Chapter 11

9.3K 646 1
                                    

Tanpa basa basi, ayok vote, komen dan juga follow akun author, thank you. And happy reading.

Malam yang indah bersama seseorang yang dikagumi. Bukan kah itu menyenangkan? jawaban nya hanya satu sangat menyenangkan.

Agam tidak seperti kebanyakan pria pada umumnya yang akan membawa seseorang perempuan ke cafe atau restoran ala anak muda jaman sekarang. Justru dia membawa Keysha ke sebuah pantai. Kenapa pantai? entahlah, yang jelas Agam ingin mengunjungi pantai itu tanpa sebab.

"Aku suka bintang Kak," ucap Keysha menggebu gebu "Aku suka bintang yang di sana." Lanjutnya sambil menunjuk salah satu bintang yang paling bersinar dan berdekatan dengan bulan.

"Walaupun dia kecil, dia berusaha untuk melengkapi bulan dan mengindahkan langit malam. Tapi kadang kadang aku juga kasihan sama bintang. Buat apa dia repot-repot nemenin bulan kalau bulan aja bisa bersinar tanpa bintang. Bahkan, sinar bulan jauh lebih indah kan?" Gadis itu tetap saja mengoceh di depan Agam. Tapi Agam tak memberikan respon sama sekali.

"Diantara langit, bulan sama bintang kakak pilih apa?" Lanjut nya lagi "kakak jadi bulan aja ya. Kalau Kakak jadi bulan, aku pengen jadi bintang yang paling bersinar buat Kakak."

Suara ombak kian mengalun, ditambah lagi angin yang berseru kian membuat kesan romantis pada pantai yang dikunjungi semakin pekat.

Tapi Agam, pemuda itu malah memikirkan hal tak pantas dia pikir kan, dia benci ketika pikiran nya tak mampu melepas segala memori yang ingin Agam lupakan. Jauh di depannya Agam seolah bisa melihat bagaimana dua orang remaja tengah tertawa bersama.

Langit yang di hiasi cahaya bulan dan ditaburi ratusan bahkan ribuan bintang kala itu sukses membuat seorang gadis tersenyum senang.

"Kenapa harus pantai?"

"Padahal masih banyak tempat menarik selain disini." Lanjutnya "Apa yang menarik dari pantai sih?" Tambah nya lagi.

"Kapan terakhir kamu bisa teriak bebas?" tanya balik gadis itu kepada laki laki di samping nya tanpa menolehkan kepala.

Laki laki berada di sampingnya menoleh, tampak jelas dari raut wajahnya bahwa dia bingung dengan gadis itu.

"Coba teriak!" usul perempuan itu. Sedangkan laki-laki yang sedari tadi tak paham dengan gadisnya itu hanya bisa diam tak mengerti.

"Coba aja, pasti kamu merasa bebas." Merasa tak ada respon gadis itu justru berteriak sekencang yang dia bisa. Tak hanya sekali bahkan lebih dari tiga kali.

Agam, sebagai laki-laki di samping gadis itu awalnya ragu. Namun, melihat betapa leganya gadis itu setelah berteriak dia justru mengikuti nya.

Berteriak mengeluarkan isi hatinya secara random bersamaan dengan gadis di sampingnya lalu tertawa adalah salah satu momen yang ingin keduanya rekam dengan baik di ingatan masing-masing.

Tak sampai di situ Agam justru kembali berteriak. "Gue sayang banget sama perempuan yang sekarang berada di samping gue."

"Gue juga sayang banget sama laki-laki yang namanya Agam Nismara." Tatapan mereka berdua tak bisa berbohong ketika pancaran bahagia terlihat jelas di antara mata keduanya.

Tatapan lekat keduanya di putuskan sepihak oleh gadis itu. Bukan malu, hanya saja dia tak ingin terlalu larut akan tatapan Agam yang membuat jantung nya tak bisa berdetak normal.

"Jangan natap kayak gitu?" ucap gadis itu malu.

"Kenapa, hmm?" Gadis nya hanya menggeleng kan kepala. Tak berniat menjawab pertanyaan dari Agam. Tapi,

F I G U R A N  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang