" selamat pagii.. " bisik Ren tepat ditelinga Nara. " bangunlah pengantuk.."
Nara mulai membuka matanya. Entah sejak kapan ia tertidur diranjang. Ya, Ren tidak bisa sejahat itu. Ia memindahkan Nara saat Nara sudah tertidur.
" tidurmu nyenyak juga." Ren duduk diatas ranjang tepat disamping Nara. Nara tidak menjawab dan tidak pula bergerak. Ia masih ingat tamparan yang mendarat dipipinya tadi malam. Itu.. Mengerikan.
" hm.. Apa yang akan kau lakukan hari ini? " tanya Ren menyentuh pipi Nara yang masih terlihat jelas bekas airmata.
" aku..harus pergi bekerja." jawab Nara menatap Ren. Jari Ren berpindah kerambut Nara dan memelintirnya lembut.
"hm.. Apa kau harus bekerja? Tapi aku ingin menghabiskan hari ini bersamamu. " ucap Ren.
" tolong izinkan aku.." Nara menatap Ren memohon.
"hihi.. Ti-dak. Kau tidak boleh pergi kemanapun. Aku masih ingin menatapmu seperti ini. Sudah lama aku menginginkanmu. Dan sekarang, aku mendapatkanmu. Kau..mengagumkan. Dan ya, selama kau menurut, kau akan baik-baik saja. " Ren turun dan melangkah keluar dari kamar.
" bersiaplah. Aku sudah menyiapkan semua yang kau butuhkan disini." tepat saat ia melewati pintu, " oh ya, setelah itu turunlah untuk sarapan. " lanjutnya kemudian berlalu.
Ini.. Gila. Nara seperti sedang mengalami mimpi buruk. Tentu saja tidak ada yang akan menjamin keselamatannya selama berada disini. Dan pria itu, wajahnya saja terlihat seperti pembunuh. Mungkinkah dia memang ingin membunuh Nara? Nara bergidik memikirkannya.
Iapun bangkit dan langsung melihat sebuah bag berisikan pakaian. Ia ragu untuk memakainya. Tapi sekarang ini hanya pakaian yang melekat pada tubuhnyalah yang tersisa. Baiklah..tidak ada pilihan lain. Iapun melangkah menuju kamar mandi dan membawa bag itu.
Setelah mandi dan bersiap, iapun memberanikan diri untuk keluar dan turun. Ren yang sudah menunggu langsung menoleh saat Nara hampir sampai kearahnya.
" kau sudah siap.. Bagaimana bajunya? " tanya Ren menopang dagu.
" ini.. Tidak nyaman." jawab Nara.
" hei.. Kau tampak cantik memakainya. Kawaii..kawaii. baiklah ayo sarapan."
Nara baru saja akan mendekat saat ia menyadari tidak ada kursi lain.
" maaf.. Dimana aku bisa duduk? " tanya Nara.
Ren menoleh lagi." oh.. tidak ada kursi lain ya. Baik, tidak perlu dipersulit. Kemarilah.." ucap Ren menepuk lututnya, menyuruh Nara duduk dipangkuannya.
Nara membeku. Ini..gila. Tidak mungkin Nara akan menurut begitu saja. Mungkin pria ini memang sudah gila. Nara menggeleng.
" kenapa? Kemarilah.." ulang Ren dengan penekanan.
Nara ingin mundur. Tapi ekspresi pria itu tampak mulai marah. Nara hanya perlu menurut untuk saat ini. Daripada ia yang menjadi sarapan pria itu. Perlahan iapun mendekat. Ren meraih tangan Nara dan menariknya sampai Nara terduduk dipangkuannya.
" hm.. Tidak sulit,bukan? " ucap Ren. Iapun memeluk Nara dan menenggelamkan wajahnya dilehernya. Itu geli untuk Nara.
" ayo..sarapan." ajak Nara mencoba melepaskan pelukkan Ren.
" baiklah.." Renpun memotongkan pancake dan menyuapkanya ke mulut Nara. Dengan ragu Nara memakannya.
" bagaimana rasanya? " tanya Ren ikut memakan pancake itu.
" ini enak." jawab Nara. Jujur saja karena ini memang enak.
" terimakasih. Aku baru belajar membuatnya." iapun kembali menyuapi Nara.
Tatapan Nara turun menuju jari-jari Ren. Terdapat banyak lilitan kain kasa seperti menutupi luka. Punggung tangannya juga ada sedikit lebam keunguan dibeberapa bagian.Dan jika dilihat dengan teliti, diwajahnya juga ada sedikit luka lebam seperti dipelipis kiri dan pipinya.
" tanganmu..terluka?" tanya Nara. Ren menoleh dan mengikuti arah tatapan Nara menuju tangannya.
"hm.. Aku harus melakukan sesuatu diluar sana. Ini bukan apa-apa. Apa kau...menghawatirkanku?" tanya Ren menatap Nara dengan senyum.
Ini terlalu dekat. Nara sangat merasa tidak nyaman dengan tatapan pria itu. Ia melempar tatapanya ke pancake. Berharap semoga pria itu tidak berbuat nekat.
" aku hanya bertanya."
" kau lucu sekali. Baiklah, mulai sekarang kita akan makan seperti ini sampai seterusnya. " itu membuat Nara terkejut.
Ah tidak. Lagipula ia tidak ingin lama-lama disini. Itu tidak akan terjadi. Karena ia hanya akan menurut sampai ia bisa keluar dari sini dan lari. Setidaknya ia harus pergi kekeramaian agar bisa meminta pertolongan jika pria ini menangkapnya. Hah.. Untuk kali ini ia malah ingin pergi kekeramaian.
" hei.. Kau melamun? Ayo buka mulutmu.." Nara tersentak. Ren kembali menyuapi Nara sampai mereka selesai sarapan.
Ia pikir ini sudah selesai. Tapi Ren belum juga menurunkannya. Ia malah terus menatap wajah Nara.
" kita..sudah selesai sarapan,kan? Boleh lepaskan aku? Ah.. Aku pasti berat." ucap Nara mencoba untuk pergi. Tapi Ren malah menahan tubuh Nara.
" kau berat? Ahahaha.. Aku bahkan bingung kenapa kau seringan ini. Apa kau diet atau semacamnya?. Kau tahu itu tidak baik untuk kesehatanmu,kan?" Ren memainkan pergelangan tangan Nara, menggerakkanya seperti tangan boneka.
" aku tidak diet. "
" kalau begitu apa kau mau makan lagi? Aku bisa membuat pancake lagi untukmu. Oh atau yang lain? Aku akan membuatkannya. Kau harus makan yang banyak... Agar bisa melawanku." Ren terkekeh. Sungguh, ia hanya berfikir bagaimana gadis itu akan mencoba kabur dengan tubuh lemah seperti itu.
" tidak."
" hihi.. Baiklah. Jika kau membutuhkan sesuatu, katakan saja padaku. " ucap Ren kembali memeluk Nara. Tiba-tiba ia ingat sesuatu.
" maaf.. Apa kau melihat handphoneku? " tanya Nara.
"Handphone? Em.. Kau tidak butuh itu sementara waktu ini. Tapi mungkin kau akan membutuhkannya suatu hari nanti untuk menghubungiku. "
Nara tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Kenapa pria ini sangat menyebalkan. Satu-satunya cara agar aman dari terkaman harimau adalah diam dan menurut saja dulu.
' hah.. Mungkin jika aku bersikap acuh dan tidak peduli dengannya, mungkin dia akan bosan dan melepaskanku. ' batin Nara.
" oh..ti-dak. Hahaha jangan pernah berfikiran seperti itu, sayang. Hal yang harus kau syukuri dariku adalah.. Aku tidak akan menghianati orang yang kucintai. Hm.. Mungkin ini terlalu cepat, tapi, aku tidak akan pernah melepaskanmu. Dan kau, jangan pernah mencoba untuk meninggalkanku, ya."
Damn..
Pria ini bisa membaca pikiran?!
---next part😊
Vote dan komen terbuka💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Yandere [Completed✔]
ChickLit" hiks.. sebenarnya apa yang kau inginkan dariku? " Ia menatap gadis itu dengan tatapan sayu dan senyum yang terlihat mengerikan. " heeh? sudah terhitung 10 kali aku mengatakan ini. Aku.. menginginkanmu. Karena.. Aku.. Mencintaimu. " ucapnya deng...