Kidnaps

1.4K 133 21
                                    

   Nara mulai sadar dan merasa pusing. Perlahan pandangannya mulai jernih kembali. Iapun menatap sekeliling dan ya, ia duduk disebuah kursi, dengan tangan,tubuh dan kaki yang diikat tali tambang tebal. Tapi sebuah selimut yang cukup tebal menutupi seluruh tubuhnya. Hangat.

   Ruangan itu kosong dan remang karena hanya diterangi oleh lampu yang redup. Nara melihat sebuah jendela. Ternyata diluar sedang hujan.
   ' dimana ini? Kenapa aku diikat? ' batinnya sambil mencoba menggerakkan tangannya yang terikat dibelakang kursi. Tepat saat itu...

Tok..tok..tok

   Seketika Nara membeku. Sepertinya ia ingat kenapa ia bisa berada disini.

   " aku masuk.." pria itupun membuka pintu.

" pria itupun membuka pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    " wahh.. Kau sudah bangun. Cepat juga. Apa kepalamu masih pusing? " tanya pria itu mendekati Nara dan berdiri tepat dihadapannya. Iapun menurunkan tatapannya untuk melihat wajah pucat Nara.

   " si-siapa kau?" Tanya Nara bergetar karena tatapan dingin dari pria itu. Pria itu memanyunkan bibirnya malas. Ia berjalan kesudut ruangan dan mengambil sebuah kursi yang ada disana, menariknya kasar lalu meletakkannya tepat didepan Nara. Iapun duduk dan mendekatkan tubuhnya kearah Nara secara tiba-tiba. Membuat Nara terkejut.

   " ahahaha..! Wajah kagetmu itu lucu sekali. Wajahmu juga pucat dan ekpresi takut itu, hah.. Apa aku sudah menyakitimu?" tanya pria itu masih tertawa.
   " hah.. Belum. Aku ulangi lagi. Namaku Ren Shouta. Ini rumahku, jadi kau sedang berada dirumahku." ucap Ren memiringkan kepalanya. Dia duduk seperti anak kecil dan menatap Nara seperti sebuah hal baru yang akan ia mainkan.

   " apa kau...menculikku? " Nara mencoba menatap Ren dengan takut.

   "hm? Hm.. Yah kalau melihat keadaan sekarang, aku memang menculikmu. Apa kau keberatan? " hah.. Pria ini mengatakan seolah menculik seseorang itu terdengar seperti hal yang lumrah.

   " kenapa? "

   " hm.. Aku hanya sangat menyukaimu. Oh.. Mungkin aku juga mencintaimu. Karena itu aku menculikmu. Apa ada yang salah? "

   Nara mencoba memggerakkan tangan dan kakinya lagi, berharap bisa membuka ikatannya. Tapi hanya perih yang ia rasakan.

   " hei.. Jangan terlalu banyak bergerak. Kau hanya akan melukai dirimu sendiri. " ucap pria itu mengelus kepala Nara lembut. " aku baru saja melihatmu. Lalu aku mulai mengawasimu sebulan terakhir ini. Hah.. Mungkin agak terlambat, tapi aku turut berduka dengan kematian ayahmu. Penghalang satu sudah pergi. Oh, karena kau tinggal sendirian, mulai sekarang kau akan tinggal disini. Ber..sa..ma..ku." Ren tersenyum manis. Beda dengan Nara yang semakin pucat saja. Tinggal dirumah itu? Bersama pria itu? Yang benar saja!

   " tidak!. Aku ingin pulang. Tolong lepaskan aku. Tolong." pinta Nara memohon.

   " hihi.. Itu tidak mungkin. Hm.. Semua orang yang masuk kerumahku akan sulit untuk keluar dengan aman. Kau tidak ingin itu terjadi padamu,bukan?. "

   " apa maksudmu? " Nara bingung.

   " ya.. Aku memang tidak normal. terakhir kali aku membawa seseorang kemari, dia mencoba kabur. Dia berhasil, tapi itu tidak lama sampai aku menemukannya lagi. Aku menusuknya. Tapi ternyata terlalu dalam dan ya, dia mati. Hihi.." Ren menghapus airmata dipipi Nara.

   " tapi aku tidak mau disini. Aku ingin..pulang." ucap Nara mulai terisak.

PLAK..

   Sebuah tamparan mendarat dipipi Nara. Ia sangat terkejut. Ren terlihat sangat marah tapi ia masih mempertahankan senyum manisnya itu.

   " aku benci penolakkan. Jangan menolak kebaikkanku. Karena aku sangat jarang bersikap baik. Cukup turuti saja dan kau akan baik-baik saja. " ujar Ren mengusap pipi kanan Nara yang memerah karena tamparannya. " hm.. Baiklah, ini sudah  malam. Aku sangat lelah hari ini. Aku ingin istirahat dan tidur."

   " tolong..lepaskan aku.." bisik Nara takut.

   " maaf. Aku tahu ini tidak nyaman. Tapi aku akan tetap mengikatmu seperti ini sampai kau mau menurut dan patuh padaku. Baik, selamat malam. " ucap Ren bangkit dan berjalan menuju pintu.

   Setelah membuka pintu, ia kembali berbalik.

   " oh ya. Dan jangan pernah mencoba untuk kabur ya. Aku tidak ingin melukaimu. Karena aku..cukup tempramental.. Hihi.." iapun keluar dan kembali menutup pintu dan menguncinya.

   Nara kembali menangis..

---- next part😊
      Vote dan komen terbuka💓

 

Cowok Yandere [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang