Pergi

468 53 1
                                    

   Nara menuruni tangga perlahan. Seharian ini ia hanya duduk dikamar tanpa melakukan apapun. Oh bukan, satu bulan ini ia hanya duduk dikamar tanpa melakukan apapun. Ren tidak mengizinkannya untuk turun bahkan keluar dari kamar.

    Nara sudah mencoba meyakinkan Ren bahwa ia akan baik-baik saja. Tapi Ren selalu menolak dan memberikan tatapan anti bantahannya itu. Dan setiap kali ia mendapat tatapan itu, ia juga akan mendapat perlakukan jahat lainnya.

   Sekarang, daripada terus meminta izin, lebih baik ia turun selagi Ren tidak dirumah. Dan jika Ren pulang, ia akan langsung bergegas kekamar. Beberapa hari terakhir ini ia melakukan trik ini dan masih aman. Terkadang ia memilih tetap dikamar karena dikamar juga pemandangannya juga bagus. Dan hari ini ia memilih turun untuk duduk didepan kolam renang.

   Karena akhir-akhir ini Ren lebih sering keluar, jadi Nara mendapat kesempatan untuk sedikit menyusuri rumah besar itu. Kali ini tidak untuk mencari jalan keluar. Hanya untuk melihat-lihat.

   Sejauh ini Nara hanya terus terpana dengan design rumah itu. Ia juga sangat suka dengan kolam renang itu. Terlihat sangat segar dan cerah. Mungkin Ren takut jika Nara terjatuh dikolam itu karena keadaannya yang masih belum sepenuhnya pulih. Tapi Nara bukan anak kecil lagi yang tidak paham dengan alasan itu.

   Nara duduk di sofa yang berada didekat kolam. Ia kembali membuka botol minum yang berisi air mineral dan meminumnya. Dan ya, Ren sangat memaksa Nara untuk terus meminum air. Jadi ia juga membawa botol itu ikut bersamanya setiap kali ia turun.

   Terlihat seperti anak kecil memang, tapi apa boleh buat. Ini juga demi kesehatannya. Ajaib sekali Ren tidak pernah mengungkit masalah penculikannya waktu itu. Sepertinya itu adalah kebaikkan Ren saat ini dan Nara harus tetap tenang agar Ren tidak melanjutkan hukumannya.

   Ren. Sangat baik. Jauh dari fakta dia adalah seorang Mafia, dia itu sangat baik. Walaupun dia cukup tempramental dan kejamnya bukan main, tapi jika Nara mengerti apa yang dia inginkan, semuanya terasa masuk akal.

   Ren sangat melindunginya. Bahkan disaat dia sibuk dengan urusannya. Dia selalu memeluk Nara saat tidur. Membangunkannya dengan lembut. Menyiapkan semuanya dengan tenang. Nara sangat kagum dengan kesabarannya dalam melakukan sesuatu. Nara belum pernah mendengar Ren mengeluh atas pekerjaannya. Sepertinya dia memang menikmati harinya bersama Nara.

   Hanya jika semuanya jadi sedikit lebih tenang. Nara mulai menerima Ren. Lama kelamaan, Nara mengerti situasi ini. Ia juga belum menyinggung tentang pertunangan mereka. Itu masih terlalu menakutkan untuknya. Hanya jika...

   " wah wah.. Apa ini?."

   Suara itu mengejutkan Nara seketika. Nara tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Ren sudah pulang?!. Bagaimana Nara bisa lupa dan malah tenggelam dalam pikirannya sendiri.

   " ternyata kau tidak menurut?. Tapi kenapa?. Kau menganggap nasihatku itu sebuah lelucon?.." Ren mendekat perlahan. Sesaat sebelum Ren sampai dihadapannya, ia langsung bangkit dan membungkuk dihadapan Ren.

   " tolong...maafkan aku.." ucapnya pelan.

   " hei.. Tidak perlu membungkuk seperti orang bodoh. Kau bersikap seperti itu seolah aku ini orang asing.." Ren menarik wajah Nara untuk menatapnya. Oh tidak..

PLAKK!

   Sebuah tamparan mendarat keras dipipi Nara. Rasa panas dan perih mulai menjalar dipipinya.

   " apa kau yakin, kau baik-baik saja?" tanya Ren menatap tajam mata Nara yang terlihat takut.

   " y-ya.. Aku-" Nara baru akan mengatakannya saat tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Tidak. Entah kenapa ia pusing. Padahal sebelumnya semuanya baik-baik saja. Seketika ia kehilangan keseimbangan dan mendarat dipelukkan Ren.

Cowok Yandere [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang