Akhirnya Takuma membuka matanya. Rin yang baru sampai langsung menghampirinya.
" kak Takuma. Kau sudah bangun."
" ya.. Apa kau baik-baik saja?." tanya Takuma.
" ya. Aku baik-baik saja. Siapa yang melakukan ini?. Apa kau melihat wajahnya?." tanya Rin.
Gin dan Denjipun sampai. Merekapun mengelilingi Takuma dan mempertanyakan hal yang sama.
" dia sudah ada didalam rumah itu sejak kami masuk. Tapi entah kenapa tidak ada yang menyadarinya. Bahkan aku." jelas Takuma.
" jadi dia sudah tahu kita akan menyelidikinya. Bagaimana kalau kita kembali melaporkan ini. Ini bukti yang kuat." usul Denji.
" tidak. Kali ini aku tidak setuju dengan usulan itu. Dia sudah cukup memperingati kita agar menghentikan pencarian. Kalau kita tetap melanjutkannya, akan ada lagi salah satu dari kita yang tumbang." jawab Takuma.
" Tapi bagaimana dengan kak Nara?. Apa kita akan berhenti begitu saja?. Itu tidak mungkin." ujar Rin. Ia memang sangat takut sekarang. Karena ternyata yang menyerang Takuma bukanlah penculik biasa. Takuma hanya terkena tembakan pelumpuh. Mungkin kalau semakin dilawan, mungkin salah satu dari mereka bisa mati. Tapi bagaimana dengan Nara?.
" tidak. Begini saja. Setelah aku membaik, aku akan mencoba mengikutinya. Dia pasti akan kembali kerumah itu. Dan kemanapun dia pergi setelahnya, dia pasti akan berakhir kerumah dimana dia membawa Nara. " Takuma meringis kecil merasakan nyeri diperutnya.
" setelah aku tahu dimana rumah itu, aku akan membawa Nara setelah dia pergi lagi." lanjut Takuma.
Itu memang ide bagus. Tapi apa mereka bisa?. Terlebih Takuma.
" tidak mungkin kau pergi sendirian. Bagaimana jika tempat itu jauh dari pemukiman. Akan berbahaya jika kau ketahuan dan malah dihabisi disana. Aku akan ikut." ujar Gin.
" justru itu aku tidak ingin kalian ikut. Jika salah satu dari kita tertangkap, itu akan semakin merepotkan. " ucap Takuma. Itu memang benar. Tapi masih sangat beresiko. Seperti kejadian dirumah itu, pria itu bisa saja juga sudah mengawasi mereka.
" baiklah. Tapi kau harus terus tersambung dengan kami. Jika terjadi sesuatu, cepatlah menjauh." ucap Gin. Orang yang sedang mereka hadapi ini bukan sembarangan. Sepertinya dia sudah sangat terlatih. Dan mereka belum pernah menghadapi ancaman seperti ini.
Nara harus kembali. Takuma yakin ia bisa menyelamatkan Nara. Tapi keadaannya sekarang tidak sesuai harapan. Ini akan memakan waktu, sedangkan Nara harus segera diselamatkan. Tidak mungkin dia menyuruh Gin dan Denji untuk melakukan rencana itu. Ia tidak ingin mereka bernasib sama dengannya. Apalagi Rin. Rin sama sekali tidak boleh ikut. Cukup Nara saja yang diculik.
Dan jika tertangkap, apa Takuma bisa melawannya dengan tangan kosong?. Jelas orang itu akan menggunakan senjata api. Tapi tidak. Tujuannya bukan untuk tertangkap,kan?. Ia harus bisa bersembunyi dan mengikutinya diam-diam.
" kalau begitu, kau harus pulih terlebih dahulu. Jangan terlalu dipaksakan." ujar Denji.
~~~
" hm.. Aku tidak ingin pergi. Tapi ada hal yang harus aku selesaikan diluar." ujar Ren dengan Nada malas. Nara mengikuti Ren sampai kepintu. Ren sudah berkali-kali meminta Nara agar tetap dikamar karena kaki Nara masih belum sepenuhnya pulih. Tapi Nara selalu ingin berjalan walau masih terpincang.
" kapan kau akan kembali?." tanya Nara. Hee? Kenapa ia terdengar seperti tidak ingin Ren pergi?.
" aku?. Secepatnya. Jangan kawatir. Kau aman disini. Tapi aku masih harus menguncimu, ya." ucap Ren. Ia mengecup bibir Nara lembut dan tersenyum.
" apa kau membutuhkan sesuatu?. Aku bisa mencarinya diluar kalau perlu." tanya Ren.
" tidak.." jawab Nara.
Ren membuka pintu dan keluar. Ia memberikan senyum sekali lagi sebelum akhirnya ia menutup pintu dan menguncinya dari luar. Nara tidak pernah melawan lagi. Ia juga tidak keberatan Ren menguncinya dari luar dan menjadikannya seperti kucing. Walaupun ia sedikit merasa bosan dan lelah, setidaknya ia hanya sendirian disini.
Jujur saja vila ini sangat bagus. Ruang tamunya sangat mewah dan rapi. Ditambah dengan letaknya yang jauh didalam hutan. Siapa yang menyangka ada sebuah vila mewah didalam hutan. Udara yang sangat sejuk dan segar. Ditambah dengan suasana yang tenang. Nara suka.
Ren memang sering pergi keluar. Mungkin salah satu tujuannya adalah menjauhkan teman-teman Nara.
'apakah Rin juga ikut mencariku?. Semoga Mereka baik-baik saja.' batin Nara.
Ia kembali berjalan menuju ruang makan. Iapun duduk dikursi dan kembali meminum susu yang dibuatkan Ren tadi untuknya. Mungkin agar membantu pemulihan tubuh Nara. Tidak perlu memikirkan bagaimana cara untuk keluar dari sini. Nara sudah sangat lelah berlari. Mau pergi kemanapun, Ren akan terus menemukannya. Tidak peduli sejauh apapun itu.
Setelah menghabiskan susunya, iapun melangkah menuju kolam renang yang berada tepat didepan Ruang makan. Nara menggeser pintu kaca itu dan keluar. Ren sudah melarang Nara untuk keluar karena cuaca memang sangat dingin. Tapi Nara tetap pergi kekolam itu dan sekarang ia memasukkan kedua kakinya kedalam kolam yang dingin itu. Airnya serasa menusuk kulitnya.
" dingin..sekali."
Kalinya mulai berayun. Dadanya terasa sesak. Lelah. Ia sangat lelah. Merindukan Ayahnya, ibunya dan juga Rin. Ingin menemui Rin dan meminta maaf. Bukannya mengalah, Nara malah ingin pergi semakin jauh. Kemarahan Rin yang paling membuatnya merasa bersalah. Tapi ia tidak mungkin meninggalkan ayahnya seorang diri. Tak terasa air matanya mengalir.
Kalau ada hal yang ingin Nara lakukan, itu adalah meminta maaf pada Rin. Tapi ia tidak yakin Rin akan memaafkannya. Ia hanya punya kesempatan kecil jika Ren mau mempertemukannya dengan adiknya itu. Apa Ren mau mengabulkan permintaannya itu?.
Nara tidak bisa berbohong, kalau ia masih merasa tinggal dengan orang asing. Walaupun Ren sudah bersikap baik dan memberikan apapun untuk Nara, ia masih menganggap Ren adalah orang asing. Ini masih terlalu cepat untuk membuat Nara juga mencintainya.
" apa aku menyerah saja?. "
Jatuh ketangan Ren bukan jadi masalah,kan?. Melihat perlakuannya pada Nara, mungkin semua gadis akan tunduk padanya.
Baiklah... Tidak ada pilihan lain..
----- next part😊
Vote dan komen terbuka💓💓Enjoyy😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Yandere [Completed✔]
ChickLit" hiks.. sebenarnya apa yang kau inginkan dariku? " Ia menatap gadis itu dengan tatapan sayu dan senyum yang terlihat mengerikan. " heeh? sudah terhitung 10 kali aku mengatakan ini. Aku.. menginginkanmu. Karena.. Aku.. Mencintaimu. " ucapnya deng...