Lose..
Nara benar. Ini menyenangkan. Ia baru akan memasukkan koin lagi saat ia merasa ada yang aneh. Iapun mengurungkan niatnya untuk lanjut bermain dan menunggu Nara keluar dari toilet. Iapun kembali meminum boba tea yang tadi mereka beli. 5 menit. Oke mungkin Nara butuh waktu lebih. 10 menit. Tunggu, ini lama sekali.
15 menit..
Apa terjadi sesuatu pada Nara?. Ia mulai kawatir kenapa Nara belum juga keluar dari toilet. Iapun mendekati toilet dan masuk. Ia berfikir dahulu sebelum masuk kedalam toilet wanita. ' hah.. Apa peduliku. Kenapa Nara lama sekali.' batinya sambil menerobos masuk. Beberapa wanita disana kaget dan hampir berteriak. Tapi Ren segera menyuruh beberapa wanita itu untuk diam. Iapun mulai membuka semua pintu toilet satu-persatu. Pintu pertama, kedua, ketiga dan terakhir,keempat. Kosong..
Cih..!!
Ren terkecoh. Ia mengacak dan menarik rambutnya frustasi. Marah dan kesal bercampur aduk. Kenapa ia bisa tidak fokus dan malah ceroboh seperti ini. Ia tidak menaruh curiga sama sekali dengan tingkah semangat Nara yang terlihat tidak biasa.
Iapun berlari keluar toilet dan pergi dari area permainan itu.pikirannya kalut dan kacau hingga ia tidak bisa berfikir lurus. Kenapa ia malah memberikan kesempatan padanya untuk keluar rumah? Kenapa ia percaya kalau dia sudah mau beradaptasi dengan rumahnya? Kenapa ia percaya dengan semua tingkahnya yang seolah sudah menerimanya?. Kenapa?! Kenapa?! Kenapa?!!.
" hah.. Gadis itu sudah berbohong. Dia sama saja dengan yang lain. Tapi dia bertingkah seolah menjinakkanku. Dia..mencoba MENJINAKKANKU!. Hah!!" Ren segera turun dan bergegas menuju basement. Secepat mungkin ia mengeluarkan mobilnya dari sana dan bergegas pergi.
~~~
Nara masih didalam bis. Ia tidak turun disetiap bis berhenti. Ia masih memikirkan kemana ia harus pergi. Tidak mungkin ia pulang kerumah ibunya selama Ren masih mencarinya. Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada ibunya dan Rin. Ia juga tidak mungkin pergi kerumah teman-temannya. Itu sama saja ia membahayakan teman-teman sendiri. Ren tidak akan segan untuk melakukan hal nekat.
" permisi, kau ingin turun dimana?. Ku lihat kau tidak ingin turun ya?. Tanya supir bis itu. Nara sadar dari lamunannya.
" ma-maaf. Aku hanya bingung untuk turun. Jujur saja aku tidak tahu harus pergi kemana." jawab Nara.
" Apa kau punya uang?." tanya supir itu lagi. Nara terkejut. Benar juga. Ia tidak membawa uang sepeserpun. Ia hanya membawa handphone ditas kecilnya.
" ma-maaf. Aku tidak membawa uang sedikitpun. Aku hanya membawa handphone. Ah.. Bagaimana ini.." ujar Nara merasa tidak enak. Ia tidak memikirkan hal itu sebelum menaiki bis itu.
" hm.. Baiklah. Tidak apa-apa. Lagipula kau tadi terlihat buru-buru. Wajar jika kau lupa. Hm.. Ini sudah hampir malam, kau ingin kuantar kemana?. "
" benarkah?.. Aku sangat minta maaf. Aku akan turun dihalte berikutnya saja." ucap Nara. Pria paruh baya itu tersenyum ramah. Iapun menghentikan bisnya setelah sampai dihalte terakhir. Nara kembali berterimakasih dan turun dari bis.
Matahari mulai terbenam. Ditambah ia tidak tahu sekarang ada dimana. Ia hanya bisa melangkahkan kakinya tanpa arah yang jelas. Seperti orang ling lung. Ia melewati gang demi gang, rumah demi rumah yang ia temui. Tentu saja semua orang sudah masuk dam berkumpul dengan keluarganya masing-masing. Sepertinya malam ini akan hujan. Awan terlihat mendung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Yandere [Completed✔]
Chick-Lit" hiks.. sebenarnya apa yang kau inginkan dariku? " Ia menatap gadis itu dengan tatapan sayu dan senyum yang terlihat mengerikan. " heeh? sudah terhitung 10 kali aku mengatakan ini. Aku.. menginginkanmu. Karena.. Aku.. Mencintaimu. " ucapnya deng...