan, Om? Rasanya baru kemarin saya memperingatkan bahwa cobalah bersikap baik kembali pada Pita, tapi nampaknya kalian tak menghiraukan itu sama sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
F I G U R A N (END)
Teen Fiction⚠️WARNING⚠️ FOLLOW SEBELUM MEMBACA OKEY!! And semoga suka sama cerita nya. Mengalah bukan berarti kalah, hanya saja ada yang harus direlakan kala kita tau tak semuanya adalah milik kita. Ini tentang seorang gadis yang menghadapi dunia bersama bayang...