Sesuai harapan

560 54 2
                                    

   Jauh-jauh waktu Ren sudah merapikan rumahnya. Termasuk semua keperluan Nara. Ia sudah membawa semua pakaian dan barang-barang Nara ke vila itu. Ingat, Ren ahli dalam menghilangkan jejak?. Ya. Dia melakukannya.

   Begini. Ren sudah meminta persetujuan polisi untuk menculik Nara. Ah.. Bukan. Ia terhitung mengadopsi Nara karena ia tinggal seorang diri. Daripada terdengar seperti mengadopsi kucing, lebih baik dengan alasan akan menikahinya. Tentu polisi menyetujuinya. Lagipula itu adalah tindakan yang baik agar Nara bisa dilindungi dari bahaya. Seorang gadis tinggal ditempat yang jauh dari keramaian dengan resiko kejahatan sangat tinggi. Dan Nara sepertinya masih sangat polos untuk mengetahui itu.

   Dan sekarang Nara sudah menjadi miliknya. Ia tidak ingin dia diganggu oleh orang lain. Baik keluarga maupun teman-temannya. Sudah terlambat untuk menghawatirkannya saat dia sudah ada ditangan yang tepat. Ren akan sangat murka jika ada orang yang berusaha untuk memisahkannya dari Nara. Baik itu keluarga, teman, bahkan polisi sekalipun. Tidak ada yang boleh menyentuhnya lagi.

   Ren akhirnya sampai divila. Ia masuk dan berjalan menuju sebuah kamar. Ya. Nara ada didalamnya. Tertunduk lemah dengan tubuh masih terikat. Ren membuka sebuah laci dan mengambil kotak berisi obat-obatan.

   Iapun mendekati Nara dan berlutut dihadapannya. Ren mengambil sehelai kapas dan menuangkan alkohol diatasnya. Perlahan ia mulai mengusap luka dipipi Nara dengan kapas dingin itu. Seketika pula Nara terkejut karena rasa perihnya.

   " hentikan... Sakit.." lirih Nara. Luka goresan yang dibuat Ren sangat sakit saat terkena kapas alkohol itu. Bagaimana dengan luka tusukan dipahanya nanti. Tubuhnya gemetar menerima sentuhan itu.

   " sakit?. Apa sesakit saat luka ini baru kubuat?. Tidak, kan?. Lagipula aku ingin mengobatimu. Tahan sedikit." ucap Ren sambil mengusap sisa-sisa darah yang sudah mengering dipipi Nara. Iapun menganti kapas yang sudah kotor itu dengan yang baru dan kembali menuangkan alkohol. Ia turun mengusap lengan Nara yang juga terdapat luka sayatan. Rasa dingin dan perih membuat Nara kembali mengeluarkan airmata. Melihat itu, Ren tersenyum senang.

   Ren tidak menyesal sudah menyakiti Nara. Tidak sedikitpun. Sudah bisa dilihat kalau dia sangat menikmatinya. Walaupun ia dalam keadaan tidak sadar, tapi beginilah caranya menyalurkan kemarahannya. Rasa frustasi atas trauma yang ia alami mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang ia ingin orang lain rasakan juga.

   " apa yang mendorongmu untuk meninggalkanku?. Apa kau sudah punya kekasih diluar sana?. " tanya Ren tiba-tiba.

   " tidak.." lirih Nara. Mana mungkin Ren akan percaya kalau dia punya kekasih. Itu tidak mustahil jika Nara mengatakan ia memang punya kekasih, tapi siapa yang akan ia tunjuk menjadi pacar pura-puranya?.

   " hm.. Sudah kubilang, kau akan baik-baik saja selama kau menurut. Aku juga tidak akan melakukan ini jika kau tidak mencoba kabur, kan?. Harusnya dari awal kau menganggap serius atas teguranku.." ujar Ren. Kini tangan mengambil satu kapas dengan alkohol lagi dan mulai mengusap luka dipaha Nara. Nara hampir berteriak saat kapas itu tepat mengenai luka tusukan yang terbuka itu. Tapi ia menahannya. Suaranya baru mulai terdengar, ia tidak ingin suaranya menghilang lagi.

   " keinginanku terkabul. Kita berlibur kevilaku. Hanya kau dan aku..hihi.. Hm.. Apa yang akan kita lakukan disini, ya?." Ren selesai mengobati luka Nara dan bangkit.

   " hm.. Apa kau lapar?. Baiklah, aku akan memasak. Untuk sekarang akan kulepaskan ikatanmu. Tapi jangan mencoba untuk kabur lagi, ya?. " ucap Ren mulai membuka ikatan tambang ditubuh, tangan dan kaki Nara. Ren bisa melihat goresan dipergelangan tangan Nara. Begitupun dilengan dan pergelangan kaki Nara. Berwarna merah dengan luka goresan akibat tali tambang itu.

Cowok Yandere [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang