Entah kenapa suasana canggung ini terjadi. Mereka tidak mengatakan apapun sejak mereka masuk kemobil. Sesekali ia melirik dari kaca spion mobil.
" kita akan kemana?." Tanya Rin akhirnya. Ia memulai pembicaraan.
" hm.. Aku tidak tahu. Gin hanya bilang harus pergi sejauh mungkin. Aku tidak tahu maksudnya kemana. " jawab Denji.
" hm..begitu ya." Rin menunduk lesu. Kalau seperti ini, sampai kapan mereka akan terus lari.
" Aku menyukaimu.."
Seketika mata Rin membulat kaget. Tadi itu apa?. Denji? Apa?
" hm?"
Tiba-tiba Denji menarik tengkuk Rin dan mencium bibirnya lembut. Rin semakin terkejut dan membeku. Sampai Denji melepaskan bibirnya.
" maaf.." ucapnya kembali fokus mengemudi.
Tadi itu apa.. Tunggu, Denji menyukainya?. Tapi bagaimana?.
" kenapa..kau menyukaiku?" tanya Rin pelan.
" tidak tahu.. Terkadang kita tidak butuh alasan untuk menyukai seseorang,bukan?." ucap Denji ringan. Ia juga tidak berharap lebih.
Ia sudah mengenal Nara sejak lama. Pertama kali saat Nara mengenalkan Rin pada mereka, ia tidak tahu kenapa ia merasakan perasaan yang aneh. Tepat saat kedua orang tuanya berpisah, Rin jadi semakin menjauh. Ia hanya menyimpan perasaannya sejak saat itu. Tapi akhirnya mereka bertemu lagi saat pertama kali mereka merasa Nara menghilang. Ia senang.
Sejauh ini mereka hanya berteman. Tak lebih dari Rin adalah adik Nara dan Denji adalah teman Nara. Bagaimana jika Nara tahu? Apa reaksinya?.
" aku juga..menyukaimu.." cicit Rin. Ia mengira Denji tidak mendengarnya.
" benarkah?." tanya Denji menarik dagu Rin untuk membuatnya bisa melihat wajah Rin. Seketika tatapan mereka bertemu.
" y-ya.." jawab Rin tergagap. Senyum Denji mengembang. Iapun kembali mencium bibir Rin. Merekapun kembali melanjutkan perjalanan dengan senyum.
Rasa senang itu tidak berlangsung lama. Sampai mereka terpaksa berhenti saat melihat jalan didepan mereka sudah dibarikade. Tidak ada sedikitpun jalan tersisa. Denji masih didalam mobil saat seorang dari mereka turun dari mobilnya dan berjalan kearah Denji.
Orang itu mengetuk-ngetuk kap mobil Denji, memintanya untuk keluar. Ia masih belum tahu siapa mereka ini. Tanpa berpikir, Denjipun keluar.
" Ada apa?." tanya Denji.
" tidak ada apa-apa.. Kami sedang menunggu seseorang. Hanya kau yang lewat dijalan ini. Berarti kaulah yang sedang kami cari." ucap pria bermasker hitam itu.
" aku?.."
" Oh, bukan. Maksudku kalian berdua." tambah pria itu menunjuk Rin yang masih duduk didalam mobil.
Seketika Denji mengingat sesuatu setelah melihat beberapa orang mulai berdatangan. Mereka masing-masing memegang pistol dan menodongkannya kearah Denji.
" tidak. Kau salah orang." ucap Denji dan hampir berbalik untuk masuk kemobil.
DORR!!
Tepat saat itu sebuah timah panas menembus lengannya. Iapun jatuh berlutut menahan rasa sakit dilengannya. Rin yang melihat itu segera akan membukakan pintu. Tapi dengan cepat Denji menahan pintu itu. Iapun menggerakkan jarinya untuk isyarat mengunci pintu mobil.
Rin ingin keluar, tapi Denji memintanya untuk mengunci pintu. Tapi bagaimana dengan Denji.
" ayo ikut. Kalau kau tidak mau gadis itu ikut terluka." ajak pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Yandere [Completed✔]
ChickLit" hiks.. sebenarnya apa yang kau inginkan dariku? " Ia menatap gadis itu dengan tatapan sayu dan senyum yang terlihat mengerikan. " heeh? sudah terhitung 10 kali aku mengatakan ini. Aku.. menginginkanmu. Karena.. Aku.. Mencintaimu. " ucapnya deng...